majalahsora.com, Kota Bandung – Sobat Sora, Prof Obsatar Sinaga, Rektor Universitas Widyatama (UTama) merupakan seorang muslim yang taat.
Dirinya berusaha seoptimal mungkin menjalankan perintah ibadah dari “Sang Kuasa” Alloh SWT, sebagai bentuk keimanan dan ketaqwaannya. Di samping itu berupaya meringankan beban dan menolong sesama yang membutuhkan uluran tangannya.
Kepada majalahsora.com, Prof Obi (51 tahun) sapaan akrabnya, mengatakan, ada lima kebiasaan yang ia jalankan di samping ibadah wajib, seperti menghatamkan Al-Qur’an dan membaca artinya selama tiga bulan kurang tiga hari, puasa sunah Senin dan Kamis, shalat tahajud, menyisihkan rezeki dan setiap minggu mengundang ustadz untuk menambah khazanah keislaman.
Hal itu merupakan salah satu hal yang menghantarkan dirinya bisa mencapai kesuksesan seperti sekarang ini. Memiliki motto hidup “Sebaik-baik umat Nabi Besar Muhammad SAW, yaitu yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lainnya”.
Saat ditanya dari sejak kapan ia menjalankan kebiasaan itu, menurut pengakuannya, sejak SMP dirinya sudah melakukan puasa sunah Senin dan Kamis, membaca Al Qur’an setiap hari sampai khatam dan shalat tahajud.
(Universitas Widyatama, kampus berkualitas di Kota Bandung. Info penerimaan mahasiswa baru klik pmb.widyatama.ac.id)
“Alhamdulillah, sejak SMP saya sudah lakukan kebiasaan puasa sunah Senin & Kamis, menghatamkan Al Qur’an termasuk membaca artinya, selama tiga bulan kurang tiga hari serta shalat malam (tahajud). Sampai saat ini saya lakukan,” kata Prof Obi, di ruang kerjanya, Gedung Rektorat Lantai 2, Jalan Cikutra No 204-A, Jum’at (26/3/2021)
Kini kebiasaan Prof Obi, setiap tengah malam istiqomah membangunkan rekan sejawat, wakil rektor, kabiro, kaprodi, dan lainnya termasuk wartawan majalahsora.com, untuk melaksanakan shalat malam (tahajud).
“Saya ajak sebagian rekan dan lainnya untuk melakukan sholat malam,” katanya.
Di samping itu, setiap bulan menzakati penghasilannya sebesar 20%.
“Saya ada perjanjian tertulis (MoU) dengan Alloh SWT untuk menzakatkan seluruh penghasilan saya sebesar 20%. Dulu diawali nilai 2,5%, 5%, 7,5%, 10% alhamdulilah sejak tanggal 6 Januari 2021 saya zakatkan 20%,” kata Prof Obi dengan kerendahan hati.
“Zakatnya disalurkan kepada anak yatim, pedagang yang ada disekitar rumah, saya berkeliling setiap pagi. Setiap bulan menyediakan beras, pegawai kurang beras, satpam bisa mengambil,” kata Prof Obi.
Dirinya sengaja membuat perjanjian tertulis (zakat) di secarik kertas untuk melakukan itu semua.
Dalam tulisan itu juga, dirinya menyerahkan segala urusan dan sesuatunya hanya kepada Alloh SWT. [SR]***