majalahsora.com, Kota Bandung –
SMKN 6 Bandung merupakan salah satu sekolah berkualitas di Jawa Barat yang memiliki banyak program terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan dan lulusannya.
Adapun capaian sekolah yang dipimpin oleh Agus Rustiadin, di antaranya terpilih menjadi sekolah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan banyak lagi.
Di samping itu memiliki beberapa kelas industri yang bekerjasama dengan perusahaan ternama, Samsung di antaranya.
Beberapa waktu ke belakang, majalahsora.com pun telah memberitakan mengenai kelas industri lainnya di SMKN 6, yakni kelas industri Auto 2000 (Toyota).
(Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Bale Bandung, klik http://pmb.unibba.ac.id/index.php/pendaftaran_pmb)
PT Samsung dan SMKN 6 Kota Bandung semakin mesra menjalin kerja sama untuk kelas industri
Kerjasama dengan perusahaan elektronik dari “Negeri Ginseng” Korea Selatan, SMKN 6 Kota Bandung membangun kelas Samsung Tech Institute (STI) untuk jurusan Teknik Audio Video (TAV) sebanyak satu kelas.
Cecep Syahbana, Wakasek Hubungan Masyarakat dan Hubungan Industri, memaparkan bahwa kelas Samsung Tech Institute, masuk ke dalam program link and match termasuk penyelarasan kurikulumnya.
Lebih lanjut, kata Cecep penyelarasan kurikulum dalam metode pembelajaran menjadi dasar penerapan kurikulum secara blended.
“Kurikulum yang digunakan adalah dari dinas pendidikan juga kurikulum dari industrinya itu sendiri. Sehingga kompetensi siswa kami bisa sesuai dengan standar industri,” kata Cecep, Jum’at, di kampus SMKN 6 Kota Bandung, (23/9/2022).
Poto bersama saat MoU PT Samsung dengan SMKN 6 Kota Bandung
“Sebetulnya di setiap jurusan kita telah menggaet industri/perusahaan. Institusi pasangan kita sudah banyak. Namun yang mengarah kepada kelas berbasis industri, yang melibatkan pola pembinaan dari industri secara khusus dalam pelaksanaan pembelajarannya, salah satunya di Teknik Kompetensi Elektronika, jurusan Teknik Audio Video (TAV),” kata Cecep.
Pada hari Kamis (22/9/2022) dilakukan MoU terbaru dengan Samsung. Adapun poin utama yang tertuang dalam kerjasamanya, terkait metode pembelajaran, praktek kerja lapangan, bantuan alat praktek, guru tamu dan lainnya. Masih kata Cecep, bahwa kelas industri Samsung Tech Institute ini, merupakan kerjasama tahun kedua.
Kata Cecep nantinya siswa kelas industri Samsung Tech Institute diberikan kesempatan melakukan praktek kerja lapangan di service center dan Samsung Store (di kota yang terdapat STI).
“Outputnya nanti setelah lulus selain menjadi teknisi, mereka juga bisa menjadi marketing and sales,” kata Cecep.
Wakil Kepala Sekolah bidang Hubin SMKN 6 Kota Bandung, Cecep Syahbana, M.M.Pd
Para siswa yang tergabung dalam kelas industri, telah melalui tahapan seleksi, seperti dilihat nilai rapot SMP nya, kemudian dilihat dari soft skillnya seperti dalam hal sikap atau atitude.
Di samping itu ada penilaian lainnya, yakni kekhususan, harus berpenampilan menarik glowing dan grooming.
Kata Cecep, glowing dan grooming, sesuai dengan permintaan industri juga.
“Maka mohon maaf dalam hal ini kami juga memprioritaskan dari sisi penampilan. Untuk satu posisi misalnya customer service atau sales & marketing, membutuhkan daya tarik tersendiri dari segi itu,” kata Cecep.
Kepala Kompetensi Keahlian Jurusan Teknik Audio Video, Kustini, M.M.Pd
Secara nasional ada tiga jenis materi dari STI yaitu Home Affiliance (HA), Audio Video (AV) dan Hand Held Products (HHP). Sedangkan materi pembelajaran yang diajarkan di SMKN 6 Bandung lebih ke arah HHP atau servis Handphone.
“Kemudian selain yang sudah disebutkan, ada juga pada rekrutmen. Samsung memberikan kepada alumni STI untuk bekerja di PT Samsung dan afiliansinya (untuk menyesuaikan dengan kurikulum yang diberikannya). Kalau kita kan HHP, peluang kerja siswa kita bisa menjadi teknisi, sales & marketing dan tidak menutup kemungkinan sampai kepada customer service,” kata Cecep.
Peningkatan kompetensi guru juga menjadi hal yang tidak kalah penting. Bentuknya berupa proses permagangan bagi para guru di PT Samsung. Selain pemagangan, program yang dilaksanakan dengan bentuk kerjasama antara Dinas Pendidikan Jawa Barat dengan PT Samsung berupa program upskillng dan reskilling guru.
“Karena PT Samsung mengkhususkan dalam pembelajarannya, bahwa yang berhak memberikan materi terkait haruslah guru yang sudah upskilling,” kata Cecep yang merupakan guru yang telah mengikuti upskilling PT Samsung.
Aldi dan Malika dari kelas Industri Samsung, jurusan TAV
Sehingga outputnya adalah sertifikat dari PT Samsung kepada guru. Kemudian yang baru dibuka untuk upskilling guru, ada pada bidang Technician Product (Handphone Samsung).
Dalam kesempatan yang sama Kustini, Kepala Kompentensi Keahlian TAV, menambahkan mengenai pembelajaran di kelas Industri Samsung.
Kata Kustini untuk kurikulum kelas industri Samsung Tech Institute, dilaksanakan selama 50 jam pelajaran.
“Di kelas X selama 26 jam pelajaran. Sedangkan di kelas XI dan kelas XII selama 12 jam pelajaran. Konten atau materinya hampir semuanya analog, sehingga pelajaran dari Samsung selaras dengan kompetensi-kompetensi dasar yang ada di TAV,” kata Kustini.
Suasana di kelas Industri Samsung Tech Institute
Kemudian sarana prasarana yang diberikan Samsung dalam pembelajaran HHP ada project board, solder atau tools, instrument ukur, spectrum analyzer dan lainnya.
“Target dalam lima tahun ke depan adalah one man one tool, yang dilakukan secara bertahap karena biayanya mahal,” kata Kustini.
“Sesuai dengan pengalaman, apabila siswa STI sudah lulus maka bisa bekerja juga di perusahaan lain, bukan Samsung saja. Kemudian program dari Wakasek Hubin yang menurut saya berjalan bagus saat ini adalah program alumni mengajar. Guru tamunya dari semua kalangan, dengan materi tentang salah satu wirausaha di bidang perbaikan handphone. Dan guru tamu dari Samsungnya dua kali pertemuan dalam satu tahun pada kelas XI saja” imbuh Kustini.
Dirinya pun berharap agar siswa kelas Samsung Tech Institute bisa menggunakan ilmunya sesuai dengan karakter dari konsentrasi keahliannya atau link and match.
Sementara itu, Aldi Herdiansyah, siswa kelas XI TAV 1, bangga bisa terpilih masuk dalam kelas industri.
Paras wajah dan penampilan harus menarik salah satu syarat kelas Industri Samsung
Menurutnya kurikulum baru di kelas industri menambah wawasan baru, menjadi kebanggaan tersendiri. Ia pun bercita-cita agar bisa menerapkan rangkaian-rangkaian elektronika dengan sistem IOT.
“Ilmu yang saya dapat di kelas industri ada soft skill seperti attitude, berani tampil, berani berbicara, berani menyampaikan pendapat dan menjadi glowing (penampilan harus rapi). Kemudian skillnya ada di penerapan rangkaian elektronika. Semoga saya semakin terampil dengan ilmu baru dari kurikulum Samsung ini dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” kata Aldi.
Malika Rizkya Ramadani, kelas XI TAV 1, merasa di kelas industri mendapatkan materi-materi baru yang berbeda dari kelas reguler. Soft skill berupa attitude dan public speaking juga diajarkan. Hal itu berpengaruh dalam membangun kepercayaan diri lebih meningkat.
“Awalnya saya memilih jurusan ini karena ingin ada pengalaman baru. Tertarik dengan hal yang berbau elektro. Ilmu prakteknya ada menyolder dengan rapi serta belajar komponen-komponen kecil yang ada di dalam handphone. Saya berharap agar bisa kerja di Samsung di bagian teknisi khususnya,” kata Malika. [SR]***