majalahsora.com, Kota Bandung – SMKN 5 Bandung menyelenggarakan sebuah kegiatan istimewa berupa pemutaran film pendek hasil karya siswa-siswinya dari Kompetensi Keahlian Produksi Film, pada hari Senin (19/5/2025) di Gedung Bandung Creative Hub, Ruang Auditorium, Lantai 3, Jalan Laswi No 7.
Kegiatan bertajuk “Movement” atau “Movie Every Moment” ini mengusung tema “Berpetualang dengan Sakarya, Hidupkan Semua Cerita”. Penonton yang hadir berasal dari kalangan internal SMKN 5 Bandung serta masyarakat umum, termasuk siswa dari sekolah lain dan warga Kota Bandung.
“Movement” menjadi sebutan khas untuk acara ini, yang kini memasuki tahun ketiga. Kegiatan tersebut diinisiasi secara khusus oleh seluruh siswa kelas XII Produksi Film SMKN 5 Bandung angkatan 2025 sebagai bagian dari tugas akhir.
Dr. Hj. Siti Sadiah Yuningsih, M.M.Pd., selaku Analis Kebijakan Ahli Muda, hadir di kegiatan “Movement” SMKN 5 Kota Bandung
Dengan menghadirkan suasana seperti menonton film di bioskop, para siswa terlihat sangat serius dalam mengemas acara. Dimulai dari pengisian daftar hadir, penyampaian tata tertib menonton, himbauan untuk tidak membajak film, hingga proses pemutaran yang berlangsung tertib dan profesional.
(Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Bale Bandung, Kampus Berkualitas di Bandung dengan Biaya Pendidikan Terjangkau klik di http://pmb.unibba.ac.id/index.php/pendaftaran_pmb)
Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VII Kota Cimahi dan Kota Bandung. Dr. Hj. Siti Sadiah Yuningsih, M.M.Pd., selaku Analis Kebijakan Ahli Muda. Pada kesempatan ia menyampaikan apresiasinya terhadap film-film yang ditayangkan.
“Dari film-film yang sudah ditayangkan, saya sangat takjub dan bangga atas apa yang telah mereka hasilkan. Isi filmnya menyampaikan banyak pesan berharga untuk pelajar, siswa, dan masyarakat, khususnya di wilayah Kota Bandung dan Cimahi. Banyak yang bisa dijadikan pelajaran dari makna film tersebut,” kata Yuyun, akrab disapa kepada majalahsora.com, di lokasi kegiatan.
Salah satu film pendek “Movement” SMKN 5 Kota Bandung tahun 2025
Lebih jauh, ia menilai film-film ini sangat layak untuk dikomersialkan. Menurutnya, karya-karya tersebut memiliki potensi pasar, terutama untuk para orangtua. Ia mendorong agar karya-karya ini diapresiasi melalui pembelian tiket atau bentuk dukungan lain, agar program dari jurusan Produksi Film dapat berkelanjutan secara mandiri.
Yuyun juga berpesan kepada masyarakat, khususnya para siswa SMK/SMA/SLB di Wilayah Cadisdik VII, agar menonton dan mengapresiasi karya siswa SMK, tidak terkecuali siswa SMKN 5 Bandung.
“Siapa lagi yang bisa memberikan apresiasi dan penghargaan kalau bukan kita sendiri. Ayo kita majukan teaching factory-nya SMK di Kota Bandung dan Cimahi agar tercapai transformasi SMK menuju SMK unggul, berdaya saing, dan berkualitas. Ke depannya, siswa dapat menjadi lulusan yang mandiri,” tuturnya.
Kepala Kompetensi Keahlian Produksi Film SMKN 5 Bandung, Robby Hartono, S.Pd., bangga terhadap film pendek yang diputar pada Movement SMKN 5 Bandung, tahun 2025
Sementara itu, Fajry Sauqi Mujamil, Ketua Pelaksana, yang merupakan siswa kelas XII Produksi Film, menjelaskan bahwa “Movement” merupakan kegiatan screening hasil seleksi dari beberapa film.
“Ini acara puncak untuk merayakan hasil karya kami siswa kelas XII dalam tugas akhir. Film pendek adalah syarat kelulusan kami. Temanya kami tentukan sendiri, dengan dorongan dari guru agar lebih mengeksplor cerita agar lebih beragam,” jelas Fajry kepada majalahsora.com.
Empat film yang ditayangkan ini bertajuk Injek, Perfect Match, Tabur Tuai, dam Warisan Bisu.
Poster film pendek “Movement” tahun 2025. Film pendeknya diputar selama dua hari tanggal 19-20 Mei 2025
Injek mengisahkan pelajar yang kesulitan mendapat pekerjaan setelah lulus, hingga akhirnya menjadi pengemudi ojek online dari aplikasi “Injek”, dengan pesan agar bekerja jangan asal-asalan.
Perfect Match bercerita tentang gadis yang belum move on dan akhirnya mempermainkan hati lelaki lain, dengan pesan untuk menata ulang hati agar tidak menyakiti orang lain.
Tabur Tuai berkisah tentang mahasiswa rantau yang mencari uang lewat jalan instan dan berakhir pada kekecewaan, dengan pesan agar tidak tergoda solusi instan.
Ketua Pelaksana Movement 2025, Fajry Sauqi Mujamil
Warisan Bisu menggambarkan seorang gadis yang tak punya suara dalam keluarganya, dengan pesan bahwa perempuan berhak mengambil keputusan sendiri dan bukan korban patriarki.
Fajry menambahkan bahwa dari segi pembelajaran, seluruh proses pembuatan film didukung penuh oleh sekolah. Untuk pengisi peran (talent), ada yang berasal dari internal siswa SMKN 5 juga dari luar.
“Misalnya cameraman atau kru, ditentukan lewat diskusi kelompok. Setiap kelas dibagi menjadi empat kelompok. Untuk talent, kami mencari sendiri sesuai kebutuhan, bahkan sampai open recruitment lewat Instagram,” ungkapnya.
Antusias penonton yang hadir, pada pemutaran film pendek Movement 2025, di Bandung Creative Hub
Proses persiapan dimulai enam bulan sebelumnya, tepatnya sejak November hingga Desember 2024. Tantangan terbesar menurut Fajry adalah cuaca mendung yang mengganggu proses syuting outdoor, serta pembagian waktu antara produksi film dan persiapan acara “Movement”.
Ia berharap jurusannya terus berkembang dan film karya siswa bisa masuk nominasi di berbagai festival film nasional hingga meraih juara.
Sedangkan Kepala Kompetensi Keahlian Produksi Film SMKN 5 Bandung, Robby Hartono, S.Pd., menilai potensi dan antusiasme siswa sangat luar biasa.
Berfoto bersama
“Kami sebagai guru hanya fasilitator, sementara siswa menjadi penggerak utama. Mereka mendiskusikan dan mengeksekusi sendiri, sehingga karya-karya ini benar-benar merupakan cerminan kreativitas mereka,” kata Robby.
Ia menambahkan bahwa “Movement” angkatan tahun 2025 memiliki ciri khas tersendiri dibanding tahun-tahun sebelumnya, terlihat dari kreativitas dalam pengemasan acara.
“Setiap angkatan punya karakter. Alhamdulillah kegiatan lancar dan didukung perwakilan KCD (Cadisdik) VII, orangtua, tamu undangan, serta sekolah lain. Ini bentuk dukungan yang sangat berarti,” tambahnya.
Adryan Saputra, siswa kelas XI Produksi Film, salah satu penonton dan pemain pada film pendek Perfect Match
Robby juga menjelaskan bahwa secara teknis, “Movement” merupakan gelar karya atau puncak dari proyek akhir siswa, di mana penilaian telah dilakukan di sekolah oleh tim penilai eksternal. Aspek yang dinilai meliputi artistik, keindahan, dan kekuatan pesan dari film.
Secara pribadi, ia berharap siswa semakin kreatif, inovatif, dan menghasilkan karya yang lebih meriah setiap tahunnya.
Dalam kesempatan yang sama, Adryan Saputra, siswa kelas XI Produksi Film sekaligus pemeran di film Perfect Match, membagikan kesannya.
Tampilan band SMKN 5 Kota Bandung
“Menurut saya, acara dan filmnya sangat menarik. Empat film berbeda genre, bikin penonton excited. Favorit saya tentu Perfect Match, karena saya main di situ, hahaha!” ujarnya antusias.
Adryan bercerita bahwa ia hanya berperan dalam satu adegan, namun merasa terbantu oleh kru yang solid dan pelatih yang gesit, sehingga proses syuting berjalan lancar.
Ia berharap “Movement” tetap berlanjut setiap tahun dan terus berkembang lebih baik dari generasi ke generasi. [SR]***