majalahsora.com, Kab. Cianjur – Kegiatan Penilaian Akhir Tahun (PAT) semester genap tahun 2020, di Madrasah Aliyah (Ma) Ulul Abshar Kabupaten Cianjur, dilangsungkan dalam jaringan (daring), menggunakan sistem komputer/ computer based test (CBT).
Namun pelaksaannya ada yang berbeda dengan sekolah lainnya. Karena umumnya di Jawa Barat saat pandemi COVID-19 melanda tanah air dan global, para siswa melakukan PAT di rumahnya masing-masing. Tetapi ada juga yang difasilitasi oleh sekolah, karena tidak memiliki sarana prasarana pendukungnya.
Siswa MA Ulul Abshar pun melaksanakan ujian PAT di sekolah. Hal itu karena faktor keterbatasan ekonomi para orangtua siswanya dalam membeli kuota internet atau telepon pintar yang tidak mendukung.
Sehingga pihak sekolah memiliki kebijakan untuk melaksanakan ujian di sekolah dengan mengikuti protokol pencegahan COVID-19. Berlangsung sejak Senin, tanggal 8 Juni 2020 hingga tanggal 13 Juni 2020.
Pelaksanaan ujian semester genap tersebut, merupakan yang perdana dilaksanakan oleh MA Ulul Abshar, Kabupaten Cianjur.
“Pelaksanaan PAT tahun ini walaupun dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19, tetap berjalan dengan baik dan tentunya memperhatikan protokol pencegahan COVID-19,” kata Sutan Ahmad Jalaludin, kepala sekolah MA Ulul Abshar Kabupaten Cianjur, Jalan KUA Cilaku, Ciharashas, Rabu (10/6/2020) pagi.
“Alhamdulillah panitia melaksanakan PAT semester genap ini dengan ulet dan tanggung jawab. Dimana pelaksanaan PAT tahun ini sangat berbeda, siswa menggunakan android bagi yang sudah punya dan bagi yang belum mereka menggunakan komputer. Pelaksanaanya di sekolah sistem indoor dan outdoor, yang menggunakan komputer di dalam kelas dan yang menggunakan android di luar kelas,” imbuhnya.
Ia pun menjelaskan, ada 19 pelajaran yang diujikan. Saat ujian, ada yang menggunakan telepon pintar dan komputer sekolah. Meskipun peserta ujian duduk bersebelahan dan berjarak, setiap siswa mengisi soal yang berbeda.
Setiap hari ujiannya dilakukan hanya satu sesi. Diikuti oleh 58 siswa kelas X dan XI, diawasi oleh panitia dan guru.
Apabila terdapat peserta yang berusaha membuka aplikasi lain semisal google, maka sistemnya otomatis akan mengunci.
Menurut Sutan, hal itu dipantau oleh panitia dari komputer server termasuk guru yang bertugas mengontrol apabila ada siswa duduk berdekatan dengan teman satu kelasnya.
Bagi siswa yang tidak hadir dalam ujian ini, maka mereka bisa mengikuti ujian susulan.
Meskipun lokasi MA Ulul Abshar tidak jauh dari pusat kota, namun berada di antara sawah dan perkebunan, hal itu membuat pasokan listrik tidak stabil.
Terkait hal itu Firman Nurdiansyah, ketua pelaksana kegiatan menerangkan bahwa jaringan listrik menjadi kendala utama saat ujian dalam jaringan.
“Kendala utama, jaringan listrik. Jadi kalau listrik aman ya lancar, kalau listrik mati harus atur jadwal lagi. Gangguan ini terjadi pada Selasa (09/06/2020), kemarin,” kata Firman.
Dirinya menambahkan bahwa pelaksanaan ujian secara daring di sekolahnya lebih banyak positifnya.
“Perbedaan ujian daring dengan ujian tulis terlihat dari lebih efisien, praktis, ramah lingkungan, siswa juga lebih menyukai ujian daring dan guru pun tidak perlu memeriksa hasil ujian karena sudah langsung muncul nilainya,” pungkasnya. [SR-Dinda]***