majalahsora.com, Kabupaten Tasikmalaya – SMKN Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya layak mendapatkan dukungan penuh Pemprov Jabar khususnya Disdik Jabar.
Pasalnya, sekolah yang berada di tengah-tengah lahan pertanian itu sedang semangat-semangatnya untuk mencetak petani-petani milenial.
Sementara dunia pertanian menjadi program unggulan sekolah yang dipimpim Drs. Dedi Suryaman M.Pd., tersebut. Bahkan jurusan pertanian yang paling banyak diminati siswa.
Wakil Kepala Sekolah bidang Hubin Humas, Dadan Syahminuddin S.Pd
“Program unggulan sekolah kami di bidang pertanian. Kebetulan sejarahnya sekolah ini fokus di pertanian yang dikembangakna menjadi 4 jurusan,” kata Hubin Humas SMKN Puspahiang, Dadan Syahminuddin S.Pd., di Jalan Raya Papayan, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (11/1/2023).
Untuk mengembangkan lahan pertanian, pihaknya kata Dadan, menjalin kerjasama dengan perubahan multinasional PT Bayer, yang salah satunya konsentrasi di bidang pertanian.
Adapun bentuk kerjasama kedua belah pihak ini adalah sekolah menyediakan lahan pertanian sementara perusahaan memberikan support berupa pupuk, benih bahan pertanian, insektisida dan lain sebagainya.
SMKN Puspahiang, sekolah pencetak petani milenial perlu sokongan Pemerintah Jabar
“Jadi tugas siswa di sini bertani mulai dari menggarap tanaman cabai tw, hingga panen itu dikerjakan oleh siswa,” ungkapnya.
Dikatakan Dadan, lahan pertanian yang akan diolah seluas 1,5 hektare. Namun, yang tergarap masih sebagain kecil.
“Karena kerja sama ini masih berjalan di tahun ini, jadi lahan yang tergarap masih sebagai percontohan saja (sekitar 2.500 m²). Tapi ke depan terus akan diperluas,” katanya.
Lahan pertanian SMKN Puspahiang yang disokong PT Bayer
Dalam kesempatan yang sama salah satu Guru Produktif Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) SMKN Puspahiang Ida Farida S.T., M.Pd., menambahkan, para siswa yang mengambil jurusan pertanian cukup antusias.
Ia pun berharap, agar lulusan SMKN Puspahiang bisa mengembangkan ilmu pengetahuannya di lapangan dengan menjadi petani milenial.
Apalagi saat ini dunia pertanian mulai ditinggalkan banyak orang yang semestinya hal tersebut tidak terjadi. Sebab, pertanian bukan hanya dalam pemenuhan kebutuhan pangan saja tetapi juga dapat dijadikan sarana untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam.
Cabai merah TW yang ditanam oleh siswa SMKN Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya, melalui program pendampingan dengan PT Bayer memiliki kualitas super
“Alhamdulillah kalau di sekolah kami masih terbilang cukup antusias peminat jurusan pertanian. Dan orang tua siswa juga memberikan dukungan penuh bagi putra-putrinya mengambil jurusan pertanian,” kata Ida, perempuan berkerudung berparas ayu ini.
Selain itu, Ida juga menyinggung soal bentuk kerjasama dengan PT Bayer. Ida berharap agar lulusan SMKN Puspahiang bisa direkrut menjadi bagian karyawan perusahaan.
“Dan kebetulan PT Bayer ini sangat bangga dengan adanya kerja sama karena siswa di sini punya kompetensi dan potensi untuk dunia pertanian,” tuturnya.
Guru Produktif ATPH, Irfan Arif Rifwan, S.P., Gr., dan Ida Farida S.T., M.Pd
Begitu pun dengan Guru Produktif ATPH lainnya, Irfan Arif Rifwan, S.P., Gr., kata dia, bentuk kerjasama di bidang pertanian ini tentunya saling menguntungkan kedua belah pihak.
“Untungnya bagi sekolah sendiri mendapatkan pendampingan yang bisa diadopsi, inovasi apa yang ditemukan di lapangan bisa disalurkan ke materi pembelajaran. Kemudian ada evaluasi aplikasi praktik yang langsung ditangani oleh pihak perusahaan itu sendiri,” kata Irfan.
Lanjutnya kerjasama dengan PT Bayer berjalan selama dua tahun.
Forum Wartawan Pendidikan Jabar saat berkunjung ke SMKN Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya
Adapun tanaman yang ditanam yakni tanaman cabai merah TW (besar) sekitar 2.500 pohon, dengan masa tanam 83 hari dan masa panen selama 11 kali untuk sekali tanam.
Saat ditanya cabainya dijual kemana kata Irvan, dijual ke pasar Cikurubuk, Kabupaten Tasikmalaya, dengan harga dikisaran Rp 15.000 per kg nya.
“Kita jual langsung ke pasar memutus mata rantai. Sekali tanam dari 2.500 pohon bisa 11 kali panen,” pungkasnya. [SR]***