majalahsora.com, Kota Bandung – SMAN 3 Kota Bandung menggelar kegiatan Nagabonar Terharu X dan Lukis Sastra Tiga,
‘Nasionalisme Warga SMAN 3 di Bulan November dan Tergabung dengan Hari Guru’, Rabu (18/12/2019) di kampusnya Jalan Belitung No 8 Kota Bandung.
Kegiatan tersebut diinisiasi oleh para siswa SMAN 3 Kota Bandung sebagai bentuk kreativitas dalam, mengkalaborasi beberapa perayaan hari besar di bulan November lalu dalam sebuah event. Memiliki tujuan untuk mengapresi jasa para guru SMAN 3.
Di mana dalam kegiatan itu para siswanya, memberikan cindera mata kepada beberapa guru yang di tahun depan akan memasuki masa purna bakti.
Acaranya dibuka langsung oleh Pengawas Pembina SMAN 3 Bandung, Dr. Hj. Dian Peniasiani, M.Ed. Dalam sambutannya ia menyampaikan mengenai kekhawatiran dunia pendidikan di era Industri 4.0.
Menurutnya di era ini rasa apresiasi terhadap lingkungan menjadi rendah. Sedangkan teknologi digital menjadi sangat luar biasa kemajuannya, tetapi hal ini memberikan dampak sosial yang sangat terasa.
Dr. Hj. Yeni Gantini, M. Pd., Kepala SMAN 3 Kota Bandung (Poto)
Dalam kesempatan itu Dian memaparkan berabagai tahapan era yang dilalui oleh manusia, seperti mengenal era 1.0 yang bercirikan sebagai masyarakat yang dalam memenuhi kebutuhan hajat hidupnya dengan berburu, berkelompok dan berinteraksi dengan alam.
Kemudian era 2.0 dengan budaya bercocok tanam dan memiliki organisasi-organisasi kecil. Selanjutnya era 3.0, di mana di era ini manusia mulai memproduksi peralatan, atau era industri.
Lalu saat ini di era revolusi industri 4.0 atau era digitalisasi, kita akan merasakan teknologi digital yang sangat pesat kemajuannya, di mana kita merasakan banyak kemudahan dalam hidup.
Selain dampak positif, di era 4.0 juga menimbulkan dampak negatif salah satunya kecenderungan masyarakat yang memiliki nilai-nilai sosial yang rendah.
Dr. Hj. Dian Peniasiani, M.Ed., Pengawas Pembina SMA Disdik Jabar (Poto)
Dalam paparannya ia menjelaskan lebih lanjut, bahwa di tengah kesadaran dan kegelisahan akan semakin jauhnya manusia dari kodrat kemanusiaannya.
“Kini Jepang memulai dengan mendeklarasikan teknologi peradaban 5.0. Peradaban yang mencoba mengembalikan manusia dalam jiwa yang sejatinya. Konsep yang di usung adalah era revolusi society 5.0 adalah mengenai keseimbangan hidup. Masyarakat 5.0 merupakan kelompok yang menerapkan teknologi yang berfokus pada kehidupan manusia, yang berlandaskan pada kebiasaan masyarakat 4.0,” kata Dian.
Untuk itu dirinya menegaskan bahwa para siswa harus memiliki sifat nasionalisme yang tinggi khususnya dalam budaya lokal. Dalam hal ini budaya Jawa Barat karena dalam kandungannya budaya ini memiliki sifat adi luhung yang mampu menepis dampak negatif dari kemajuan jaman itu sendiri.
Di akhir pepaparannya Dian sangat mengapresisasi kegiatan Nagabonar Terharu X dan Lukis Sastra Tiga X, karena hal ini menepis kehawatiran khususnya di dunia pendidikan ketika para siswa, khususnya di SMAN 3 Bandung mampu menampilkan karakter-karakter yang menjunjung tinggi nilai-nilai nasionalisme dan apresiatif terhadap para gurunya.
Sementara itu Kepala SMAN 3 Bandung, Dr. Hj. Yeni Gantini, M.Pd. mengatakan bahwa kegiatan tersebut, merupakan salah satu tuntutan siswanya di abad 21 dalam bentuk kreativitas.
“Kita semua mengenal istilah 4 C yang berarti berfikir critical, colaboration, communicative dan yang terakhir creativity. Di mana kami melihat para siswa kami yang telah melaksanakan aspek tersebut dalam kegiatan ini,” kata Yeni.
“Point ke-2, siswa-siswi kami berkeinginan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bapak-Ibu Gurunya. Dalam artian siswa-siswi kami telah memaknai dengan baik motto SMAN 3, yaitu Knowledge is Power but Character is More. Mengandung arti bahwa ilmu pengetahuan itu penting tetapi karakter jauh lebih penting,” imbuhnya.
Yeni pun menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam pernyataan Nadiem Makarim Mendikbud yang baru, sekolah dituntut harus bisa mengarahkan para siswanya, dalam mengapresiasi para guru.
“Dan dalam kegiatan ini terbukti para siswa SMAN 3, mampu mengapresiasikan jasa para guru melalui persembahan dalam sebuah kegiatan,” jelasnya.
Secara khusus Yeni pun mengapresiasi para guru dan dijajaranya atas kinerja yang baik, dan telah dibuktikan selama ini. Dengan membawa SMAN 3 Bandung menjadi salah satu SMA unggul, khususnya di Kota Bandung.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para guru serta keluarga besar SMAN 3 Bandung atas dedikasi dan loyalitasnya. Ditambah atas upaya-upaya yang telah dilakukan kepada SMAN 3 dan nyatanya kami mampu, secara berkesinambungan meningkatkan kualitas hasil lulusan kami. Di mana lulusan kami banyak terserap di Perguruan Tinggi Nrgeri (PTN) favorit juga di sekolah kedinasan, baik di dalam dan luar negeri” kata Yeni.
Ia pun berpesan kepada para guru SMAN 3, agar mereka mampu senantiasa menjadi sosok yang ‘digugu dan ditiru’ oleh para siswanya. Karena menurutnya keteladanan yang baik bisa dipastikan mampu meningkatkan kepercayaan para siswa kepada para gurunya.
“Jadilah guru menjadi sosok yang dirindukan para muridnya dikelas,” pungkasnya. [SR]***