majalahsora.com, Kabupaten Indramayu – SMK NU Kaplongan, merupakan salah satu sekolah vokasi swasta berkualitas di Kabupaten Indramayu.
Tiap tahun tidak pernah kekurangan siswa baru. Secara jumlah kini ada sekitar 1.944 siswa.
Mereka diwadahi di program keahlian atau jurusan Desain Komunikasi Visual, Teknik Komputer Jaringan, Teknik Permesinan, Manajemen Perkantoran, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Bisnis Sepeda Motor dan Teknik Elektronika Industri.
Keunggulannya yakni sudah menggunakan sistem ujian Computer Based Test (CBT), sistem absensi barcode komputer, SMK Hebat 2019, SMK Berdaya saing tingkat internasional, SMK Berbasis Kompetensi Industri, juara umum LKS tingkat Kabupaten Indramayu, SMK Rujukan dan SMK Cluster serta SMK Induk Tes Tenaga Kerja PT TWI (Epson, Ijon, dll).
Kepala SMK Nahdlatul Ulama (NU) Kaplongan, Kabupaten Indramayu Tobroni, M.Pd., M.Si
“Alhamdulillah sekolah kami dipercaya oleh masyarakat, tiap tahun menerima sekitar 800 orang siswa baru,” kata Kepala SMK NU Kaplongan, Tobroni, M.Pd., M.Si., di ruang kerjanya Jalan Raya Kaplongan, No 28, Karangampel, Kabupaten Indramayu, Kamis (25/5/2023).
Tobroni pun menceritakan sejarah awal mula kesuksesan SMK NU Kaplongan.
Kata Tobroni SMK NU Kaplongan berdiri pada tahun 2002, di latarbelakangi oleh masyarakat Kaplongan yang saat itu bersekolah jauh dari rumahnya.
“Waktu itu tidak ada SMK di sini. Adanya di Indramayu kota, Jatibarang. Terinspirasi dari situ akhirnya kami mendirikan SMK, di wilayah Karangampel. Apalagi di sana-sini sering terjadi tawuran pelajar,” kata Tobroni.
Bengkel Teknik Bisnis Sepeda Motor layaknya bengkel seperti di dealer Honda
“Dulu saat berdiri,hanya ada satu kelas jurusan TKR atau otomotif waktu itu. Pokoknya tiga tahun pertama itu, hanya ada satu kelas satu kelas. Kita gembleng terus anak-anak kita ini menjadi siswa yang betul-betul mumpuni dan luar biasa. Akhirnya punya satu prinsip mengubah pasir manjadi mutiara,” imbuhnya.
Begitu mereka lulus hampir semuanya terserap di dunia kerja
“Waktu itu ada 47 siswa 100 persen terserap di dunia kerja di industri otomotif. Malah waktu itu ada tes yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dengan Dinas Pendidikan Indramayu, saat itu lulusan SMK dikumpulkan.”
“Satu sekolah mengirimkan 20 anak. Se-Indramayu ada sekitar 500 anak, sementara yang dibutuhkan hanya 50 tenaga kerja. Dari 20 anak 19 anak SMK NU Kaplongan diterima di perusahaan Astra Honda (motor),” kata Tobroni.
Berikut link pendaftaran PPDB SMK NU Kaplongan
https://sites.google.com/smknukaplongan.sch.id/psbonline/home
Atas capaian itu saat PPDB tahun berikutnya yang tadinya biasa menerima satu Kelas, meningkat menjadi empat kelas.
Dari pengakuan Tobroni kala itu tidak pernah membuat iklan, tapi infonya menyebar dari mulut ke mulut.
Dari situ tiap tahun ada penambahan dua kelas dua kelas sampai akhirnya, sejak tahun 2012, tiap angkatan, SMK NU Kaplongan menerima 20 kelas atau sekitar 720-800 siswa, dengan jumlah rombongan belajar (rombel), sekitar 60 rombel.
“Kepercayaan masyarakat kepada kami tetap mengenai lulusan yang mudah bekerja. Lulusan kami itu tinggal separo kalau lagi acara purna widya (wisuda), karena sebagian sudah diterima bekerja,” katanya.
Skill dan kompetensi siswa terus dijaga
Tobroni pun mengungkapkan mengenai sistem keuangan yang modern, didukung dengan gedung bangunan yang kokoh. Srana prasarana paling lengkap. Di dalam ruang praktek siswa, sarana prasarananya sesuai dengan pembelajaran terkini.
“Jadi masyarakat juga sudah tahu bahwa sekolah kami memiliki kualitas. Selalu ada inovasi dan mengikuti perubahan jaman agar tidak ketinggalan,” kata Tabroni.
Tobroni pun terus mengotimalkan sumber daya manusianya.
Suasana pembelajaran
“Saya punya prinsip bahwa kemajuan suatu bangsa itu tergantung pada pendidikannya. Ketika pendidikannya bagus maka insya Allah bangsa itu akan maju dengan sendirinya,” kata Tobroni.
“Tapi kemunduran pendidikan, merupakan kehancuran bangsanya itu sendiri. Makanya betul-betul kualitas pendidikan nomer satu. Tentu dengan SDM yang mumpuni. Makanya ada tiga modal yang harus dimiliki guru di SMK NU Kaplongan, pertama attitude untuk kedisiplinan, knowledge sesuai bidangnya masing-masing serta skill yang dikuasai seiring sejalan. Karena kalau hanya teori saja nanti anak-anak dapat apa apalagi ini sekolah kejuruan,” ia menjelaskan.
Ia pun mencontohkan pendidikan di sebuah negara di benua Afrika bagian Selatan, empat kali lebih maju dari Indonesia, ternyata kuncinya mengedepankan pendidikan, kedisiplinan dan kejujuran.
“Makanya kami senantiasa mengedepankan pendidikan para guru bekerjasama dengan industri yang ada. Guru kami dilatih seperti pada program Mitsubishi School Program. Nanti siswa yang diajarkan oleh guru akan direkrut oleh industri,” kata Tobroni.
Pembelajaran di salah satu bangkel
Apabila pendidikan di Indonesia sudah maju, dirinya menyakini program Presiden RI Joko Widodo, pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi lima negara maju dan terdepan.
“Tolak ukurnya pendidikan apabila pendidikan maju, ekonomi juga akan maju begitu juga dengan kesehatan akan maju,” kata Tobroni.
Masih berkaitan dengan SMK NU Kaplongan, bahwa ada kekhasan pendidikan di SMK NU Kaplongan yakni Keaswajaan (Nahdlatul Ulama), bahasa Arab, pendidikan akidah akhlak, tuntunan ibadah.
Siswa laki-laki SMK NU pun sebelum lulus wajib bisa memimpin tahlil, talkin, tausyiah (pidato), tajwid (mengaji) dan tareh (tahu sejarah nabi yang ada dalam kitab barzanji). [SR]***