majalahsora.com, Kota Bekasi – Pasca alih kelola SMA/SMK oleh pemerintah provinsi pada awal tahun 2017, maka langkah penting yang dilakukan Pemprov Jabar adalah penyediaan ruang-ruang kelas baru dengan melanjutkan program yang sudah digulirkan yaitu Program Rehab Kelas Baru (RKB) dan lebih memacu program pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), yang dibangun secara bertahap.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengungkapkan hal tersebut usai melakukan pengarahan di hadapan para Kepala Sekolah SMA dan SMK se-Kota Bekasi, yang bertempat di Aula SMA Negeri 2 Kota Bekasi, Jl. Tangkuban Perahu No. 1 Perumnas II, Kota Bekasi, Selasa (23/10/17). Aher menyebut bahwa pembiayaan program USB yang sudah berjalan kini tidak terpaku pada skema APBD namun juga melalui kemitraan dengan multi pihak.
“USB terus kita dorong, program ini memang yang dibutuhkan di tahun pertama pasca alih kelola, tentu dilakukan secara bertahap mengingat masih perlu penyesuaian dalam banyak aspek. Selain itu, porsi besar APBD juga telah kita alokasikan bagi tunjangan guru dan tenaga kependidikan dan tentunya untuk operasional sekolah, saya sudah keliling ke beberapa tempat pada umumnya para guru senang Pemprov mempertahankan tradisi TPP yang juga berlaku bagi mereka,” ujar Aher di hadapan 22 Kepala SMA dan 15 Kepala SMK se-Kota Bekasi.
“Urusan wajib pemerintahan tentu tidak hanya pendidikan, ini menyebabkan anggaran pendidikan masih terbatas, namun kita menggali potensi kemitraan dengan pihak swasta melalui CSR, hasilnya sudah banyak bangunan sekolah yang dibangun oleh perusahaan. Bahkan kami membuka kesempatan kepada pemerintah kabupaten dan kota, untuk sharing pembiayaan pendidikan melalui skema hibah, Kota Bekasi salah satunya sudah siap,” lanjutnya.
Angka partisipasi pendidikan untuk sekolah menengah diakui masih belum memuaskan, hal itu yang mendorong Pemprov memacu pembangunan USB. Juga pertimbangan pemerataan pendidikan di daerah pelosok menginisiasi pihak Gedung Sate untuk bisa mendekatkan layanan pendidikan kepada masyarakat. Semua langkah itu dilakukan dalam rangka meningkatkan jumlah kursi sekolah atau daya tampung siswa didik.
“Daya tampung itu tentu dipengaruhi oleh kemampuan finasial masyarakat juga yang terpenting karena faktor jarak, ada siswa yang menempuh 15 hingga 20 km untuk bisa menjangkau sekolahnya, siswa tidak mampu yang mengakibatkan putus sekolah, dll. Oleh sebab itu saat ini kita sedang menghadirkan sekolah-sekolah di daerah pinggiran dengan membangun USB,” papar Aher.
Dalam kesempatan pengarahan di hadapan para kepala sekolah tersebut Aher meminta manajemen sekolah dapat sigap dalam menyerap alokasi anggaran yang sudah disediakan untuk operasional sekolah, upaya ini untuk mengurangi beban sekolah dan menghindari pungutan yang tidak perlu dan dibebankan kepada orang tua siswa.
“Saya minta manajemen sekolah sigap dalam mengelola keuangan, anggaran yang sudah dialokasikan untuk operasional segera untuk diserap dan digunakan untuk mengurangi beban sekolah, silakan manfaatkan semaksimal mungkin, sepanjang dapat dipenuhi oleh pemerintah maka hindari pungutan yang tentu membebani orang tua,” papar Aher.
Sementara itu, ditemui usai kunjungan Gubernur, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kota Bekasi, Ekowati mengungkapkan bahwa kunjungan Aher tersebut bisa memberikan motivasi bagi para kepala sekolah, guru, dan para siswa. Ekowati berharap, setelah alih kelola ini mutu pendidikan SMA/SMK di Jawa Barat lebih baik, dengan diikuti peningkatan kesejahteraan para tenaga pendidiknya.
“Kita akan lebih dekat (antara sekolah dengan Pemprov). Dan kami berkomitmen semua guru se-Kota Bekasi akan menjadi guru yang profesional,” kata Ekowati.
“Kita komunikasi, koordinasi dengan pihak provinsi juga tidak ada masalah. Karena didukung dengan teknologi juga, bisa melalui WA (whats app) dan telepon. Bagi kami ke provinsi jadi lebih dekat, tidak ada kendala apapun dengan kemajuan teknologi ini,” pungkasnya. [SR]***