majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Sudah sewajarnya orangtua siswa kecewa, apabila anaknya tidak diterima di sekolah negeri pilihannya saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Mungkin hal ini pun dialami oleh para pembaca.
Namun tidak serta merta, mengubur semua harapan yang ada, pasalnya apabila tidak diterima, bisa melanjutkannya di sekolah swasta.
Pesan itu pun disampaikan oleh Ketua PPDB SMAN 1 Cicalengka Beni Nugraha, S.Pd., M.M.Pd.
Kata Beni, di sekolah negeri kuota bagi calon siswa baru sangat terbatas, seperti di SMAN 1 Cicalengka yang dipimpin oleh Drs. Caswanda M.Ag, hanya menerima calon siswa baru untuk 12 rombongan belajar (rombel).
“Pasti ada yang kecewa karena kuota kami sangat terbatas dengan pendaftar di tahap satu ada 731 orang, yang kecewanya itu lebih dari 70 persen,” kata Beni, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, di Jalan H. Darham Cikopo No.42, Tenjolaya, Kabupaten Bandung, Selasa (27/6/2023) siang.
Saat ditanya cara menangani orangtua siswa yang kecewa karena anaknya tidak diterima? Sambung Beni, pihaknya mencoba memberikan pengertian dan penjelasan kepada mereka, karena pelaksanaan PPDB sudah jelas berdasarkan sistem.
Ketua Panitia PPDB SMAN 1 Cicalengka, Beni Nugraha, S.Pd., M.M.Pd
“Tim PPID SMAN 1 Cicalengka memberikan pengertian pula, bahwa sekolah itu tidak mesti di SMAN 1 Cicalengka. Banyak sekolah swasta yang kualitasnya sama tidak jauh berbeda dan dapat belajar dengan baik,” kata Beni.
“Ini juga merupakan penyebaran siswa, sehingga tidak bertumpuk di sekolah negeri. Kami juga tidak bisa mengajukan kuota tambahan. Sekolah-sekolah pendamping, yakni sekolah swasta juga ingin mengabdikan diri pada negara mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan. Dan di sekitar Cicalengka banyak sekolah swasta yang kualitasnya baik,” imbuhnya.
Lanjut Beni sekolah swasta juga memiliki kualifikasi yang sama baiknya dan sudah diatur oleh pemerintah sistem pendidikannya, sehingga tidak ada perbedaan sedikitpun antara negeri dan swasta.
Masih berkenaan dengan pelaksanaan PPDB di SMAN 1 Cicalengka, kata Beni secara umum berjalan dengan baik, sesuai yang diintruksikan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar), baik tahap satu maupun tahap dua dilaksanakan secara on-line.
PPDB tahap satu dibuka tanggal 6 -10 Juni 2023, untuk jalur afirmasi (KETM, Kondisi Tertentu, PDBK), perpindahan tugas orangtua/anak guru, prestasi rapor, prestasi kejuaraan, dengan kuota 50 persen. Pengumumannya tanggal 20 Juni 2023.
Sedangkan PPDB tahap dua, dilaksanakan tanggal 26-27 Juni 2023 selanjutnya tanggal 3-4 Juli 2023. Pengumumannya tanggal 10 Juli 2023, dengan kuota 50 persen juga.
Selama PPDB SMAN 1 Cicalengka, sepi pendaftar yang datang langsung ke sekolah
Masih dikatakan Beni, umumnya pendaftar sudah paham melakukan pendaftaran secara on-line.
“Mungkin lima persenan pada tahap satu pendaftar datang ke sekolah. Itu pun karena ada kendala, terutama tata cara untuk mengupload dokumen. Jadi dokumen itu maksimal dua mega, banyak masyarakat yang ternyata hasil upload-nya di atas itu,” Beni menjelaskan.
“Mereka minta dibantu dijelaskan untuk daftarnya. Kami sediakan komputer bagi pendaftar. Operator tidak membantu secara langsung, tapi memberikan arahan dan tetap pendaftar yang melakukan pendaftarnya. Jadi bukan kami pihak sekolah yang mendaftarkan, tapi para pendaftar sendiri,” ia menegaskan.
Beni pun mengatakan untuk PPDB tahap dua jalur zonasi, sudah berlangsung, dan pendaftarnya sampai hari kedua sudah lebih dari 410 orang.
Diakuinya pendaftar yang datang ke sekolah untuk PPDB tahap kedua lebih banyak dibandingkan tahap satu, sekitar delapan sampai sepuluh persenan.
“Kami tangani di depan gerbang sekolah. Mereka kebanyakan mengecek apakah mereka sudah terdaftar atau belum,” kata Beni.
“Dari delapan persen yang datang ke sekolah kebanyakan susah untuk menentukan titik zona. karena kalau di HP itu untuk tarik balon petanya, agak sulit,” sambungnya.
Salah satu pendaftar, sedang melakukan pendaftaran langsung di SMAN 1 Cicalengka
Masih dari keterangan Beni, bagi yang kesulitan menentukan titik koordinat, disediakan sarana komputer oleh sekolah.
“Mereka kebanyakan susah untuk menentukan titik koordinat. Tapi yang menentukannya bukan operator sekolah, tetapi pendaftar diberi arahan lalu disubmit,” kata Beni.
“Penentuan titik peta untuk tahap ini lebih gampang. Kalau tahun kemarin kan kita harus buka map dulu, lalu di klikkan, dikopikan titik koordinatnya. Kalau sekarang langsung bisa dibuka di aplikasi PPDB-nya, titiknya langsung, balonnya ditarik setelah itu klik submit oke dan selesai,” imbuh Beni.
Saat disinggung mengenai kendala yang dihadapi saat PPDB? Menurutnya, pada PPDB tahap satu di hari pertama sistem komputer sempat “ngelag” beberapa jam.
“Tapi itu tidak masalah, langsung ditangani oleh helpdesk provinsi. Alhamdulillah PPDB tahun ini, masyarakat lebih memahami sistem yang ada,” kata Beni.
Beni pun berharap PPDB dilaksanakan dengan baik. Di samping itu calon siswa baru yang diterima punya etos belajar yang sangat baik, mengikuti aturan yang ada di sekolah, serta hormat kepada guru. [SR]***