Poto majalahsora.com-Humas Prop. Jabar, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) meraih Anugerah Purwakalagrha
majalahsora.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) meraih Anugerah Purwakalagrha dalam ajang Indonesia Museum Awards (IMA) 2017. Aher meraih anugerah tersebut untuk Kategori Pejabat Peduli Museum.
Aher dinilai memiliki peran aktif dalam melestarikan nilai-nilai sejarah, cagar budaya, dan masalah permuseuman di Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut dia wujudkan dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Kepurbakalaan, Kesejarahan, Nilai Tradisional, dan Museum.
Perda tersebut dimaksudkan untuk mengelola cagar budaya, sejarah, nilai budaya, dan museum sebagai upaya pelestarian untuk mempertahankan keberadaannya. Caranya, yaitu dengan melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya. Perda tersebut dinilai telah memberikan keberpihakan yang nyata dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap pengembangan museum.
“Kita ingin peninggalan-peninggalan masa lalu itu secara regulasi juga terlindungi baik itu yang ada di provinsi maupun di kabupaten/kota. Kita meminta lewat Perda itu bahwa seluruh kabupaten/kota untuk memelihara kesejarahannya, kalau bisa kemudian kepurbakalaan, kesejarahan tersebut dalam bentuk museum,” kata Aher usai menerima Anugerah Purwakalagrha IMA 2017 untuk Kategori Pejabat Peduli Museum yang digelar di Aula Barat Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Jumat (14/10/17) malam.
Aher menambahkan, melalui Perda tersebut lahir berbagai upaya untuk mengembangkan museum di Jawa Barat. Upaya tersebut di antaranya kolaborasi dengan berbagai museum yang ada di Jawa Barat untuk merawat, mengembangkan, termasuk ikut andil membangun museum baru bersama kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Saat ini Pemprov Jawa Barat juga tengah membangun Museum Gedung Sate. Museum yang ditargetkan selesai pada November 2017 ini terletak di lantai 1 Gedung Sate. Museum ini akan menghadirkan berbagai informasi tentang sejarah Gedung Sate, mulai dari proses pembangunan hingga informasi detail tentang bahan bangunan yang digunakan untuk membangun Gedung Sate. Museum tersebut akan menghadirkan berbagai fasilitas, termasuk studio film.
“Termasuk nanti kita – kalau beres Masjid Raya Jawa Barat kan akan ada juga Museum Nabi secara khusus. Museum tentang sejarah Nabi secara khusus dan lengkap, sehingga untuk memahami sejarah Nabi itu cukup datang ke museum. Bahkan ke depan kita rencanakan untuk membangun Museum Angklung, Museum Wayang Golek,” tutur Aher.
“Sejatinya museum itu menceritakan sejarah masa lalu secara original kemudian dipermudah perkembangan dari zaman ke zaman, sehingga seseorang yang datang dipermudah untuk mengenang masa lalunya tentang sesuatu,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Juri IMA 2017 Wiendu Nuryanti mengatakan, bahwa tidak semua provinsi di Indonesia memiliki Perda tentang Museum seperti Jawa Barat. Perda tentang Museum yang ada di Jawa Barat, kata Wiendu memberikan dampak positif terhadap perkembangan museum di kabupaten/kota di Jabar. Termasuk kebijakan untuk merevitalisasi sebuah museum agar menjadi menarik dan unik.
“Tidak semua dari 34 provinsi di Indonesia memiliki hal tersebut (Perda). Saya kira ini perlu dijadikan contoh oleh provinsi-provinsi lain di Indonesia. Perda ini telah memberikan dampak yang positif dengan cukup baiknya pengelolaan museum-museum di wilayah Jawa Barat dan pertumbuhan permuseuman di Jawa Barat yang paling tinggi di seluruh Indonesia,” ujar Wiendu dalam acara IMA 2017.
“Cukup banyak museum baru yang dibangun di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat saat ini. Sementara revitalisasi museum juga telah dan akan atau sedang dilakukan di beberapa di wilayah Jawa Barat. Dan sudah barang tentu kepala daerah memegang kunci atas perkembangan tersebut,” lanjutnya.
Ajang tahunan Indonesia Museum Awards ini digagas oleh Komunitas Jelajah. Tujuannya, yaitu untuk memberikan penghargaan kepada tokoh, pengelola museum, dan pekerja di bidang sejarah, kepurbakalaan, dan permuseuman.
Diharapkan ajang ini bisa meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah, kepurbakalaan, permuseuman, dan para pecinta warisan budaya. “Dan yang paling penting ajang ini diharapkan mampu menginspirasi generasi muda untuk terus belajar dan mencintai warisan budaya bangsa,” ungkap Ketua Pelaksana IMA 2017, yang juga pendiri Komunitas Jelajah, Ciwuk Musiana Yudhawasthi dalam siaran pers IMA 2017.
Ada lima Kategori Utama dalam ajang IMA 2017 ini, yaitu; Museum Cerdas, Museum Cantik, Museum Menyenangkan, Museum Unik, dan Museum Bersahabat. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada para tokoh dan institusi yang dinilai telah memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan museum, di antaranya Pejabat Peduli Museum, Tokoh Peduli Museum, Pengusaha Peduli Museum, Perguruan Tinggi Peduli Museum, serta Media Peduli Museum.
Berikut para penerima Anugerah Purwakalagrha Indonesia Museum Awards 2017:
- Kategori Pejabat Peduli Museum: Ahmad Heryawan,
- Kategori Perguruan Tinggi Peduli Museum: Universitas Negeri Yogyakarta,
- Kategori Media Peduli Museum: Media Indonesia,
- Kategori Museum Cerdas: Museum Ruwa Jurai di Lampung,
- Kategori Museum Cantik: Museum Ullen Sentalu di Yogyakarta,
- Kategori Museum Bersahabat: Museum Benteng Heritage di Tangerang,
- Kategori Museum Unik: Museum Kata Andrea Hirata di Bangka Belitung,
- Kategori Museum Menyenangkan: Museum Konferensi Asia Afrika di Bandung,
- Kategori Pengusaha Peduli Museum: Ciputra,
- Kategori Pengabdian Sepanjang Hayat: Santoso Doellah (Tokoh Batik), dan
- Kategori Tokoh Peduli Museum: BJ Habibie. [SR]***