majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Menjaga lingkungan, hutan, dan daerah aliran sungai (DAS) adalah tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Hutan berperan sebagai penyimpan air dan penyangga ekosistem, sementara sungai menjadi sumber kehidupan yang tak tergantikan.
Jika hutan rusak, DAS tercemar, dan sampah dibuang sembarangan, dampaknya bisa sangat luas—mulai dari banjir, longsor, hingga krisis air bersih dan kesehatan lingkungan. Oleh karena itu, kesadaran untuk menjaga dan mengelola lingkungan harus dimulai dari hal-hal sederhana, seperti memilah dan mengolah sampah dengan benar.
Pelibatan semua pihak sangat dibutuhkan dalam upaya pelestarian ini. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan lingkungan, dunia usaha wajib menjalankan prinsip berkelanjutan, dan masyarakat harus aktif menjaga kebersihan, tidak merusak hutan, serta mengelola sampah rumah tangga.
(Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Bale Bandung, Kampus Berkualitas di Bandung dengan Biaya Pendidikan Terjangkau klik di http://pmb.unibba.ac.id/index.php/pendaftaran_pmb)
Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Bale Bandung (YPBB), R.H. Firman B Sumantri, MBA (kedua dari kiri)., berbincang dengan Rektor UNIBBA, Ketua FKP-DAS Kabupaten Bandung, serta tokoh pegiat lingkungan, sebelum acara sosialisasi dan penandatanganan MoU
Sekolah dan perguruan tinggi memiliki peran penting dalam menanamkan pendidikan lingkungan sejak dini. Dengan kerja sama dan kepedulian bersama, kita dapat menjaga kelestarian hutan, sungai, dan lingkungan demi masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Dalam konteks ini, Forum Komunikasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (FKP-DAS) mengadakan kegiatan sosialisasi FKP-DAS Kabupaten Bandung, pemaparan materi terkait menjaga dan melestarikan lingkungan serta pengelolaan sampah, yang ditutup dengan penandatanganan kerja sama (MoU) antara Universitas Bale Bandung (UNIBBA) dengan FKP-DAS, bertempat di Gedung Faperta, Jalan R.A.A. Wiranatakusumah, Baleendah, Kabupaten Bandung pada hari Rabu (21/5/2025).
Pada kesempatan tersebut, Agus Suherman, S.Pd., Ketua FKP-DAS Kabupaten Bandung, mensosialisasikan tugas pokok dan fungsi lembaga yang dipimpinnya. Memet Ahmad Surahman (Eyang Memet), tokoh lingkungan Jawa Barat sekaligus Ketua Yayasan Giri Raharja, memaparkan tentang “Ketahanan Pangan Berbasis Konservasi”. Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan dari Dr. Ir. Sapto Prajogo, Wakil Ketua FKP-DAS Jawa Barat, mengenai “Transformasi Manajemen Layanan Persampahan”.
Rektor UNIBBA, Dr. Ir. H. M. Danuwikarsa, M.S., (kanan) dan Ketua FKP-DAS Kabupaten Bandung, Asep Suherman, S.Pd., bersalaman paska penandatanganan MoU
Sebelum kegiatan berlangsung, Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Bale Bandung (YPBB), R.H. Firman B Sumantri, MBA., kepada majalahsora.com menyampaikan bahwa UNIBBA sangat peduli terhadap kegiatan menjaga dan melestarikan lingkungan.
“Tentu wilayah di Kabupaten Bandung, terkait penghijauan harus betul-betul dilaksanakan. Mulai ditanam dijaga sampai pohon tersebut tumbuh, jangan sampai terganggu,” kata Firman yang juga menjabat Wakil Ketua DRPD Kabupaten Bandung.
Selain itu, terkait daerah aliran sungai, menurut Firman, perlu dilakukan penanaman untuk resapan air dan teduhan, serta pemasangan jaring-jaring pengaman sampah agar aliran air tetap lancar dan terbebas dari sampah.
Memet Ahmad Surahman (Eyang Memet), tokoh lingkungan Jawa Barat sekaligus Ketua Yayasan Giri Raharja, memaparkan tentang “Ketahanan Pangan Berbasis Konservasi”
Oleh sebab itu, peran UNIBBA sebagai lingkungan akademisi ingin terlihat nyata dalam pelaksanaan kepedulian terhadap lingkungan, termasuk dengan melibatkan dosen dan mahasiswa secara langsung.
“Karena ini tempat di mana kita tinggal, di mana kita dibesarkan, dan di mana kita mati, lingkungan harus baik. Tentunya kami mendukung forum dan kegiatan ini agar terus berlanjut,” kata Firman.
“Dengan kerja sama ini, kami pun akan membenahi lingkungan kami sendiri, kemudian ke wilayah yang memang dianggap kritis. Pada intinya kami siap mendukung kegiatan peduli lingkungan. Dan MoU harus bermanfaat untuk banyak pihak,” pungkas.
Dr. Ir. Sapto Prajogo, Wakil Ketua FKP-DAS Jawa Barat
Transformasi Manajemen Layanan Persampahan
Berkenaan dengan materi yang disampaikan Sapto Prajogo, menjelaskan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya berbicara mengenai aspek teknologi atau sekadar merubah sampah menjadi berbagai produk. Menurutnya, ada hal mendasar yang harus dibenahi, yaitu transformasi manajemen layanan persampahan. Contohnya adalah posisi pengangkut sampah yang secara hierarki sosial masih termarjinalkan.
“Kita ambil contoh saat menjelang lebaran, tukang sampah membawa map keliling minta THR. Itu menyebabkan posisi dia (pengangkut sampah) ada di bawah,” kata Sapto.
Oleh karena itu, menurutnya, perlu peran pemerintah agar tukang sampah memiliki posisi yang setara dan terhormat sebagaimana masyarakat lainnya. Hal ini, kata Sapto, tidak ada kaitannya dengan ekonomi.
UNIBBA terus berupaya menjadi Kampus Berdampak yang peduli terhadap lingkungan
“Maksud yang setara itu tidak ada kaitannya dengan miskin. Karena banyak orang yang secara ekonomi tidak baik tetap terhormat, kan banyak. Selama ini karena sifat hubungan kerjasamanya tidak sehat, menyebabkan posisi tukang sampah ada di bawah, dan ini harus kita koreksi,” jelasnya.
Saat disinggung mengenai peran kampus, Sapto menyebutkan bahwa kampus merupakan sumber intelektual dan diharapkan dapat menjadi contoh dalam pengelolaan lingkungan.
“Paling tidak di kampus dibangun mengenai manajemen lingkungan, (pengelolaan sampah). Jadi tidak hanya memberikan fasilitas, tetapi ada satu cara tertentu yang diterapkan. Sehingga masyarakat akademik mengikuti itu dan menjadi tertib, dan menjadi contoh bagi masyarakat,” pungkasnya.
Sekedar diketahui dalam kegiatan ini, dihadiri oleh Rektor Universitas Bale Bandung, Dr. Ir. H. M. Ibrahim Danuwikarsa, M.S., Wakil Rektor II, Muhammad Iqbal, S.E., M.M., Wakil Rektor III, Dra. Rinayanti Laila Nurwulan, M.Pd., Dekan Faperta, Dr. Wini Fetia Wardhiani, S.T., M.EP., tokoh masyarakat, TNI, pegiat lingkungan serta dosen dan mahasiswa UNIBBA. [SR]***