majalahsora.com, Kota Bandung – Kabupaten Bandung kembali meraih juara umum Adiwiyata Lingkungan tingkat Propinsi Jabar tahun 2019.
Setelah berhasil menjadi peraih penghargaan Adiwiyata lingkungan propinsi terbanyak.
Tercatat ada 29 sekolah (SD, SMP dan madrasah) di Kabupaten Bandung yang berhasil meraih penghargaan itu.
Diumumkan pada kegiatan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Dunia tingkat propinsi, dan dihadiri Plh Gubernur Jabar UU Ruzhanul Ulum, di halaman Gedung Sate Kota Bandung, Kamis (25/7/2019).
Dengan raihan itu Kabupaten Bandung dua tahun berturut menjadi juara umum Adiwiyata lingkungan tingkat Jabar.
Karena di tahun 2018 ada sekitar 27 sekolah yang meraih penghargaan tersebut.
Asep sedang melakukan paparannya di acara Japri (Jabar Punya Informasi ke 34) Kamis, tanggal 25 Juli 2019 di Gedung Sate
Asep Kusumah Kepala Dinas LH (Lingkungan Hidup) Kab Bandung usai kegiatan mengatakan, bahwa Kab Bandung mengimplementasikan Permen LH No 5 tahun 2012, tentang pedoman pelaksanaan,
yang diterjemahkan dalam kebijakan di Kabupaten Bandung.
Kata Asep ada tiga landasan visi Bupati Kab Bandung Dadang Naser, yang menjadikan Kab Bandung bisa meraih juara umum Adiwiyata lingkungan tingkat provinsi, yaitu religius, kultural dan berwawasan lingkungan
Terlebih Kabupaten Bandung terus meningkatkan kesadaran dan angka partisipatif warganya dalam menjaga lingkungan.
Salah satunya edukasi kegiatan lingkungan di setiap sekolah kepada para siswa.
Karena menurut Asep hal itu sangat penting serta efektif.
“Dari data di Disdik Kab Bandung tercatat ada 1 juta siswa dari 1,2 juta keluarga,” katanya.
Makanya di sekolah secara berkesinambungan melaksanakan kebijakan berwawasan lingkungan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, pembangunan sarana pendukung ramah lingkungan, kemudian ada muatan kurikulum berbasis lingkungan.
Lebih lanjut ia memaparkan ketika sekolah membuat kebijakan berwawasan lingkungan, membuat kurikulum berbasis lingkungan, tampilan, tersedia ruang terbuka hijau, adanya himbauan terkait ramah lingkungan, tersedianya unit pengelolaan sampah sebagai media edukasi, penghematan energi, penanaman pohon, ada kurikulum mengenai lingkungan, adanya sarana TPS serta jamban yang memadai sehat serta ada himbauan yang bisa dilihat oleh siswa.
“Ini akan menjadi pendekatan strategis yang mampu membantu merubah prilaku siswa,” kata Asep.
Selain itu adanya keterlibatan komite sekolah dalam mengelolanya.
Di tambah dengan membuat kesepakatan dengan Disdik Kab Bandung, sekolah menjadi salah satu lokomotif perubahan perilaku.
“Mendorong semua sekolah ikut program Adiwiyata, bagi yang tidak serius menjadi “pertimbangan” bagi kepala sekolah selaku pimpinan,” pungkasnya. [SR]**”