majalahsora.com, Kota Bandung -Dalam rangka memperingati hari angklung dunia yang jatuh setiap tanggal 16 November, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX mempersembahkan sebuah pertunjukan angklung, yakni Angklung Khatulistiwa (AKHU) dengan tema “The Sound of Indonesia” di Teater Tertutup Dago Tea House, Kota Bandung, Jum’at (18/11/2022) malam.
Pertunjukannya dikemas secara berbeda dari biasanya dan berhasil menghibur sekitar 450 penonton.
Beberapa sanggar terpilih seperti, Angklung Sora, Raya Pro, Sunda Sawawa, Panda Gumiwang, Ensemble Insan Sejahtera Sumedang, berkolaborasi dengan Dance Acrobatik, Fire Dance, Flying One, Traditional Dance serta tampilan bintang tamu dari Adjie Ahmad (Vocalis Dygta) & Neng Dila. Di samping itu ada tampilan Mang Ayi beluk.
Pemain angklungnya terdiri dari pelajar, ibu rumah tangga dan berbagai profesi.
Komposer Angklung Yadi Mulyadi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jumhari, dan Vokalis Dygta Band Adjie Ahmad
Membawakan beberapa lagu perjuangan dan daerah seperti Gugur Bunga, Indonesia Pusaka, Bangun Pemuda Pemudi, Halo-halo Bandung, Bungo Jempa, Angin Mamiri, Ayo Mama, dan banyak lagi.
Pertunjukannya sendiri dikomponsori oleh Yadi Mulyadi, Vidy Sepdianz, Ady Lukito, Whayan, Ferdin serta Abdul Fattah.
Konseptor juga sebagai komposer angklung Yadi Mulyadi mengungkapkan, kegiatan ini merupakan yang kedua kali digelar, dengan tujuan memperkenalkan identitas bangsa melalui angklung.
“Pertunjukan ini untuk mengangkat nilai-nilai kebudayaan seni tradisi Indonesia. Di samping itu untuk menguatkan kolaborasi dengan kesenian lainnya, pada generasi muda,” ungkap Yadi, di Teater tertutup Dago Tea House Bandung, Jum’at (18/11/2022).
Sanggar angklung dengan anggota dari berbagai profesi
Menurutnya, saat ini perlu ada komposer angklung yang menciptakan lagu berdasarkan karakter musik angklung sendiri. Karena saat ini masih banyak seni angklung mengcover lagu yang sudah dikenal.
“Sekarang kita coba di pertunjukan ini, dengan kolaborasi dengan pemusik, salah satunya dengan musisi Adjie Ahmad vokalis Dygta band. Adanya juga konsep sirkus dan DJ,” imbuh Yadi.
Pertunjukan festival Musik Angklung “Angklung Khatulistiwa” merupakan pertunjukan musik orkestra angklung yang berkolaborasi dengan jenis musik, atraksi dan tarian nusantara yang merupakan ide dari Yadi Mulyadi.
Kolaborasi dengan tari tradisional
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jumhari mengatakan, pihaknya berperan sebagai fasilitator bagi pengembang seni budaya, yang mempunyai misi dan inovasi. Selain itu keinginan untuk menampilkan pertunjukan budaya di area objek wisata di Jawa Barat, harus dapat menjadi acuan ke depan.
“Kita ingin angklung tidak hanya sebagai identitas, tetapi sebagai insvirasi generasi muda. Saya kira semakin banyak yang perduli terhadap angklung sebagai warisan tak benda dunia, maka tujuannya akan tercapai,” kata Jumhari.
Dikatakannya, pada gelaran G20 di Bali kemarin, pertunjukan seni angklung mendapat sorotan peserta. Sehingga seni bisa menjadi penguat keharmonisan dunia, seperti yang terjadi pada G20.
Kolaborasi angklung, dj dan fire dance
“Diplomasi budaya menjadi hal penting dilakukan, terlebih kekayaan budaya Indonesia pada G20 momentum kebangkitan budaya untuk peradaban yang menghargai satu sama lain,” terangnya.
Adjie Ahmad pun mengungkapkan, momentum ini harus ditangkap dengan kreatifitas, pasalnya etnik seni angklung ini sangat kental identitasnya.
“Saya salah satu yang mengkampanyekan musik asli budaya Indonesia, karena potensinya sangat besar, tinggal pengemasan yang baik,” ucap Adjie.
Festival Pertunjukan Angklung Nation 16 November 2022, merupakan satu kegiatan sekaligus bukti nyata BPK dalam pengembangan kesenian angklung di Indonesia, dimana angklung merupakan satu kesenian asal Jawa Barat Indonesia yang telah diakui UNESCO 22 tahun silam. [SR]***