majalahsora.com, Kota Bandung – SMAN 20 Kota Bandung yang kini dipimpin Yeni Gantini, dikunjungi oleh Tim Pemantauan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Mereka melihat dan mendengar langsung paparan serta penerapan program KTR di SMAN 20 Kota Bandung.
Diketahui sekolah yang pernah dipakai untuk lokasi syuting Film Dilan itu, sudah menerapkan KTR sejak tahun 2014.
Nancy Dian Anggareni, Ketua Tim Pemantauan sekaligus Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), mengatakan SMAN 20 Bandung bisa menjadi sekolah model dalam menerapkan kebijakan KTR.
Terlebih bisa berhasilnya program itu didukung oleh semua unsur seperti kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan serta siswa SMAN 20. Terlebih diorganisir secara baik.
“Untuk menciptakan KTR di sekolah, Nancy menekankan pentingnya peran tenaga pendidik sebagai teladan bagi para siswa,” kata Nancy, saat berkunjung ke SMAN 20 Kota Bandung, Jalan Citarum No.23, Kota Bandung, Jumat (23/4/2021).
“Karena, anak-anak menjadikan lingkungan sekitar, guru, dan tenaga pendidik sebagai figur yang bisa dicontoh,” imbuhnya.
Dirinya juga mendorong sekolah lain di Jawa Barat untuk menggulirkan KTR di sekolah.
Hal tersebut harus didukung komitmen pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan partisipasi masyarakat.
“Kita bisa mulai dari lingkungan yang kecil terlebih dahulu, seperti di lingkungan sekolah sampai nanti baru di masyarakat,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama Yeni Gantini (Plt) Kepala SMAN 20 Bandung, memaparkan bahwa sejak tahun 2014, pihaknya berkomitmen menerapkan kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah dengan penandatanganan pakta integritas.
Hal ini dibuktikan dengan diraihnya perhargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri serta juara 1 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Terbaik se-Kota Bandung sebagai upaya mencapai tujuan tersebut.
Selain itu, seluruh kebijakan sekolah, baik di bidang kurikulum, sarana dan prasarana hingga tata tertib, semua berbasis lingkungan.
“Kami pun membentuk tim satgas kawasan tanpa rokok yang beranggotakan para siswa,” kata Yeni yang juga Kepala SMAN 11 Kota Bandung.
Meski demikian, lanjutnya, penerapan KTR dan pencegahan siswa untuk tidak merokok harus didukung oleh semua pihak, termasuk orangtua siswa.
“Orangtua juga berperan memberi edukasi kepada siswa. Jika tidak didukung semua pihak, tentu kita akan sulit mempertahankan komitmen ini,” tegasnya.
Sementara itu Manda Maura Ketua OSIS sekaligus anggota Satgas KTR SMAN 20 Bandung, mengatakan, sebagai satgas KTR, timnya sudah melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung terciptanya KTR di sekolah. Seperti melaksanakan patroli berkala ke setiap toilet sekolah dan mengampanyekan gerakan tidak merokok di media sosial.
Muhammad Nabil, anggota Satgas KTR lainnya mengatakan hal senada dan mendukung penuh terciptanya KTR di sekolah.
Karena menurutnya, merokok tak hanya merugikan perokok aktif, tapi juga berdampak bagi perokok pasif. Dengan adanya program KTR, lingkungan sekolah lebih aman, bisa menghirup udara segar. [SR]***