majalahsora.com, Kota Bandung – Kepala SMAN 15 Kota Bandung, H. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd., berkomitmen dalam meningkatkan kualitas layanan kepada warga sekolah terlebih siswanya.
Dari hasil analisa dan evaluasi tahun sebelumnya, Toto merasa belum maksimal dalam memberikan pendidikan karakter siswa-siswanya.
“Berdasarkan visi sekolah Generasi Unggul, Religius dan Ramah, saya ingin meningkatkan kualitas layanan pendidikan terutama pendidikan karakter. Keunggulan SMAN 15 Bandung mengacu pada 6 nilai Profil Pelajar Pancasila, khususnya difokuskan ke Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan YME” kata Toto menjelaskan, Senin (11/1/2023).
Menurutnya jika dari segi pendidikan, beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa bisa diukur dengan standar yang ia buat di sekolah, berdasarkan ajaran agamanya masing-masing.
Pembelajaran di dalam kelas
Hal tersebut ia tuangkan ke dalam program sekolah di semester genap ini.
Program yang pertama ada shalat dhuha berjamaah setiap hari dengan diusahakan 12 rakaat. Tujuannya untuk membangun optimisme dengan menggantungkan harapan kepada Allah SWT.
Teknisnya, siswa muslim setiap hari dalam kegiatan belajar mengajar, melaksanakan shalat dhuha berjamaah 12 rakaat pada pukul 06.45 WIB. Apabila dilihat dari statistik siswa yang melakukan shalat dhuha secara masih diangka 30 persen. Makanya ia ingin agar jumlah siswa yang melaksanakannya, meningkat minimal 50 hingga 60 persen.
“Kalaupun masih belum sanggup 12 rakaat, minimal setiap harinya dulu saja mereka melaksanakan shalat dhuha. Pokoknya di semester sekarang Insya Allah saya ingin lebih meningkat lagi jumlahnya,” kata Toto menjelaskan.
Salah satu fasilitas SMAN 15 Kota Bandung lapang Futsal sudah terpasang dome
Kemudian program keduanya pada literasi. Untuk menguji dan meningkatkan analisis serta kreatifitas, Toto mewajibkan siswanya membaca 27 buku per tahun di luar buku paket. Saat ini masih 10 persen siswa dan diharapkan meningkat menjadi 50 persen.
“Kita juga ada program menulis buku. Sudah ada 72 buku karya guru dan siswa. Targetnya adalah bisa sampai 100 buku, akan launching di semester sekarang mudah-mudahan,” kata Toto menambahkan.
Setelah itu program ketiga berupa sedekah seribu rupiah setiap harinya. Bekerja sama dengan Insan Ruang Berbagi, siswanya mengencleng di semua kelas. Dibukanya setiap satu bulan sekali dan nantinya akan digunakan untuk bakti sosial. Tujuannya untuk membangun jiwa sosial.
Tidak hanya itu, program berikutnya adalah menabung saham. Toto mengajarkan siswanya menabung saham sejak dini.
Suasana kantin SMAN 15 Kota Bandung
“Untuk semester kemarin dari anak kelas X baru belajar memahaminya. Dan di semester sekarang harus action! Saat ini baru 27 siswa yang punya saham. Targetnya minimal bisa bertambah 30 hingga 100 orang,” kata Toto menjabarkan.
Program keempatnya ini memang beda dari sekolah lainnya. Menanamkan saham bagi setiap siswa akan menjadi kebiasaan baru di era digital ini.
Aplikasi sahamnya bebas. Bisa menggunakan milik Bank BNI, Bank Mandiri, Indo Premier, Stockbit, Ajaib ataupun aplikasi lainnya. Apabila ada siswa yang belum memiliki KTP, bisa berkolaborasi dengan orang tua atau kakaknya yang sudah memiliki KTP untuk aktifasi rekening.
Toto menyarankan kepada siswanya untuk memiliki saham-saham yang harganya relatif murah. Seperti 4.000 sampai 5.000 rupiah. Targetnya harus mencapai sejuta lembar saham.
“Pelajaran yang di dapat dari menanam saham yaitu bisa mengatur keuangan. Agar tidak bermental miskin dan bisa saving dari setiap pendapatan, mengajarkan perilaku agar menjadi kaya,” kata Toto menjelaskan.
SMAN 15 Kota Bandung, Jalan Sarimanis I
Masih kata Toto, manfaat kedua menanam saham bisa membuat siswa menjadi visioner. Mengumpulkan uang dengan saham dari masa muda dapat memprediksi keuangan di hari tua. Sehingga apabila pada usia tua sudah tidak bekerja, tetap memiliki penghasilan dari saham.
Dalam penerapannya Toto memberikan kemandirian dari literasi atau bebas memilih. Siswa bisa mencari tahu sendiri di mana tempat dia akan menanam saham tanpa ada pengaruh dari orang lain. Nantinya mereka bisa mengatur keputusan mereka mengenai jual beli sahamnya sendiri.
Toto menegaskan bahwa program tersebut bukan hanya untuk siswanya saja, tetapi guru-guruna juga harus ikut melaksanakan. Bahkan program tersebut bisa dikerjakan oleh masyarakat luas dalam kesehariannya guna keseimbangan dunia akhirat.
Siswanya untuk saat ini ada 1200 orang dengan SMA Terbuka.
Menyinggung masalah kurikulum, Toto menargetkan agar guru-gurunya dapat menyelesaikan diklat mandiri yang dilaksanakan secara daring (di EPMM). Tujuannya agar para guru lebih paham mengenaik kurikulum merdeka.
Target lain Toto juga ada pada soal-soal UTS dan UAS agar menggunakan sistem High Order Thinking Skill. Metode Pembelajaran oleh guru menggunakan metode Inquiry Discovery. Serta pembelajaran Project Base Learning sesuai arahan kurikulum merdeka. [SR]***