majalahsora.com, Kota Bandung – Universitas Widyatama (UTama) melakukan Memorandum of Undertanding (MoU) dengan Windad University Collage (WUC) Malaysia.
Nota kesepahaman itu dilangsungkan Rabu (18/9/2019) siang, di Ruang Seminar Universitas Widyatama, lt 6, Gedung B, Jalan Cikutra No 204 A, Kota Bandung.
Hadir dari pihak WUC, Brig. Gen. (R) Prof Dato tan Sri Dr. Shohaimi Abdulah, Vice Chancellor of WUC dan Prof Dato’Sri DR. Abu Hassan Asaari Abdullah, Senior Director Education and Healthcare.
Sedangkan dari Universitas Widyatama dihadiri oleh Jajaran Pimpinan Yayasan dan Rektorat Widyatama, para Dekan serta Kepala Biro.
Rektor Universitas Widyatama, Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, M.Si. dan Brig. Gen. (R) Prof Dato tan Sri Dr. Shohaimi Abdulah, dari WUC menandatangani nota kesepaham itu, disaksikan langsung oleh perwakilan dari kedua belah pihak.
Bertujuan untuk mempererat kerjasama di bidang pendidikan antar kampus ternama negara serumpun.
“Kerjasama antara Universitas Widyatama dan WUC ini, diawal kerjasamanya akan membuka program studi Paramedik di Kampus UTama,” kata Prof Obi, sapaan akrab Rektor Widyatama, Kamis (18/9/2019) siang.
Alasan pihak UTama memilih WUC sebagai penyelenggaranya, karena berpengalaman dalam membuka studi Paramedik di Negeri Jiran Malaysia sendiri.
Di samping itu telah bekerjasama dengan kampus di negara India, Pakistan dan beberapa negara di Asia lainnya.
Menurut Prof Obi dengan membuka jurusan Paramedik, menjadi salah satu pemicu ke depannya UTama bisa membuka Fakultas Kedokteran di kampusnya.
“Hari ini kami melaksanakan penandatanganan. Direncanakan tanggal 20 September 2019, kami akan melakukan lawatan balasan ke WUC. Dengan tujuan membuat perjanjian sebagai tindaklanjut kerjasama ini, seperti bagaimana dalam hal pembiayaan dan hal lainnya,” jelas Prof Obi.
Rencananya pihak UTama tahun 2019 ini, bisa membuka Program baru yakni Jurusan Paramedik setingkat Diploma IV.
Lebih lanjut kata Prof Obi, Paramedik di sini adalah profesi perawat lapangan yang memberikan pelayanan medis pra-rumah sakit dan gawat darurat.
Pada kesempatan yang sama Prof Dato’Sri DR. Abu Hassan Asaari Abdullah, Senior Director Education and Healthcare dari WUC memaparkan, bahwa dalam kerjasama ini memiliki nilai strategis dan nilai lainnya.
“Kami memilih program-program yang akan memberi manfaat bukan saja untuk kedua universitas saja, tetapi juga kepada kedua negara,” ucap Abu.
Dalam awal kerjasama ini, di bidang kedokteran dan keperawatan khususnya perawat di lapangan.
“Kita bisa lihat di negara maju seperti di Amerika , Australia dan Canada, mereka memiliki perawat lapangan,” kata Abu.
Di mana dalam prakteknya paramedik bekerja mengunakan ambulan, helikopter dan bisa mengunakan sepeda motor.
Menurutnya Paramedik ini bekerja dengan mendatangi pasien untuk memberikan penanganan dini sebelum di antar ke rumah sakit.
“Saya ingin menyampaikan sebagai suatu terobosan. Dewasa ini yakni dalam bahasa Inggrisnya Uberization of healthcare atau layanan tranportasi dalam pelayanan paramedik ataupun farmasi,” kata Abu.
Dalam prakteknya layanan tranportasi berbasis aplikasi ini, selain melayani hal yang bersifat umum, juga melayani di bidang kesehatan.
Di mana ke depannya kata Abu pelayanan kesehatan akan lebih luas jangkauanya dengan mengandeng perusahaan tranportasi online dalam memberikan pelayanan seperti halnya layanan paramedik sendiri.
“Ke depannya masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan dengan hanya ‘mengorder’ kebutuhan kesehatan melalui e-farmasi yang bisa dikemas dalam Digital Network,” kata Abu.
“Ini hal yang kami maksudkan bahwa kerjasama ini akan bersifat luas dan akan memberi manfaat ‘Insya Alloh’ bagi dua Universitas dan kedua Negara,” pungkas Abu. [SR]***