majalahsora.com, Kota Bandung – Sebanyak 400 lebih Staf Ahli Gubernur, Bupati/Walikota dari seluruh Indonesia berkumpul di Kota Bandung menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas). Melalui Rakornas ini, Staf Ahli dituntut lebih optimal dalam melakukan tugas memberikan masukan kepada kepala daerah.
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) dalam acara pembukaan Rakornas Staf Ahli Gubernur, Bupati/Walikota se-Indonesia yang digelar di Hotel Aryaduta, Jl. Sumatera No. 51, Kota Bandung, Rabu pagi (29/11/17). Staf Ahli gaya baru ini menuntut peran lebih optimal dari para staf ahli dalam memberikan masukan kepada kepala daerah. Jangan hanya mengeluhkan soal status atau fasilitas dan pendapatan.
“Makanya dalam Rakornas ini jangan lagi membicarakan keluhan dan curhat. Tapi kita bicarakan optimalisasi peran staf ahli dalam memberikan masukan kepada pejabat di atasnya termasuk bupati/walikota dan para gubernur bagaimana caranya kemudian masukan tersebut bisa mengakselerasi pembangunan dan juga tentu saja masukan bagi program-program OPD,” pinta Aher dalam arahannya.
“Jadi, hasil pertemuan Bandung ini munculkanlah ikon baru di Bandung ini namanya staf ahli gaya baru versi Bandung,” lanjutnya.
Hal yang sama juga disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI dalam sambutannya yang diwakili Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Hamdani. Dia mengungkapkan hal yang sama dengan Aher. Menurut Hamdani, Kementerian Dalam Negeri berkomitmen mengoptimalkan peran staf ahli bagi pembangunan di daerah.
“Secara tegas kita katakan bahwa komitmen Kementerian Dalam Negeri bagaimana mengoptimalkan peran para staf ahli kepala daerah itu tidak kita ragukan lagi,” kata Hamdani dalam sambutannya.
“Kepala daerah wajib hukumnya mengoptimalkan peran dari para Staf Ahli,” tambahnya.
Pada saat yang sama, Aher juga menekankan kepada para staf ahli bahwa sesuai dengan tupoksinya bisa menghilangkan sekat-sekat jabatan dan ego sektoral para pemangku kepentingan di lingkungan pemerintahan daerah. Staf ahli harus mampu menguraikan secara terperinci janji-janji politik kepala daerah yang belum termuat secara jelas dalam program-program pembangunan.
“Jangan merasa terbuang. Lakukan tugas sesuai dengan tupoksi masing-masing, kalau tidak ada buat tupoksi sendiri. Lakukan pendekatan dengan kepala daerah di atas kita, kemudian sepakati tugas kita apa, minta arahan. Kalau tidak ada arahan, arahan diri sendiri. Yang penting bekerja untuk kepentingan orang banyak,” kata Aher.
Ada pandangan yang perlu diubah tentang Staf Ahli. Selama ini, jabatan Staf Ahli dipandang sebagai pejabat yang terbuang dan masuk dalam zona aman atau comfort zone. Pandagan mengenai tupoksi Staf ahli yang belum jelas harus dihilangkan, karena dalam pemerintahan banyak hal yang secara jelas harus dikerjakan untuk kepentingan masyarakat.
“Katakanlah tupoksi belum jelas, banyak pekerjaan yang sudah jelas. Tinggal bagaimana kreativitasnya betul-betul terjadi dalam dirinya. Oleh karena itu, ada pola kejiwaan yang tidak boleh terjadi. Pertama, staf ahli tidak boleh merasa terbuang. Kedua, dia tidak boleh merasa aman karena saya sudah tidak terpakai lagi di jabatan struktural, misalnya begitu. Tapi di Jawa Barat nggak begitu,” ucap Aher.
Rakornas ini digelar pada 28-30 November 2017 dengan mengangkat Tema: “Peningkatan Peran Strategi Staf Ahli Gubernur/Bupati/Walikota dalam Mendukung Penyelenggaraan Pemerintah Daerah”. Rakornas ini dihadiri para staf ahli kepala daerah seluruh Indonesia. Ada Staf Ahli Gubernur dari 23 provinsi, serta para Staf Ahli Bupati/Walikota dari 17 kabupaten/kota di Indonesia.
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, Udjwala Prana Sigit berharap melalui rakornas ini akan lahir komitmen dan dukungan kepada Staf Ahli pemerintahan daerah di masa yang akan datang. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun tampilan Staf Ahli yang profesional dan paripurna untuk mendukung dengan baik tugas para staf ahli.
“Kami para Staf Ahli Gubernur, Bupati/Walikota seluruh Indonesia berkomitmen bahwa kami siap melaksanakan tugas apapun yang dibebankan kepada kita tanpa memilih-milih tugas. Harapan kami bagaimana bisa membantu kepala daerah berwibawa, pemerintah daerah berjalan lancar, mantap maju ke depan dengan tugas pokok fungsi kita,” tukas Sigit. [SR]***