majalahsora.com, Kota Bandung – Pengenalan Lingkungan Sekolah atau PLS merupakan awal mula bagi para siswa baru untuk mengenal kepala sekolah, guru, lingkungan, keadaan, aturan dan lainnya di sekolah baru untuk menimba ilmu.
Umumnya dalam kegiatan PLS ini, para siswa baru akan dibimbing oleh kaka kelas termasuk oleh para gurunya.
Hal ini dilakukan juga dalam pelaksanaan PLS di SMAN 25 Kota Bandung.
Para Muspika hadir di acara MPLS
Kepala SMAN 25 Kota Bandung, Hj. Siti Nurmala, S.Pd., M.M.Pd., menjelaskan bahwa PLS tahun 2023 perencanaannya lebih matang.
Hal tersebut kata Mala, diawali dengan melakukan rapat persiapan, berkaitan dengan pembukaan serta kegiatan PLS yang dilaksanakan selama tiga hari dari Senin, Selasa dan Kamis, tanggal 17-20 Juli 2023. Penutupannya dilaksanakan hari Jum’at tanggal 21
Masih kata Mala, komitmen SMAN 25 Bandung sebagai sekolah model Profil Pelajar Pancasila dan Jabar Masagi, sekolah menggelar prosesi pembukaan PLS dengan persembahan dari siswa kelas XI dan XII serta guru-guru.
Cecep Abdul Rosyid, S.Hum., Staf Kesiswaan sekaligus Koordinator Pelaksana Kegiatan PLS SMAN 25 Bandung
Berkonsepkan pagelaran seni budaya daerah, SMAN 25 Bandung menampilkan wayang dengan dalangnya, seni tari tradisional atau seni budaya daerah dan profil Pancasila.
Di dalamnya dikombinasikan antara seni tradisional dengan seni modern. Sehingga bentuk Jabar Masaginya bukan penerapan materi lagi, melainkan pengimplementasian.
“Siswa itu selain disambut Bapak Ibu Guru, acaranya juga dibuka oleh Muspika setempat. Yang hadirnya ada pengawas Pembina, komite sekolah, Camat, Lurah, Polsek, Koramil dan RW. Karena sekolah juga dalam programnya ada kerja sama dengan aparat setempat, seperti Puskesmas dan BNN,” kata Mala.
Pemberian materi kepada siswa baru SMAN 25 Kota Bandung
Mala berharap para siswa baru dapat lebih mengenal lingkungan sekolahnya. Mereka ke depannya bisa merasakan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan program Sekolah Penggerak dan Jabar Masagi, dimana lebih mengutamakan pengembangan karakter dan kompetensi siswa sesuai bakat dan minatnya.
Mala juga berharap agar siswanya dapat melaksanakan MPLS dengan bahagia tanpa adanya kekerasan.
Cecep Abdul Rosyid, S.Hum., Staf Kesiswaan sekaligus Koordinator Pelaksana Kegiatan PLS SMAN 25 Bandung, menambahkan mengenai kegiatan PLS ini.
Siswa baru SMAN 25 Kota Bandung serius menyimak materi
Pelaksanaannya kata Cecep, sesuai petunjuk pelaksana (juklak) Dinas Provinsi Jawa Barat. Setiap harinya dimulai dari pukul 06.30 hingga 13.15 WIB, terkecuali pada Selasa 18 Juli 2023, hingga 14.00 WIB, Karena ada kegiatan tur sekolah.
Seluruh peserta dibagi ke dalam 12 gugus/kelompok. Gugus-gugusnya diberi nama berdasarkan nama-nama kerajaan Nusantara. Mereka didampingi oleh Bapak/Ibu Guru pendamping yang bertugas sesuai SK dari kepala sekolah. Guru yang terlibat ada sebanyak 12 orang.
Selain guru, OSIS sekolah pun turut serta mendampingi Bapak/Ibu Guru pendamping sebagai mentor.
Billy Christopher Zavellin, XII 4, Wakil Ketua OSIS 2
“Kami aman dari perpeloncoan karena semua panitia dari Guru. Penugasan pun tidak ada yang memberatkan siswa, justru sesuai arahan Dinas. Seperti membuat bendera berukuran 44 x 12 dan membawa tanaman. Satu Gugus satu tanaman, saya rasa tidak memberatkan,” kata Cecep sebagai pembuka.
Di awal kegiatan, Senin 17 Juli 2023, ada pemberian materi dari Kepala Sekolah tentang Wawasan Wiyata Mandala.
Dilanjutkan dengan materi dari Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang kurikulum, Jajang, mengenai kebijakan kurikulum SMAN 25 Bandung. Dan materi dari Wakasek Kesiswaan mengenai Disiplin Positif di SMAN 25 Bandung.
Demonstrasi ekskul Pramuka
Lalu pemateri dari luar sekolah, sambung Cecep ada fasilitator dari Sekolah Ramah Anak (SRA), Kepolisian Sektor Rancasari dan Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM dari Dinas Kesehatan) wilayah Derwati.
“Materinya ada tentang Pendidikan Kepramukaan, Kesadaran Hukum di Kalangan Pelajar dari Kepolisian Rancasari dan Kesehatan Reproduksi di kalangan Remaja dari PKM. Sisanya seperti Wawasan Kebangsaan atau yang dianjurkan Disdik itu disampaikan Guru Pendamping ketika mendampingi siswa-siswinya di kelas,” Cecep menjelaskan.
“Setelahnya ada penguatan materi yang telah disampaikan mengenai apa saja ke depannya. Seperti kegiatan P5, Disiplin Positif di sekolah, cara membangun kesepakatan bersama di kelas bersama wali kelas masing-masing dan penjelasan seluruh jenis ekskul oleh Guru Pendamping di kelas,” imbuhnya.
Anggota Paskibra saat melakukan demo ekskul
Selain itu, pada hari Selasa dan Kamis ada kegiatan pengenalan sekaligus demonstrasi dari setiap ekskul SMAN 25 Bandung.
Cecep berharap dukungan pemerintah dari segi juknis dan moril lebih dipertajam kejelasannya. Seperti penugasan pembawaan tanaman. Dengan adanya surat edaran yang menyusul apalagi setelah memberi satu penugasan, hal ini dirasa tidak konsisten. Sehingga ke depannya sekolah dapat mempersiapkan dirinya lebih matang.
Harapan lainnya Cecep sampaikan mengenai materi yang lebih disederhanakan. Siswa SMP yang baru masuk SMA biasanya masih terbawa dengan suasana di SMP. Sehingga sebaiknya dalam pemberian materi cukup hanya esensi-esensinya saja. Contohnya pada pengenalan budaya lokal, kesekolahan, disiplin positif atau tata tertib dan motivasi belajar.
Ekskul modern dance hangatkan suasana
Dalam kesempatan yang sama Billy Christopher Zavellin, XII 4, Wakil Ketua OSIS 2, menyampaikan mengenai keterlibatan OSIS dalam membimbing adik-adik kelas barunya.
“Kita tidak berdiri sendiri. Jadi OSIS dengan MPK berkolaborasi dengan kegiatan utamanya yaitu monitoring. Kita tidak turun langsung dalam mentoring para siswa baru. Kita membantu mereka seperti memberi petunjuk jalan hingga pengondisian siswa dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya,” kata Billy.
Billy berharap PLS yang sekarang dapat membuat siswa baru SMAN 25 Kota Bandung tetap nyaman, merasa “welcome” dan memiliki rasa kesenangan tersendiri saat masuk ke SMAN 25 Bandung. [SR]***
