majalahsora.com, Kota Bandung – Nadhlatul Ulama (NU) salah satu organisasi Islam terbesar di tanah air, di tahun 2023 ini menginjak usia satu abad.
Para Ulama memiliki peran besar dalam perjuangan kedaulatan Indonesia sampai merdeka. Termasuk peran para ulama di era modern sekarang memajukan dalam berbagai bidang, menjaga stabilitas dan persatuan rakyat Indonesia, tidak terkecuali dunia pendidikan.
Peringatan acara puncaknya sendiri dipusatkan di Stadion Sidoarjo, Jawa Timur, yang dihadiri langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, Selasa 7 Februari 2023.
Di waktu yang sama upacara peringatan satu abad lahirnya NU pun dilaksanakan di Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung.
Upacara hari jadi Nadhlatul Ulama ke-100 tahun jadi momentum kebangkitan Uninus menjadi kampus unggul
Diikuti oleh Wakil Rektor, Dekan, Kepala Program Studi, Dosen, Tenaga Kependidikan, Mahasiswa Uninus dan lainnya.
Rektor Uninus, Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, M.Si., yang menjadi inspektur upacara menyampaikan beberapa pesan penting yang membakar semangat.
“Meskipun Uninus merupakan milik pribadi tetapi semangat dan jiwa tata kelola kita, mengikuti semangat jiwa Nahdlatul Ulama,” ia menegaskan.
“Walaupun secara hukum kita bukan milik Nahdhatul Ulama, namun kita kayak pesantren-pesantren gitu, Universitas Islam Nusantara seperti pesantren NU,” imbuhnya.
Rektor Universitas Islam Nusantara, Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, M.Si., membakar semangat para dosen dan mahasiswa
Saat disinggung apakah ke depan Uninus bisa menjadi kampus kebanggaan NU? Prof Obi akrab disapa mengatakan bahwa Uninus kini berada di posisi delapan di Kota Bandung dan peringkat 99 nasional.
Sedangkan berdasarkan pemeringkatan EduRank tahun 2022, UNINUS berada di posisi 6 dari 10, kampus NU terbaik se-Indonesia.
“Ini membuktikan bahwa kita memberikan apresiasi yang tinggi. Tentu saja Nahdlatul Ulama juga akan ikut bangga, karena kami mengikuti tata kelola yang mereka ajarkan,” kata Prof Obi.
Kini kata Prof Obi, Uninus terus berbenah dalam berbagai aspek, yakni sumber daya manusia, sarana prasarana dan lainnya. Termasuk terus menggelorakan kekompakan satu sama lain, agar lebih cepat menjadikan Uninus sebagai kampus unggul didukung dengan yayasan yang solid.
Wakil Rektor dan jajaran pimpinan di Uninus
Masih dikatakan Prof Obi banyak pelajaran yang bisa dipetik dari semua peristiwa yang terjadi tanah air.
“Kita tahu ulama merupakan bentuk kata jamak dari kata alim, yang berarti orang yang berilmu cerdik pandai, atau cendekiawan. Dalam Islam ulama merupakan jenjang kepangkatan di bawah Kenabian bahkan dalam Kenabian pun ada Keulamaan,” kata Prof Obi.
Masih dikatakan Prof Obi bahwa di lingkungan Uninus sendiri, bisa disaksikan banyak dari para guru, dosen dan jajaran pimpinan yang telah mengenyam pendidikan sampai paripurna (S3).
Artinya itu mereka merupakan bagian dari alim ulama, orang-orang yang memiliki ilmu yang tinggi. Tinggal pada gilirannya bagaimana melaksanakan tingkat ketinggian ilmu tersebut pada bagian masyarakat sekitar.
Semangat Nahdlatul Ulama
Oleh sebab itu dirinya berpesan kepada para dosen pejabat di lingkungan Uninus untuk menggunakan ilmu padi semakin tinggi ilmu yang dimiliki semakin berat ke bawah semakin tunduk.
“Percayalah jika ilmu itu kita simpan di atas kepala maka ketika kita berjalan kita akan terlihat congkak. Kita takut ilmu kita terjatuh. Kalau kita nunduk mengikuti tunduk orang lain kepada kita. Tetapi kalau ilmu kita disimpan dalam dada maka ketika orang lain tunduk kepada kita maka orang lain akan membalas kepada kita dengan tundukan yang lebih rendah, dan menunjukkan bahwa kita orang yang berilmu,” kata Prof Obi.
Dirinya juga berpesan kepada mahasiswa Uninus ada kunci yang sangat utama yang ada di Nadhlatul Ulama, yakni rajin menuntut ilmu dan cepat dalam niat menuntut ilmu. Lalu hormat terhadap guru, karena semakin hormat maka ilmu dari guru akan semakin banyak termasuk mudah menerima ilmu dari para guru.
“Oleh sebab itu kosongkan gelas kita agar kita bisa menerima ilmu. Kalau merasa gelas ilmu kita penuh maka tidak akan pernah ada ilmu yang bisa masuk lagi,” kata Prof Obi.
Paduan suara mahasiswa Uninus
Lanjutnya kesuksesan itu tidak terletak pada banyaknya ilmu yang dimiliki tetapi justru terletak pada hormatnya kita kepada orangtua kita.
Siapa yang menghormati orangtuanya maka Allah SWT, akan memudahkan jalannya untuk mencapai apapun yang diinginkan.
Dikatan Prof Obi tugas para pimpinan dan dosen di Uninus selain bertugas untuk mendidik mengajar dan memberikan yang terbaik.
Masih berkaitan dengan menjadikan Uninus sebagai kampus unggul, dirinya menegaskan bahwa mahasiswanya harus tepat waktu lulus untuk semua jenjang dengan bimbingan dan dorongan dari para dosennya.
Berfoto bersama usai upacara peringatan hari jadi NU ke-100 tahun
Untuk mahasiswa S1, tugas akhir bisa berbentuk skripsi, produk atau jurnal, lulus dalam waktu 3,5 tahun.
Jenjang S2, lulus dalam waktu 1,5 tahun dengan tugas akhir apa saja. Sedangkan untuk jenjang S3, maka lulus dalam waktu tiga tahun. Maka syarat Uninus menjadi kampus unggul yakni mahasiswanya lulus tepat waktunya.
Ia pun mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami keterlambatan dalam urusan tingkat akumulatif manusia. Hal itu kata Prof Obi karena jumlah doktor dan profesornya sedikit, oleh karena itu bagian dari bagian pendidikan adalah Uninus.
“Kita wajib mempercepat proses siapa saja yang studi di sini (Uninus) untuk menjadi doktor, dan kita juga mempercepat proses siapa saja dosen untuk menjadi profesor,” kata Prof Obi.
Dirinya juga menegaskan bahwa momentum ulang tahun NU ke-100 tahun bisa dimanfaatkan sebagai langkah Uninus untuk terus maju, meningkatkan kualitas Uninus dan terus belajar. [SR]***