majalahsora.com, Kabupaten Bandung Barat – Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya menjaga dan mengembangkan seni bela diri penca (pencak silat) agar lebih dikenal, dicintai oleh generasi muda. Termasuk agar tidak tergerus oleh seni bela diri dari mancanegara.
Di antaranya dengan mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Integrasi Pencak Silat Tahun 2021 bagi satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Kegiatannya diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) melalui Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), di Villa Lemon, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, selama empat hari, Sabtu-Selasa, tanggal 4-7 Desember 2021.
Ahmad Sandoro, Analis Pengembangan Kompetensi, Bidang GTK (kiri)
Diikuti kurang lebih sekitar 50 orang. Terdiri dari guru olahraga yang mewakili setiap Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I-XIII, Disdik Jabar.
Ahmad Sundoro, Analis Pengembangan Kompetensi, Bidang GTK, menjelaskan bahwa para peserta akan dibekali beberapa materi. Di antaranya mengenai Sejarah dan Keterampilan Pencak Silat, Gerak Dasar Pencak Silat, Filosofi Pencak Silat, Jurus Dasar Pencak Silat, Paleredan, Tepak Tilu, Padungdung, Penilaian, Evaluasi dan lainnya.
Sedangkan untuk pematerinya praktisi dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PPSI) yang lebih condong ke seni tradisi.
Rini Ambarwati, Kepala SMKN 15 Kota Bandung
“Kami hadirkan mereka, karena keduanya merupakan organisasi pencak silat terbesar di Indonesia. Berkolaborasi, untuk menanamkan dasar-dasar pencak silat. Karena kalau perguruan pencak silat di tanah air sangat banyak dan punya ciri tersendiri,” kata Ahmad, di Villa Lemon, Minggu, (5/12/2021)
Di samping itu kata Ahmad ada juga pemateri dari tim Jabar Masagi yang menjelaskan mengenai program Jabar Masagi.
Sebelumnya, kata Ahmad kegiatan serupa telah digelar sebulan ke belakang untuk guru SMA, dengan materi yang sama.
Sementara itu Asep B Kurnia, Ketua Lembaga Bantuan Pemantau Pendidikan (LBP2) mengapresiasi kegiatan tersebut. Karena dengan adanya pelajaran penca terintegrasi dengan mata pelajaran yang lain.
Minda, Pengawas Disdik Jabar
Secara tidak langsung akan melestarikan budaya Nusantara. Apalagi pencak silat, kata Asep sudah diakui dan mendapatkan penghargaan dari UNESCO, merupakan seni tradisi asli Indonesia, harta tak benda.
“Saya sangat bersyukur, penca ini meskipun tidak menjadi muatan lokal tetapi terintegrasi dengan pelajaran yang lain. Sehingga anak-anak di sekolah, khususnya SMA dan SMK yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, akan diajarkan penca,” kata Asep Maung, biasa disapa, di lokasi kegiatan.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa para guru yang menjadi peserta Bimtek, nantinya bisa mengajarkan ke guru lainnya di KCD masing-masing. Begitu juga dengan para siswa SMK/SMA nantinya bisa belajar penca di sekolahnya.
“Salah satu upaya dari kita agar (penca diajarkan) berkesinambungan dengan Jabar Masagi,” kata Asep Maung
Namun dirinya menegaskan agar kegiatannya jangan terhenti di Bimtek itu saja, tetapi terus dikembangkan sampai benar-benar berjalan sesuai harapan.
Peserta berfoto bersama
“Harapan sesungguhnya, setelah Bimtek bisa terus menularkan di setiap cabang dinas, masing-masing, bisa berkesinambungan. Ada juga hal yang sifatnya evaluasi, perubahan secara khusus tidak kalah penting memperlombakan pencak silat,” kata Asep Maung.
Dirinya juga menjelaskan bahwa, bisa dilaksanakan Bimtek, dan pengajaran pencak silat di sekolah, tidak terlepas dari dorongan inohong dan Ketua Umum DPP PPSI, Dr. Adil A. Fadilakusumah. M.Si.
“Saya tergerak oleh para sesepuh, salah satunya Pak Adil, orangtua angkat saya. Oleh sebab itu saya dan rekan-rekan sejak tahun 1998, berupaya dan tidak bosan agar sekolah-sekolah mengajarkan pencak silat dari tingkat SD, SMP, SMA, SMK sederajat. Saya juga tidak bosan akan mengkritisi agar penca diperhatikan terus oleh pemerintah dan stakeholder lainnya. Termasuk anggarannya. Sehingga pencak silat menjadi bela diri asli Indonesia yang menjadi tuan rumah di negeri nya sendiri,” pungkas Asep. [SR]***