majalahsora.com, Kota Cirebon – Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah merancang Science and Technology Park (STP) Jawa Barat, di Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
STP merupakan kawasan sains dan teknologi, atau sebuah wahana yang dikelola secara profesional untuk mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan melalui pengembangan, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan penumbuhan perusahaan pemula berbasis teknologi.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyebut bahwa rancangan STP Jabar ini disiapkan oleh Tim Science and Technology Park Jawa Barat berdasarkan surat perintah Gubernur Jawa Barat No. 050.05/2551/BP2D.
“Kita canangkan di Cirebon sebagai STP pusat Jawa Barat,” kata Aher di lokasi pembangunan STP, di Cirebon, Sabtu (30/12/2017).
Secara rinci, Aher pun menyebut sejumlah fungsi STP, antara lain menyediakan wahana untuk kolaborasi R&D berkelanjutan antar universitas, lemlitbang, dan industri.
Kemudian STP juga akan berfungsi memfasilitasi penumbuhan perusahaan berbasis inovasi melalui inkubasi dan proses spin-off (memisahkan dari induk perusahaan).
“Juga menyediakan layanan bernilai tambah lainnya melalui penyediaan ruang dan fasilitas berkualitas tinggi,” katanya.
Aher pun menyebutkan ke depan juga akan dibangun sejumlah STP wilayah yang tersebar di seluruh penjuru Jawa Barat, seperti di antaranya: STP Jabar Wilayah Bodebekkapur Raya, Bandung Raya, Cirebon Raya, Pelabuhanratu Raya, Rancabuaya Raya, dan Pangandaran Raya.
Adapun STP Cirebon saat ini baru memiliki luas lahan 19 hektar dari 30 hektar yang direcanakan. Dengan rincian 18 hektar di kelurahan Kalijaga, dan 1 hektar di kelurahan Argasunya, di Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
“Tentu saja lahannya harus dibebaskan sehingga target 30 hektar itu bisa tercapai seluruhnya. Sekarang ada sekitar 11 hektar yang berada di tengah-tengah lahan itu milik masyarakat dan 19 hektar sudah dibebaskan,” ungkap Aher.
Ia ingin, pembangunan STP supaya bisa dimulai pada tahun 2018. Meskipun, proyek tersebut masih perlu dikaji lebih dalam lagi, karena tidak hanya menyoal pembangunan fisik.
“Tapi tentu harus didesain dan direkayasa terlebih dahulu dan disepakati oleh para pakar,” katanya.
Aher juga menjelaskan bahwa di kawasan STP nantinya akan dikembangkan suatu knowledge industry, atau ilmu pengetahuan industry, maka berbagai jenis penbangunan fisik akan mengikuti bidang pengetahuan industri apa saja yang akan dibangun.
“Ketika pengembangannya nano teknologi maka gedungnya pun harus disesuaikan dengan kebutuhan nano teknologi. Begitupun ketika yang kita kembangkan adalah laboratorium robot atau laboratorium mangga gedong gincu, ikan sidat dan ikan nila itu agrobisnisnya termasuk laboratoriumnya, maka pembangunan gedungnya pun harus disesuaikan,” ucap Aher. [SR]***