Oleh: Juli Wahyu Pari Dunda ( Ketua MKPS SMA Jabar)
Tampil kasual dan bergaya milenial Menteri Pendidikan Nadiem Makarim pada beberapa acara resmi dan sakral, menjadi perbincangan para guru dan masyarakat luas.
Hal itu menyebabkan pro dan kontra ketika Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim yang merupakan bos Gojek, tampil berbeda dari Menteri-menteri Pendidikan terdahulunya.
Salah satu tampilannya ketika hadir, pada peringatan Hari Guru Nasional tahun 2019.
Dengan menggunakan kemeja serta celana slimfit, Nadiem tampil sebagai orang muda.
Ribuan mata pendidik tertuju pada penampilan menteri, yang berbeda dari pendahulunya yang selalu memakai busana formal ber jas.
Generasi milenial kontroversi kah?
Tampilan kedua, ketika menghadiri acara pelantikan Rektor UI. Lagi- lagi Mas Menteri menggunakan celana model slimfit, baju santai dan tidak pakai kaos kaki.
Tentu saja kejadian itu mengundang perhatian dan protes dari alumni dan civitas akademika. Seakan Mas Menteri tidak menghargai institusi lembaga pendidikan tinggi.
Terlepas dari itu semua, saya melihat bahwa Mas Menteri sedang mempertontonkan salah satu bentuk kemerdekaan dan kejujuran apa adanya. Saya yakin beliaupun tahu itu semua. Pada umumnta kita sebagai masyarakat, lebih senang melihat tampilan menggunakan busana bagus.
Padahal kita sering tertipu, dengan penampilan busana yg bagus tapi pemakainya bobrok. Misalnya para koruptor, penampilan keren habis ber jas memakai mobil mewah, tetapi berjiwa perampok dan penjahat, Kalau berbicara, seperti orang yg paling suci. Faktanya tidak demikian.
Pak Presiden Jokowi selalu memakai baju putih lengan panjang dan di keluarkan, tidak suka memakai Jas formal. Dengan tampilan seperti itu memberikan kesan sederhana, melayani dan siap bekerja. Akhirnya, kita lihat menteri kabinet mengikuti cara dan gaya busananya.
Kalau presiden bisa! Menteri pun bisa!
Mengapa Menteri Pendidikan dengan ala dan gaya busananya pun didiskriminasi?
Harusnya tidak perlu disikapi secara berlebihan. Meskipun kita tahu dalam dunia pendidikan diperlukan keteladanan.
Siapa Takut?
Busana bagus, formal, tidak ada kolerasi dgn mutu pendidikan!”***