majalahsora.com, Kota Bandung – Kegiatan Pengabdikan kepada Masyarakat (PKM) merupakan bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh para dosen untuk menyumbangkan pemikiran dan pengetahuannya dalam menjawab persoalan-persoalan masyarakat.
Adanya transfer pengetahuan dari kampus kepada masyarakat melalui PkM merupakan salah satu bentuk kontribusi perguruan tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sejumlah dosen dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dan Institut Teknologi Bandung (ITB) berkolaborasi melakukan kegiatan PkM kepada Komunitas Adat Dukuh di Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut. Kegiatannya dilakukan dalam bentuk “Pelatihan Pengembangan Media Promosi Wisata Religi Berbasis Digital”.
Neneng Yanti selaku Ketua Tim PkM, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program PkM dengan skema pemberdayaan berbasis masyarakat Kemdikbudristek RI tahun 2024.
ISBI Bandung: Ketua Tim, Neneng Yanti K.L., M.Hum., Ph.D
Lanjutnya, kegiatan ini dimulai dengan analisis situasi di lokasi mitra PkM untuk memahami persoalan-persoalan prioritas di Kampung Adat Dukuh.
Dijabarkan Neneng, Kampung Adat Dukuh merupakan salah satu kampung adat di Jawa Barat (Jabar) yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisi dan budaya peninggalan leluhur. Mereka memegang teguh ajaran Islam dengan sejumlah praktik tradisinya.
Masyarakat Kampung Adat Dukuh menganut tradisi Islam yang menjadikan wara’ (kehati-hatian) dan zuhud (kesederhanaan) sebagai prinsip hidup. Kesederhanaan ini menjadi ciri khas, dianut dalam kehidupan bermasyarakat.
“Akan tetapi, perubahan-perubahan sosial dan budaya lambat laun menerpa masyarakat Adat di Kampung Dukuh,” kata Neneng.
ISBI Bandung: Pelatihan Pengembangan Media Promosi Wisata Religi Berbasis Digital, dari Dosen ISBI berkolaborasi dengan Dosen ITB
Masyarakat Kampung Adat Dukuh, dihadapkan pada kompleksitas antara menjaga keutuhan tradisi dan beradaptasi dengan perubahan. Maka, untuk menghadapi persoalan tersebut, masyarakat adat melakukan sejumlah kompromi.
“Mereka yang ingin hidup dengan cara yang lebih modern, termasuk menggunakan peralatan modern seperti listrik, kompor, dan lain-lain dapat tinggal di area Dukuh luar. Sedangkan masyarakat yang masih menjaga keaslian ajaran leluhur, tinggal di Dukuh jero (dalam),” kata Neneng.
Tarik ulur antara mempertahankan tradisi atau berkompromi dengan kemodernan tak jarang membuat masyarakat Kampung Adat Dukuh, khususnya di kalangan generasi muda berada di persimpangan. Kepatuhan pada nilai-nilai leluhur yang telah diwariskan secara turun temurun adalah sebuah kewajiban, tetapi kemampuan beradaptasi dengan kehidupan modern juga diperlukan oleh generasi muda agar mereka dapat bertahan. “Khususnya dalam memperoleh peluang-peluang ekonomi baru,” kata Neneng.
Masih dari keterangan Neneng, Kampung Adat Dukuh memiliki tradisi Jaroh (ziarah) di makam karomah, makam penyebar Islam yang terkenal dan disucikan, sekaligus pendiri Kampung Dukuh, yakni Syekh Abdul Jalil. Setiap hari Sabtu, para peziarah datang dari berbagai daerah hingga luar kota, yang berjumlah ratusan orang. Letaknya yang berada jauh di pedalaman tidak menghalangi para peziarah untuk berkunjung. Situasi ini menjadi peluang bagi pengembangan wisata religi di kampung Dukuh.
ISBI Bandung: Para pemuda Kampung Adat Dukuh, antusias mengikuti kegiatan pelatihan
Kehadiran para pengunjung ini tentunya memberikan dampak yang baik bagi perekonomian warga di sekitar. Mulai dari penginapan sederhana bagi pengunjung, hingga makanan dan tempat parkir yang dapat menjadi sumber pemasukan.
Dengan kata lain, daya tarik Kampung Adat Dukuh sebagai tujuan wisata religi menjadi potensi pemberdayaan ekonomi bagi warga. Namun, hal itu belum dikelola dengan baik.
Berkaitan dengan kegiatan pelatihan dari para dosen, dilakukan selama tiga hari, tanggal 6-8 September 2024. Neneng selaku Ketua Tim, berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas kelompok masyarakat, khususnya anak muda, dalam mempromosikan wisata religi melalui platform digital.
Selanjutnya, masyarakat Kampung Adat Dukuh dapat mengelola dan mengembangkan platform tersebut untuk pemberdayaan ekonomi dengan mempromosikan produk-produk lokal melalui online shop.
ISBI Bandung: Tujuan pelatihan di antaranya untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat Kampung Adat Dukuh
Adapun materi yang disampaikan dalam pelatihan di antaranya: Pengenalan Platform Digital, Cara Membuat Konten, Pengelolaan Website dan Media Sosial, dilanjutkan dengan praktik di lapangan dan diakhiri dengan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pelatihan.
Pelatihan juga telah berhasil membentuk dan mendeklarasikan sebuah komunitas anak muda Dukuh yang melek digital dengan nama Komunitas Literasi Digital “Ngagula Sagandu,” yang memiliki tagline Motekar Salawasna (kreatif selamanya).
Menanggapi kegiatan PkM ini, Kepala Desa Ciroyom Amiludin, sangat menyambut baik kegiatan ini. Ia berharap generasi muda Kampung Dukuh dapat memanfaatkan kegiatan ini sebaik mungkin sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan zaman, sekaligus menjaga nilai-nilai dukuh yang otentik.
Sedangkan Tokoh Kampung Adat Dukuh Yayan mengatakan, bahwa PkM ini baginya seperti menemukan oase yang telah dinanti-natikan sejak lama. Ia menyadari pentingnya sebuah platform digital untuk menyebarluaskan nilai-nilai, sejarah, pengetahuan khas Dukuh secara akurat kepada masyarakat luas.
Diketahui Tim PkM ini terdiri dari Neneng Yanti K. Lahpan (Ketua Tim/ISBI Bandung), Iip Sarip Hidayana (ISBI Bandung) dan Bagas Dwipantara Putra (ITB) serta sejumlah mahasiswa. Hadir juga jurnalis senior dan pakar media, Duddy RS, pegiat media sosial Arif Budiman dan Nurul Izzati. [SR]***