majalahsora.com. Kota Bandung – SMAN 2 Bandung merupakan salah satu sekolah berwawasan lingkungan dan berstandar nasional yang berada di Kota Bandung.
Sekolah ini memiliki luas lahan kurang lebih 2,1 hektar dan merupakan SMA terluas di Kota Bandung dengan didominasi ruang terbuka hijau.
Hal ini menjadikan SMAN 2 Bandung menjadi lebih humanis, selain ramah anak juga ramah terhadap hewan-hewan, dikarenakan kaya akan ruang terbuka dan pepohonan.
Terkait perkembangan di SMAN 2 dan HUT Kota Bandung, belum lama ini majalahsora.com sengaja menemui Yanyan Supriatna. R.S. S.Pd. Kepala SMAN 2 Bandung di ruang kerjanya, Jalan Cihampelas No 173 Bandung.
“SMAN 2 Bandung ini memiliki karakteristik di mana siswanya memang super aktif dalam berbagai kegiatan baik dalam berorganisasi juga dalam mengadakan event-event. Tidak saja bersifat internal tetapi juga berskala yang lebih luas lagi,” jelas Yanyan, yang bertugas di SMAN 2 Bandung sejak tahun 2018.
Yanyan yang juga alumni SMAN 2 Bandung angkatan1985, merasa bangga atas raihan prestasi siswa & siswinya baik bidang akademik maupun non akademik.
Salah satu keunggulannya yaitu dengan adanya dukungan dari para alumni SMAN 2 Bandung yang nyatanya banyak para alumninya yang telah berhasil seperti Agung Gumelar, Arifin Panigoro, Tubagus Anis dan banyak lagi, baik dari kalangan militer atau pun dari profesional.
Oleh sebab itu diakuinya menjadi salah satu daya tarik para orangtua untuk menyekolahkan putra-putrinya di SMAN 2 Kota Bandung.
“Hal ini menjadi tantangan bagi saya untuk bekerja lebih baik, ditambah ada pesan yang disampaikan oleh para alumni yakni untuk tetap menjaga kualitas SMAN 2 Bandung ini,” akunya.
Secara tidak langsung para lulusan SMAN 2 Bandung diharapkan bisa menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara serta mampu untuk berkiprah dalam masyarakat.
Di samping itu SMAN 2 Bandung harus mampu mengejawantahkan program-program dari pemerintah, khususnya pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Yang pertama mampu menaikan nilai APK (Angka Partisipasi Kasar) Jawa Barat, sehingga SMAN 2 Bandung dalam hal ini turut serta membuka SMATer (SMA Terbuka) yang digagas oleh Gubernur Jabar terdahulu Ahmad Heriawan.
Di mana di setiap sekolah bersikap aktif untuk mengajak para siswa putus sekolah kembali ke bangku sekolah.
Kedua program Jabar Masagi, program yang dicanangkan oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil, di mana di SMAN 2 Bandung telah menerapkan pembelajaran-pembelajaran di sekolah yang khususnya dalam pembinaan pembentukan karakter siswanya.
Agar semua unsurnya paham akan program-program sekolah, setiap hari Senin, Yanyan rutin melakukan rapat dinas intern untuk melakukan koordinasi bersama jajarannya.
“Ketika dua tahun yang lalu saat saya pertama kali menjabat di sekolah ini, saya langsung mengadakan Workshop sekolah inklusif, di mana sekolah inklusif ini bagian dari sekolah ramah anak,” jelas Yanyan.
“Sebentar lagi SMAN 2 Bandung akan mendeklarasikan ‘Sekolah Ramah Anak’ di mana hal ini tidak bisa kita hindari, dengan adanya keberagaman latar belakang dan karakter siswa sendiri menjadikan sekolah harus fleksibel menyingkapi hal ini,” ujar Yanyan.
Di samping itu SMAN 2 Bandung di tahun 2018 lalu, telah terpilih oleh salah satu lembaga Internasioanal yakni Enviro untuk program diet plastik di lingkungan sekolah.
“Alhamdullilah di tahun 2019 penilaian di sekolah kami telah meningkat dari diet plastik menjadi bebas dari plastik,” kata Yanyan.
Walaupun belum seratus persen namun diupayakan agar bisa menekan sekecil mungkin penggunaan kemasan makanan dan minuman dari plastik.
“Sekolah sebagai lembaga pendidikan yakni lembaga yang membentuk karakter, berupaya membudayakan hal-hal yang positif.
Insya Alloh setiap program yang dipercayakan kepada SMAN 2 Bandung akan digarap dengan serius,” kata Yanyan.
Di tambah dengan faktor penunjangnya yang baik, dimana sekolah dapat berjalan dengan baik, karena adanya peran serta dari masyarakat.
“Alhamdullilah kepercayaan masyarakat kepada SMAN 2 Bandung tetap tinggi, terbukti dengan peran serta masyarakat dalam hal pendanaan melalui musyawarah dan kami pihak sekolah dapat melaksanakannya,” kata Yanyan.
Pemerintah pun tidak tinggal diam, pihak sekolah mendapatkan bantuan melalui dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan juga melalui program bantuan lainnya.
“SMAN 2 Bandung senantiasa memelihara segitiga kerjasama, sekolah, pemerintah dan masyarakat. Alumni juga masuk ke dalam bagian dari masyarakat,” kata Yanyan.
Ia mencontohkan Masjid SMAN 2 yang sedang direnovasi. Pendanaannya dari alumni angkatan Agung Gumelar, gedung Wakasek juga dari para alumni dan banyak lagi bantuan-bantuan alumni ke sekolah. Kebetulan Ketua Komite sekolah pun berasal dari alumni SMAN 2 Bandung.
“Alhamdullilah hubungan baik ini dapat terus terjaga dan mereka terus memberi perhatian,” ujar Yanyan.
“Karena bagi saya memimpin sekolah itu bukan hanya memimpin para guru, siswa dan karyawan saja, tetapi juga menjaga hubungan baik dengan masyarakat adalah salah satu faktor penting,” imbuhnya.
Terkait dengan HUT Kota Bandung ke-209 yang jatuh tanggal 25 September 2019, Yanyan menyatakan bahwasanya sebelum kewenangan SMA/SMK dialihkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, SMAN 2 ada di bawah kewenangan Dinas Pendidikan Kota Bandung, waktu itu sedang malaksanakan program Smart City.
“Saya sebagai warga Kota Bandung sangat bangga sekali, semoga di ulang tahun ke-209 ini kota Bandung semakin maju, masyarakatnya semakin maju dan sejahtera kotanya semakin tertib,” pungkas Yanyan.
Program Enviro ‘Program diet plastik’ di SMAN 2 Bandung
Sementara itu Ratnaningsih, S. Pd. sebagai Duta diet plastik, menceritakan awalnya di tahun 2018, SMAN 2 Bandung diundang oleh sebuah komunitas lingkungan hidup untuk dilakukan ‘Challenge’.
Ratnaningsih, S. Pd. sebagai Duta diet plastik
Enviro dalam hal ini mengundang sekolah-sekolah SMA se-Bandung Raya dalam program lingkungan hidup ini.
“Siswa diajak untuk dibuat semacam proposal mengenal hal apa saja yang ada di sekolah terkait dengan plastik,” kata Ratnaningsih.
Lebih jauh ia memaparkan siswa di SMAN 2 harus membawa tumbler dan juga misting untuk wadah minuman dan makanan untuk menekan sampah plastik di sekolahnya.
Terlebih di SMAN 2 telah memiliki kran air langsung minum, sehingga siswa bisa mengisi ulang tumblernya.
“Melalui berbagai tahapan ujian dan saringan, SMAN 2 Bandung masuk tiga besar dan diundang ke Jakarta untuk kembali memilih tantangan selanjutnya,” jelas Ratnaningsih.
Di tahun 2018 SMAN 2 Bandung berhak mendapatkan hadiah sejumlah uang yang dimanfaatkan kembali untuk membeli tumbler dan misting yang diberikan kepada para siswa yang belum memilikinya.
Hal tersebut secara signifikan bisa menekan pengunaan plastik.
“Sebelum program ini digalakan, SMAN 2 Bandung rata-rata membuang sampah plastik (di hari Selasa dan Kamis), terkumpul sebanyak 90 Kg,” katanya.
“Dalam waktu tiga bulan, rata-rata produksi sampah plastik di sekolah kami dapat ditekan sampai 30 kg saja,” imbuhnya.
Dalam perjalanan waktu, kemajuan dari program ini terus di pantau baik dari pihak sekolah maupun dari pihak Enviro sendiri, secara rutin sampah plastik ditimbang dan dibuat grafik kemajuannya kemudian di laporkan ke Jakarta.
“Di tahun 2019 ini SMAN 2 Bandung diikut sertakan kembali melalui program lanjutan yakni program Sekolah Bebas Plastik. Di mana pihak Enviro mengajukan ke sekolah kami di tanggal 28 Oktober 2019 untuk melakukan kegiatan ‘Challenge’ sekolah se-Bandung Raya yang pelaksanaannya di SMAN 2 Bandung sebagai tuan rumahnya,” jelas Ratnaningsih.
“Dari hasil hadiah kemenagan kemarin sebesar Rp 2.500.000, saya berinisiatif untuk memberikan sedotan stainless kepada siswa. Agar mereka semakin sadar untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kesehariannya,” katanya.
Pada akhir wawancara, Ratnaningsih menghimbau kepada masyarakat, khususnya warga SMAN 2 Bandung untuk menekan pengunaan plastik. Dikarenakan plastik sebagai salah satu limbah yang sulit sekali untuk diurai, dalam semangat mencintai bumi yang kita tinggali bersama. [SR]***