majalahsora.com, Kota Bandung – Pemerintah Kota Bandung terus berupaya meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) masyarakat dalam mengenyam pendidikan. Salah satu upayanya adalah melalui persiapan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) pada tahun ajaran 2025/2026 dalam waktu dekat.
Oleh sebab itu, masyarakat atau orangtua siswa tidak harus memaksakan diri untuk menyekolahkan putra-putrinya di sekolah negeri yang diinginkan, tetapi bisa memilih ke sekolah swasta yang ada.
Berkenaan dengan SPMB SD dan SMP negeri, Plt. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bandung, Dani Nurahman, kepada majalahsora.com menjelaskan bahwa Peraturan Wali Kota (Perwal)-nya sudah ada dan akan segera disosialisasikan.
Agar SPMB ini bisa tersosialisasi secara masif dan jelas, maka Disdik Kota Bandung akan menggandeng pihak kewilayahan (kecamatan).
“Misalkan di kecamatan X ada dua atau empat kepala sekolah. Kepala sekolah tersebut kami sarankan berkoordinasi dengan camat setempat. Berunding terkait teknis sosialisasi SPMB seperti apa, bisa di aula kecamatan atau aula sekolah,” kata Dani, di ruang kerjanya, usia peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Jum’at (2/5/2025).
Nantinya, bisa menghadirkan tokoh masyarakat setempat, seperti pihak kelurahan, kalau memungkinkan Ketua RW setempat. Hal ini bisa dilakukan secara serentak.
“Karena Perwal-nya sudah ada, maka sudah ada yang bisa disosialisasikan kepada masyarakat. Rencananya Senin besok (5 Mei 2025) suratnya,” kata Dani.
Alasan Dani menggandeng pihak kewilayahan, karena akan lebih jelas sasarannya (warga setempat). Diharapkan pemahaman masyarakat terhadap SPMB tidak multitafsir, sehingga masyarakat akan mengetahui mengenai perubahan dan kebijakannya seperti apa.
Dani pun menegaskan bahwa pelaksanaan SPMB ini tidak berbeda jauh dengan tahun lalu, tetap akan dilangsungkan secara online.
Adapun untuk perubahannya, dulu istilahnya PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru), sekarang jadi SPMB. Jalurnya dari zonasi menjadi domisili, serta ada tiga jalur lainnya yakni afirmasi, prestasi dan mutasi. Di samping itu, kata Dani, untuk jalur prestasi akademik dimungkinkan dilakukan ujian tertulis secara online.
“Tentu tidak akan ke semua sekolah, ada beberapa kantong sesuai dengan zona,” kata Dani.
Dani pun menegaskan bahwa sekolah di mana saja sama saja. Jadi, kata Dani, jangan pernah memaksakan untuk masuk ke sekolah tertentu.
“Secara bertahap kami juga akan memikirkan bahwa sekolah swasta juga bisa berkembang. Tentunya diperlukan kesadaran masyarakat. Karena untuk menampung murid baru, yang bersekolah di negeri dan swasta dipastikan mencukupi. Asalkan tidak ada yang melebihi kuota,” pungkasnya. [SR]***