Darius Sinathrya saat menjadi pembicara pada kegiatan nobar dan diskusi film di SMKN 5 Kota Bandung
majalahsora.com, Kota Bandung – Dalam upaya meningkatkan apresiasi para pelajar terhadap film nasional, Pusbangfilm (Pusat Pengembangan Perfilman) Kemendikbud bekerja sama dengan beberapa sekolah di berbagai daerah, mengadakan kegiatan pemutaran film dan diskusi, tidak terkecuali di Kota Bandung.
Di ‘Kota Kembang’ sendiri kurang lebih ada sembilan sekolah terdiri dari SD, SMA dan SMK yang terlibat pada kegiatan tersebut.
Untuk itu Pusbangfilm sengaja menghadirkan beberapa aktris, aktor dan film ke tiap sekolah. Di antaranya Darius Sinathrya, sebagai produser Night Bus, yang berhasil menyabet Film Terbaik Piala Citra FFI 2017 di Manado, dan meraih lima kategori lainnya: naskah adaptasi terbaik; aktor pria terbaik; penyunting gambar terbaik; make up terbaik; wardrobe terbaik.
Poto kanan ke kiri: Dini Indrawati Simbolon, S.H., Kasubbid Apresiasi dan Penghargaan Pusbangfilm Kemendikbud, Dra. Rini Ambarwati, M. Ds., Kepala SMKN 5 Kota Bandung, Darius Sinathrya dan Mira, staf Pusbangfilm
Menurut Darius, dirinya sangat mengapresiasi usaha pemerintah dalam menyebarkan virus budaya nonton film kepada para pelajar. “Kegiatan yang digagas Pusbangfilm sebagai salah satu lembaga pemerintah memiliki nilai positif untuk memajukan perfilman di dalam negeri. Mengundang kami selaku praktisi ke sekolah-sekolah. Diharapkan ke depannya akan meningkatkan budaya nonton film di bioskop. Tentunya film-film yang sesuai umur mereka dan memiliki nilai-nilai positif,” imbuh Darius.
Ia pun menilai apabila para pelajar sudah merasakan sensasi nonton di bioskop nantinya akan menjadi salah satu budaya. Kata Darius, film merupakan produk budaya dan senjata kedua setelah tentara untuk menyampaikan budaya Nusantara ke belahan dunia lainnya.
“Di Amerika memiliki Hollywood, di India ada Bollywood, begitu pun perfilman di Hongkong, Korea dan Jepang. Mereka sudah lebih maju. Dengan film-film mereka yang di import ke kita dan negara lainnya secara tidak langsung telah mengenalkan budayanya. Begitu pun dengan negara Indonesia, apabila masyarakatnya sudah mendukung perfilman nasionalnya, maka akan lebih mudah untuk mengimport film kita ke mancanegara,” sambungnya.
Darius sedang memberikan informasi mengenai perfilman di Indonesia
Darius tidak serta merta membuat pemikiran seperti itu, ia menjelaskan bahwa di Indonesia banyak moviemaker yang berkualitas dengan menghasilkan karya film yang baik. Apabila filmnya sudah berkualitas harus ada penghargaan dari masyarakat Indonesia untuk menyaksikan di bioskop-bioskop. Ke depannya bisa naik ke level internasional. Untuk mengenalkan budaya Nusantara ke luar negeri.
Berbicara mengenai film Night Bus yang diproduserinya, ia menilai bahwa film Night Bus memiliki pendekatan yang berbeda untuk menyampaikan pesan penting kesadaran dan potensi konflik. Itu merupakan film pertama diproduserinya dan langsung mendapat Piala Citra FFI tahun 2017. [SR]***