majalahsora.com, Kota Bandung – Apresiasi kepada Plh Kepala Dinas Pendidikan (KaDisdik) Jawa Barat (Jabar) beserta jajarannya yang telah melaksanakan PPDB 2024 berintegritas, disampaikan dari berbagai kelompok, perorangan dan organisasi.
Salah satunya dari Ketua Musyawarah Kerja Kepala (MKK) SMK Negeri dan Swasta Kota Bandung, Rony Harimurti yang menilai PPDB berjalan sesuai dengan koridornya.
“Mewakili dari MKK SMK mengucapkan terima kasih kepada Pak Ade Afriandi Plh KaDisdik, KCD, Kepala Sekolah Negeri dan Swasta, Ombudsman, Saber Pungli, Media hingga APH yang sudah menjaga keamanan dan ketertiban PPDB 2024 di Jabar,” kata Rony di SMK Ignasar Pindad Kota Bandung, Senin (15/7/2024).
Lanjut Rony yang juga menjabat Kepala SMK Ignasar Pindad, terlepas dari berbagai hal yang bersifat kasuistis dan on the spot, akan menjadi bahan evaluasi untuk Disdik maupun tim perumus peraturan PPDB.
“Memang tidak dipungkiri ada beberapa temuan dan kejadian di beberapa daerah, untuk memperbaiki sistem ke depan lebih baik lagi. MKK SMK mengucapkan selamat kepada SMK yang sudah menerima siswa baru. Hal ini menjadi tanggung jawab sekolah untuk melayani dengan baik,” imbuhnya.
Rony pun tidak memungkiri, jumlah pendaftar di SMK Ignasar Pindad Kota Bandung yang notabanenya sekolah swasta, menurun dan tidak mencapai jumlah yang ditargetkan. Ia pun akan mencari solusi dengan strategi dan metode yang baik ke depannya, hal itu untuk menggaet dan meyakinkan orangtua memilih sekolah swasta, khususnya SMK Ignasar Pindad.
“Siswa yang sudah mendaftar di SMK Ignasar Pindad mencapai 261, jumlahnya menurun dibanding tahun kemarin berjumlah 305 siswa kelas X.
Bagi saya penurunan jumlah ini menjadi bahan evaluasi tim kinerja PPDB SMK Ignasar,” tegasnya.
Masih diutarakan Rony, turunnya jumlah pendaftar, disebabkan oleh banyak faktor atau kemungkinan, di antaranya jumlah siswa didik lulusan SMP berkurang ini perlu diperkuat data dari Disdik Kota Bandung. Kemudian faktor lainnya dimungkinkan adanya pergeseran yang memilih meneruskan ke SMK bergeser ke SMA atau faktor ekonomi dan lainnya.
“Faktor ekonomi juga penyebabnya, karena banyak orangtua yang mengharapkan kebijakan keuangan hingga saat ini, kami dari yayasan belum bisa mengakomodir semuanya. Lalu jika diamati, SMK swasta digratiskan dengan sarana gedung yang bagus, tentu pendaftar akan membludak, namun jika gedung sekolah kurang bagus, maka tidak menjamin pendaftar banyak, walaupun biaya digratiskan,” jelas Rony. [SR]***