majalahsora.com, Kabupaten Sumedang – Penguasaan public speaking di era modern seperti saat ini sangat penting, terutama dalam hal berbicara di depan khalayak luas. Kemampuan ini memungkinkan informasi yang kita utarakan dari dalam pikiran tersampaikan secara efektif dan mudah dipahami oleh banyak orang.
Kesadaran akan pentingnya keterampilan ini mendorong Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Asrama ITB untuk mengadakan pelatihan dan pembekalan bertema “Start Talking Elevate Confidence Unleashed” (STECU). Kegiatan ini menghadirkan narasumber Suharyo Haryono, S.T., M.M., CPLM., LCPC, yang bergelut di bidang pertambangan dan merupakan alumni ITB.
Acara STECU diperuntukkan bagi para calon tutor asrama dan tutor asrama ITB yang akan bertugas selama satu tahun ke depan. Selain itu, kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswa ITB. Kegiatannya dilangsungkan di Auditorium GKU Lt. 3, Kampus ITB Jatinangor, Kabupaten Sumedang, pada Minggu (11/5/2025).
Pelatihan public speaking “Start Talking Elevate Confidence Unleashed” (STECU), menghadirkan narasumber Suharyo Haryono, S.T., M.M., CPLM., LCPC
Suharyo, selaku narasumber kegiatan, menjelaskan bahwa materi STECU yang disampaikan kepada para peserta berangkat dari kebutuhan para tutor asrama yang harus mengoordinasikan rekan-rekannya, membina junior-juniornya, serta warga asrama. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan public speaking.
Dalam kesempatan tersebut, ia memaparkan beberapa jenis public speaking serta berbagai tips yang dapat digunakan untuk membantu para peserta tampil percaya diri sebagai tutor asrama.
Masih dijelaskan Haryo, hal yang tidak kalah penting adalah kemampuan para tutor asrama dalam menjaga suasana asrama yang kondusif. Maka dari itu, para calon tutor dan tutor asrama harus memiliki kemampuan dalam memengaruhi dan menggerakkan warga asrama.
Wakil Ketua Ikatan Orangtua Mahasiswa (IOM) ITB, Yoni Dyah Lupiati, S.Si., saat memberikan sambutan
“Public speaking merupakan suatu skill atau keterampilan yang perlu. Public speaking merupakan sesuatu yang sangat esensial. Jangan sampai lelah, patah semangat untuk terus berlatih,” ungkap Haryo yang merupakan orangtua mahasiswa ITB.
“Saya meyakini mereka sebagai tutor memiliki exposure sebagai leader. Ditambah kemampuan ini, itu akan membuat mereka menjadi leader-leader hebat ke depannya,” pungkas Haryo.
Sementara itu, Staff Pengembangan Karakter Direktorat Kemahasiswaan ITB, Muhammad Umar Thoriq, S.T., menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan seperti ini diadakan satu kali dalam setiap semester dengan materi yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan.
Staff Pengembangan Karakter Direktorat Kemahasiswaan ITB, Muhammad Umar Thoriq, S.T
Untuk semester ini, sengaja dipilih materi mengenai public speaking bagi tutor asrama, yang merupakan penghuni senior di asrama dan bertugas menjadi perpanjangan tangan atau garda terdepan Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) dan Direktorat Sarana Prasarana ITB.
“Dalam hal tertib administrasi asrama, tertib menjaga keselamatan, kebersihan di asrama, tutor menjadi garda terdepan dari Direktorat Sarana Prasarana,” kata Thoriq.
Lebih lanjut, kata Thoriq, tutor juga menjadi pelopor di asrama untuk menurunkan nilai-nilai pengembangan karakter yang telah dirumuskan oleh Ditmawa. Seiring berjalannya waktu, yang menjadi target utamanya adalah mahasiswa dari berbagai tingkatan (satu, dua, tiga, dan empat).
Salah satu peserta saat melemparkan pertanyaan kepada narasumber
“Makanya dalam menurunkan amanah tadi, mau tidak mau harus berkomunikasi kepada teman-teman di sekitar kamarnya. Dan komunikasi itu menjadi penting, makanya perlu belajar public speaking agar pesannya sampai,” kata Thoriq.
“ITB mengamanahkan asrama tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga sebagai tempat yang bisa support terhadap akademik dan pengembangan karakter (mahasiswa),” ia menambahkan.
Saat dimintai tanggapan dari materi yang dipaparkan oleh Haryo, kata Thoriq, sangat luar biasa. Pasalnya, pentingnya public speaking ini tidak hanya untuk hal-hal terdekat, tetapi luas ke depan dalam menunjang karir kita.
Kegiatannya diikuti oleh ratusan peserta, dari Asrama ITB Ganesha, Asrama ITB Jatinangor, dan Asrama ITB Cirebon
“Jadi public speaking itu penting. Jadi tidak hanya tentang belajar hal-hal teknis, keilmuan di ITB, tetapi juga harus pandai berkomunikasi untuk menunjang karir. Terutama diaplikasikan saat menjadi tutor asrama,” kata Thoriq.
Sedangkan Hansen Aurelius, mahasiswa Aktuaria 2023, FMIPA, yang menjadi ketua pelaksana kegiatan, mengatakan bahwa public speaking sangat penting bagi rekan-rekan tutor asrama, terutama untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan bisa diimplementasikan ke depan, tidak hanya saat ini saja.
Pasalnya, kata Hansen, tidak sedikit para tutor yang kemampuan public speaking-nya masih kurang.
Agar cakap dalam mengimplementasikan public speaking, harus diasah dengan latihan tanpa lelah
“Jadi kami juga tidak ingin tutor asrama hanya dapat benefit sebagai tutor asrama saja, tetapi setelah beres menjadi tutor asrama juga mendapatkan skill-skill lainnya, seperti dari pelatihan ini,” kata Hansen yang menjabat sebagai Pj SDA di asrama.
“Makanya public speaking ini cukup penting bagi kami rekan-rekan tutor asrama, karena sering berinteraksi baik dengan penghuni maupun pihak eksternal seperti IOM dan lainnya,” imbuh Hansen, yang kini tinggal di Asrama Kidang Pananjung, ITB Ganesha.
Dengan pelatihan ini, ia berharap berbagai kegiatan informal yang ada di asrama seperti kerja bakti, nonton bareng, kegiatan olahraga bersama dan lainnya bisa tersampaikan lebih optimal. Termasuk pesan-pesan dari asrama pembiasaan dan asrama pembinaan, nilai-nilainya tersampaikan kepada penghuni asrama.
Hansen Aurelius, mahasiswa Aktuaria 2023, FMIPA, sebagai Ketua pelaksana kegiatan
Sementara itu Wakil Ketua Ikatan Orangtua Mahasiswa (IOM) ITB, Yoni Dyah Lupiati, S.Si., yang hadir di kegiatan, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bagus sekali untuk melatih para mahasiswa. Khususnya tutor asrama dalam memberikan bimbingan dan panduan bagi adik angkatannya, untuk menjadi mahasiswa yang berkarakter dalam mengembangkan potensi diri mereka.
“Materi public speaking sangat bagus bagi mahasiswa ITB. Sebagus apapun ide kalau tidak bisa menyampaikannya ide-ide kepada orang lain itu bisa menjadi suatu kegagalan,” kata Yoni.
Makanya mahasiswa itu selain pandai dalam hal pelajaran juga menguasai keterampilan lainnya, di antaranya public speaking.
“Tadi saya kebetulan mengikuti materi yang disampaikan oleh Pak Haryo dan sangat terkesima sekali. Akan bagus lagi nanti diadakan lagi workshop bagi tutor asrama, ngomong yang bagus dan benar. Karena ini ketrampilan yang harus dilatih, tidak hanya belajar teori saja,” kata Yoni.
Berfoto bersama usai pemaparan materi STECU
Yoni pun berpesan kepada mahasiswa untuk berliterasi. Karena kalau mau berbicara di depan umum kita juga harus mengetahui latar belakang yang cukup luas, sehingga menguasai apa yang akan kita utarakan.
“Jadi tidak hanya tong kosong nyaring bunyinya, tetapi apa yang kita omongkan juga berisi. Jangan hanya ketika mereka menjadi pejabat hanya ngomong (membaca naskah) yang telah disusun oleh staf ahlinya, tidak tahu mengenai isi yang diomongkan,” kata Yoni.
Makanya kata Yoni, Haryo sebagai narasumber harus diundang lagi. Apalagi kegiatan ini baru diadakan untuk tutor asrama.
“Kan masih banyak mahasiswa ITB lainnya, bisa juga diadakan untuk Keluarga Mahasiswa ITB, dan banyak lagi. Intinya IOM ITB sangat support dengan kegiatan ini. Juga ada banyak orangtua mahasiswa yang hebat-hebat bisa menjadi narasumber, berbagi ilmu kepada anak-anak mereka juga,” pungkasnya. [SR]***