majalahsora.com, Kota Bandung – Hari Santri Nasional (HSN) setiap tahunnya jatuh pada tanggal 22 Oktober. Peringatan ini, ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui keputusan presiden No 22 tahun 2015.
Penetapan Hari Santri Nasional dimaksudkan untuk menanamkan semangat jihad kepada para santri tentang keindonesiaan yang digelorakan oleh para ulama.
Peringatannya di laksanakan di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di SMAN 10, sekolah yang dipimpin oleh Ade Suryaman.
Semua siswanya (muslim) dan guru (muslim) SMAN 10 Bandung, Selasa (22/10/2019) berpakaian layaknya santri di pesantren-pesantren.
Hal itu sesuai dengan edaran dari Disdik Provinsi Jabar melalui XIII Cabang Dinasnya, dalam rangka Hari Santri Nasional.
Dra. Lilis Lisnawati, Wakasek Kesiswaan SMAN 10 Bandung (Poto)
“Walaupun kami tidak mempunyai agenda khusus tetapi para siswa-siswa kami hari ini berpakaian baju muslim sama halnya untuk bapak dan ibu gurunya pun tidak ketinggalan hari ini mengunakan sarung dan gamis,” kata Lilis, Wakasek Kesiswaan di SMAN 10 Bandung, Jalan Cikutra No 77, Cikutra, Kota Bandung.
“Menurut pemahaman saya di Hari Santri Nasional ini bertujuan untuk mengenang jasa para santri dalam tegaknya negara ini, di mana mereka dari dulu berjuang secara konstitusional,” tambahnya.
Seperti pembukaan UUD yang berdasarkan Piagam Jakarta. Di mana di alenia ke-4 yang berbunyi ‘Ketuhanan berdasarkan menjalankan kewajiban berdasarkan syariat Islam’, ini cukup menjelas peranan santri, ulama, dan tokoh agama yang besar sekali terhadap NKRI.
“Diharapkan bahwa dengan adanya HSN ini para siswa kami memiliki karakter yang agamis,” papar Lilis.
“Sebetulnya berkenaan dengan HSN ini ada kegiatan bertema Sekolah Damai yang difokuskan di mesjid sekolah, tetapi berhubung berbarengan dengan agenda kunjungan sosialisasi dari Kemenkumham di sekolah maka saat ini kegiatannya digeser,” jelasnya.
Bagus, paling kiri, Wilda, tengah (Poto)
Perlu diketahui SMAN 10 Bandung telah melakukan kerjasama dengan Kemenkumham, seperti di bulan September lalu, kelas X mendapatkan penyuluhan tentang hukum dan HAM.
Kini targetnya untuk kelas XI-XII. Tetapi agar tidak menggangu KBM maka diikuti oleh perwakilan kelas saja.
Pada kesempatan yang sama Wilda Hanum, dari Penyuluh Hukum Madya Dan Penyuluhan Dari Kemenkumham, menjelaskan, bahwa tujuan agenda kunjungan di SMAN 10 Bandung untuk memberikan penyuluhan hukum dan pembekalan kepada anak- anak. Hal ini dikarenakan sering terjadi kenakalan-kenakalan remaja yang tidak diinginkan oleh masyarakat.
Penyuluhan dari Kemenkumham kepada perwakilan siswa kelas XI & XII di aula SMAN 10 Kota Bandung (Poto)
“Seperti di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) kurang lebih 1.250 orang anak sudah di tahan dengan kasus bulling, kenakalan remaja, asusila dan lainnya,” jelas Wilda. Oleh karena itu Kemenkumham bekerjasama dengan Disdik, melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah di seluruh Jawa Barat.
Sementara itu Bagus Endro sebagai Pembimbing Fungsional Kemasyarakatan menambahkan, bahwa sehubungan dengan Hari Dharma Karyadhika sebagai HUT Kementrian Hukum dan Ham, tanggal 22 Oktober 2019 melakukan penyuluhan di 24 SMA secara serentak se-kota Bandung.
“Kami mengadakan penyuluhan dengan tema yang sedang tren seperti Undang-Undang IT, penyalahgunaan medsos, hal ini dianggap anak-anak perlu kita dampingi agar tidak berhadapan dengan hukum,” jelas Bagus.
“Dengan adanya agenda sosialisasi khususnya UU IT yang masih kurang dipahami oleh anak-anak kita diharapkan anak-anak semakin faham, cerdas dan juga bertanggung jawab dalam penggunaan gadget,” pungkasnya. [SR]***
