majalahsora.com, Kabupaten Bandung Barat – Kegiatan pesantren di bulan Ramadhan atau Milenial SmartTren Ramadhan 1444 H, merupakan kegiatan keagamaan bagi siswa SMA, SMK dan SLB di Jawa Barat (Jabar) yang beragama Islam, sebagai upaya meningkatkan ketakwaan, keshalehan dan memperkuat karakter keimanan generasi milenial.
Mengusung tema Milenial Smartfren Ramadhan Bertasbih yakni “Berbagi Cinta Berkah dan Kasih”.
Pelaksanaan SmartTren di setiap sekolah mempunyai berbagai metode namun tetap mengacu pada petunjuk teknis dari Dinas Pendidikan Jabar, seperti yang diterapkan di SMAN 1 Cipatat, Kabupaten Bandung Barat diikuti oleh 862 siswa dari kelas X, Xl tidak terkecuali kelas Xll.
Kegiatannya dilaksanakan selama tiga minggu dari tanggal 27 Maret sampai tanggal 17 April 2023.
Kepala SMAN 1 Cipatat, Neneng Titin Suryati, S.Pd., M.Pd saat membuka kegiatan SmartTren
Hal itu diutarakan langsung oleh Kepala SMAN 1 Cipatat Neneng Titin Suryati.
“Seharusnya siswa kelas XII sudah tidak mengikuti SmartTren, karena kelas XII sedang melaksanakan ujian. Hanya di SMAN 1 Cipatat alhamdulillah ujiannya sudah beres. Jadi semua diikutsertakan dalam kegiatan ini dari kelas X, XI dan kelas XII, dan dilaksanakan secara luring (tatap muka langsung),” kata Titin di ruang kerjanya, Jalan Desa Ciptaharja No. 35, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (28/3/2023).
“Kenapa luring karena antusias dan keinginan dari anak-anak.”
“Semua siswa mengikuti kegiatan SmartTren, namun siswa perempuan dan pria dipisah kelasnya untuk menjaga wudhu,” kata Titin.
Shalat Dhuha, Shalawat dan Tadarus Al Qur’an sebelum masuk ke dalam kelas
Lanjut Titin, teknis pembelajaran program SmartTren di SMAN 1 Cipatat yaitu, Senin hingga Jum’at, siswa SMAN 1 Cipatat ditekankan melaksanakan shalat Dhuha setiap pagi, Tadarus dan Shalawatan yang sudah menjadi pembiasaan di hari-hari biasa.
“Hal itu sebagai pembiasaan pembentukan karakter meningkatkan keimanan dan ketakwaan,” kata Titin.
Selain itu, di SMAN 1 Cipatat terdapat 31 siswa non muslim, pada bulan Ramadhan, mereka setiap hari datang ke sekolah difasilitasi dalam satu kelas berkegiatan dengan pembimbingnya.
“Kita fasilitasi mereka dalam satu kelas, sehingga pada kegiatan SmartTren ini, mereka tetap di sekolah, dan menghargai siswa lain yang berpuasa,” ucapnya.
Materi yang disampaikan di dalam kelas. Sekitar enam ruangan yang digunakan untuk kegiatan SmartTren Ramadhan
“Saya berharap bahwa kegiatan ini jangan sekedar hanya kegiatan satu bulan di masa Ramadhan saja. Tetapi harus ada hasil dari kegiatan ini yang terbentuk dalam kegiatan sehari-hari dari religiusnya terus dari iman dan taqwanya, ibadahnya,” imbuh Titin.
Ketua Pelaksana SmartTren SMAN 1 Cipatat Haryadi Husni Erfaz menambahkan, kegiatan pesantren Ramadhan tahun ini, dikemas sedemikian rupa, agar siswa bersemangat mengikutinya.
Kegiatannya diisi dengan berbagai materi seperti kajian Islam, sejarah Islam, fiqih, aqidah, Al-Qur’an dan lainnya.
Di samping itu juga ada materi umum seperti pemahaman kebangsaan, hingga konsep gotong royong. Pematerinya dikolaborasikan dari sekolah dan luar sekolah, di antaranya pengajar dari pesantren.
Salah satu kegiatan SmartTren di lapang sekolah SMAN 1 Cipatat
Masih dikatakan Haryadi, siswa juga diberikan buku amaliah harian yang harus diisi. Di antaranya tentang kegiatan shalat fardhu.
“Shalatnya berjamaah atau munfarid lalu di ceklis. Tujuannya agar lebih punya tanggung jawab. Kalau tidak dibebankan oleh kita anak-anak itu suka leha-leha,” kata Haryadi.
Masih berkaitan dengan Milenial SmartTren Ramadhan, Siswa kelas Xl, Dea Nisa Nurazizah dan Sad Arkhan Hanif Furqan, antusias mengikuti kegiatan Ramadhan di sekolah. Menurut mereka, banyak sekali ilmu keagamaan yang didapat pada kegiatan tersebut.
Apalagi kata Dea, tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu dilaksanakan di kelas dan dibimbing oleh wali kelasnya.
Ketua Pelaksana SmartTren SMAN 1 Cipatat Haryadi Husni Erfaz, S.Pd
“Tahun sekarang tuh lebih terasa kebersamaannya, karena kita dibagi menjadi enam kelompok yang pasti cewek sama cewek dan cowok dengan cowok,” kata Dea.
“Teknis tahun sekarang juga lebih seru dan lebih tertata aja gitu. Setiap hari sholat Dhuha. Terus ketika masuk ke kelas itu ada pemateri menjelaskannya seperti sesi sharing dan yang pasti nambah pengetahuan aku.”
Saat disinggung mengenai buku amaliah buku amaliah yang harus diisi, kata Dea hal itu bertujuan agar para siswa bersikap jujur.
“Enggak mungkin kita berbohong ngisi buku amaliah tersebut. Shalat dikerjakan apa tidak, sama tarawihnya dikerjakan apa tidak tilawah qurannya dilakukan apa tidak,” kata Dea.
Guru-guru SMAN 1 Cipatat
Masih kata Dea hal itu untuk mendorong para siswa termasuk dirinya lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah.
“Target saya harus mengerjakan buku amalan dari sekolah dengan jujur, dan membaca dan hafalan Al-Qur’an dengan baik termasuk khatam,” kata Dea.
Dalam kesempatan yang sama, Sad Arkhan Hanif Furqan mengatakan bahwa pesantren Ramadhan sudah biasa ia ikuti, seperti saat di SD dan SMP. Namun pesantren Ramadhan di SMA berbeda.
“Di SMA ini saya lebih ngerasa lebih seru dan menyenangkan,” kata Sad Arkhan, seperti pembiasaan karakter, shalat Dhuha, tilawah Quran bareng-bareng. Setelah pembiasaan-pembiasaan itu masuk kelas untuk materi,” kata Sad Arkhan, siswa kelas X.
Kegiatan nyanyi rohani siswa non muslim
Kata Arkhan materinya singkat padat dan juga jelas, jadi mudah dipahami.
“Waktu tadi pagi itu tentang rukun puasa. Apa saja yang bikin batal puasa, bikin pahala puasa enggak masuk buat kita. Terus syarat wajib kita harus berpuasa,” kata Arkhan.
Sedangkan Anjelina Tambunan, siswa non muslim kelas X mengatakan, sangat bahagia di bulan Ramadhan ini, karena dapat mengenal teman lainnya.
Dea, Sad Arkhan dan Anjelina
Masih dikatakan Anjelina, setiap harinya datang ke sekolah. Diisi dengan kegiatan nyanyi rohani dan lainnya.
“Saya juga puasa paskah hari ini, waktunya sama dari subuh sampai buka Magrib,” kata Anjelina.
“Yang terpenting kami di sini saling menghargai dan bertoleransi, terlebih bagi teman yang sedang berpuasa, kita saling menjaga,” imbuhnya. [SR]***