majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Beberapa waktu lalu ada pemberitaan kurang benar di salah satu media online, bahwa acara wisuda dan pelepasan siswa SMAN 1 Ciwidey tahun 2022, dijadikan ajang cari untung.
Dalam pemberitaan itu juga ada orangtua siswa SMAN 1 Ciwidey yang tidak mau disebutkan identitasnya, dijadikan sebagai narasumber.
Dijelaskan bahwa orangtua tersebut keberatan membayar uang perpisahan sebesar Rp 250.000.
Perpisahannya sendiri dilaksanakan di SMAN 1 Ciwidey, pada hari Rabu (15/6/2022) lalu.
Untuk mengkonfirmasi hal itu, majalahsora.com sengaja menyambangi SMAN 1 Ciwidey yang ada di Jalan Babakan Tiga No 125. Bertemu dengan Jajang Hadiwijaya, tokoh masyarakat setempat, yang juga Komite SMAN 1 Ciwidey, Selasa (21/6/2022).
(Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Bale Bandung, klik http://pmb.unibba.ac.id/index.php/pendaftaran_pmb)
Drs. Adi Sumiarto, M.M.Pd., Kapala SMAN 1 Ciwidey saat berdiskusi dengan komite sekolah dan wakil kepala sekolah, Selasa (21/6/2022)
Kepada majalahsora.com Jajang menjelaskan, bahwa pihak sekolah tidak pernah memaksa orangtua siswa untuk membayar kegiatan pelepasan siswa angkatan sekarang (2022). Apalagi bagi keluarga yang kurang mampu.
Saat ditanya oleh majalahsora.com, apakah pernah ada orangtua siswa yang melapor karena keberatan membayar seperti yang diberitakan? Dirinya menegaskan, sejauh ini tidak ada orangtua siswa yang melapor kepada komite sekolah.
Jajang juga heran, kalau, memang keberatan kanapa baru bicara sekarang dan di media. Tidak konfirmasi ke komite sekolah sebagai wakil orangtua siswa.
Tindakan tersebut kata Jajang sangat disayangkan.
“Sampai saat ini tidak ada orangtua siswa yang melapor langsung ke komite sekolah,” kata Jajang.
Jajang Hadiwijaya, S.Pd., Komite SMAN 1 Ciwidey, Kabupaten Bandung
Lanjutnya kegiatan perpisahan juga, merupakan usulan dan permintaan siswa ke kesiswaan, karena selama pandemi tidak ada kegiatan perpisahan luring seperti ini.
“Kami selaku komite mengembalikan lagi permintaan itu kepada orangtua siswa. Kalau memang mampu dan bisa dilaksanakan, ada ijin dari sekolah dan lingkungan sekitar maka silahkan,” tegas Jajang.
“Mun kaduga pek laksanakeun lamun teu kaduga entong (jika mampu laksanakan kalau tidak mampu ya jangan), tidak ada paksaan,” imbuhnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa setelah disetujui oleh pihak sekolah, hal itu dikembalikan lagi ke siswa dan orangtua siswa.
Hal itu juga didukung oleh pihak pengawas, lingkungan dan satgas COVID yang memberikan ijin.
Cecep Rahmat Hidayat, M.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
“Setelah jelas ijinnya maka kami menyampaikan bisa dilaksanakan dengan biaya yang tidak dipaksakan. Pihak komite meng-acc kalau sudah ada ijin dari sekolah,” kata Jajang.
Masih sehubungan dengan sumbangan atau iuran, Jajang menjelaskan, bahwa selama pandemi ini sekolah tidak memungut iuran untuk pembangunan sekolah.
Malah sebaliknya sekolah memberikan bantuan, seperti memberikan kuota internet gratis dari Telkomsel untuk pembelajaran dalam jaringan.
“Itulah kebaikan sekolah. Selama ini tidak pernah memberatkan orangtua siswa. Ijazah juga diberikan begitu saja, tidak pernah ditahan, meskipun masih ada siswa kelas XII yang memiliki tunggakan sumbangan yang disepakati saat awal masuk sekolah,” kata Jajang.
“Kami malah sangat berterima kasih kepada para guru yang telah mendidik anak-anak kami hingga berhasil dan lulus SMA,” imbuhnya.
Drs. Adi Sumiarto, M.M.Pd., Kepala SMAN 1 Ciwidey dengan Bunga Melody Bintang Pantura Indosiar, siswi lulusan 2022, saat acara wisuda dan pelepasan siswa, Rabu (15/6/2022)
“Peupeuriheun sakola tilu taun teu mayar, nya atuh ari perpisahan mah piraku dibiayaan deui ku sakola,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama Cecep Rahmat Hidayat, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan juga ketua pelaksana kegiatan, menjelaskan kronologis diadakannya perpisahan siswa kelas XII.
“Tanggal 13 Mei 2022 ada siswa yang nge-wa dan nelpon saya, ingin mengadakan wisuda dan pelepasan. Lalu kami mengumpulkan perwakilan dari tiap kelas sebanyak tiga orang,” kata Cecep.
Masih kata Cecep, mereka juga memiliki keinginan berbeda, karena ada yang ingin perpisahan diadakan di hotel, bahkan ada yang ingin sambil main ke Pangandaran.
“Setelah itu kami melakukan rapat dengan Bapak Ibu Walikelas, sebagai orangtua siswa di sekolah,” terangnya.
Pelaksanaan upacara adat secara profesional dari ISBI Bandung
“Sekolah akhirnya mengambil keputusan melalui Bapak Kepala Sekolah, melaksanakan di sekolah. Tujuannya agar semua siswa bisa ikut, dari segi pembiayaan juga lebih kecil, dibandingkan ketika berangkat ke Pangandaran,” tambah Cecep.
Panitia juga kata Cecep sangat mempertimbangkan dan meminimalisir biaya kegiatan perpisahan, terlebih baru pulih dari pandemi.
“Makanya muncul nominal seperti sudah diketahui bersama (Rp 250.000),” kata Cecep.
Adapun peruntukannya untuk tenda, panggung, kursi, upacara adat dari ISBI Bandung, soundsystem, medali, konsumsi dan lainnya.
Cecep pun tidak memungkiri ada orangtua siswa yang bertanya mengenai nominal pembiayaan. Namun tujuannya kata Cecep untuk konfirmasi saja.
Kepala sekolah, komite sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan SMAN 1 Ciwidey
“Takut biayanya dibesarkan oleh anaknya. Setelah dijelaskan, orangtua malah sangat menginginkan kegiatan pelepasan. Apalagi selama ini anaknya dititipkan di sekolah dan kemudian di kembalikan lagi ke mereka,” kata Cecep.
“Alhamdulillah dari orangtua sebenarnya tidak ada komplain, karena pembiayaan itu kembali ke siswa,” imbuhya.
Diketahui dari 374 siswa yang ikut serta, ada 350 siswa yang membayar. Sisanya subsidi silang, termasuk membantu yang tidak mampu.
“Tidak ada paksaan, bagi yang tidak mampu tidak bayar sama sekali,” tegas Cecep.
Senada dengan Cecep, Adi Sumiarto, Kepala SMAN 1 Ciwidey menjelaskan, diadakannya pelepasan siswa lulusan 2022 di sekolah, karena saat awal diterima di sekolah dan berakhir juga harus di sekolah.
“Hal itu juga mengacu pada masalah pembiayaan termasuk keamanan. Kalau dilaksanakan di luar belum tentu siswa ikut semua,” kata Adi.
Keceriaan dan kegembiraan terpancar dari raut wajah mereka saat acara wisuda dan pelepasan siswa
Oleh sebab itu kata Adi, agar siswa dan guru ikut semua maka diadakan di sekolah.
“Alhamdulillah masalah biaya sudah ditekan seminal mungkin dengan tenda panggung dan soundsystem yang sangat mewah,” kata Adi.
“Saya bisa katakan kegiatan pelepasan siswa penuh dengan kegembiraan serta kepuasan. Bisa merasakan euforia, karena sebelumnya tidak bisa seperti ini, karena pandemi,” kata Adi.
Bahkan kata Adi, pelepasan itu jadi lebih meriah dengan tampilan Bunga siswa kelas XII yang merupakan Bintang Pantura Indosiar. Di samping itu ada bintang tamu Adel Mahadewi.
“Alhamdulillah kami bisa mendatangkan bintang tamu, sesuai keinginan siswa harus ada bintang tamu dengan biaya yang tidak terlalu besar,” kata Adi.
“Besoknya kami bagikan ijazah, meskipun ada yang belum diambil karena alasan lagi sakit dan sudah bekerja,” pungkas Adi. [SR]***