majalahsora.com, Kota Bandung – SMKN 9 Bandung sebagai sekolah piloting penerapan kurikulum darurat di Indonesia meluncurkan “Modul Kolaborasi Kurikulum Darurat di Era Adaptasi Kebiasaan Baru” di Aula SMKN 9 Bandung, Jalan Soekarno-Hatta No. 10, Kota Bandung, Senin (31/8/2020)
Anne Sukmawati Kepala SMKN 9 Bandung, mengungkapkan, salah satu poin penting dalam modul tersebut adalah diterapkannya integrasi antarmata pelajaran. Sehingga, siswa lebih produktif dan tidak terbebani tugas di setiap mata pelajaran.
“Jadi, nanti orang tua di rumah tidak akan mengeluh tentang tugas siswa karena kurikulum ini berbasis produksi,” kata Anne.
Atalia Praratya Bunda Literasi
Ia menambahkan, setiap kompetensi keahlian siswa nantinya akan menghasilkan produk. Misalnya, kompetensi keahlian tata busana. Dalam waktu beberapa pertemuan, tugas yang diberikan kepada siswa adalah membuat suatu produk, bukan terpaku pada tugas akademis saja.
Bunda Literasi Jawa Barat (Jabar), Atalia Praratya yang turut hadir pun mengapresiasi peluncuran modul kurikulum darurat ini.
Menurutnya, kurikulum tersebut merupakan solusi konkret dari kondisi pembelajaran di masa adaptasi kebiasaan baru saat ini.
“Banyak anak yang curhat bahwa saat ini mereka belajar asa teu puguh. Nah, saya melihat hal ini jadi terobosan yang bagus,” kata istri Gubernur Jabar itu.
Atalia juga mengapresiasi Kepala SMKN 9 Bandung. Meski baru bertugas selama satu bulan setengah, beliau sudah mampu meluncurkan modul kurikulum tersebut. Ia pun mengajak seluruh tenaga pendidik untuk bersama membangun pendidikan yang inovatif.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dedi Supandi menegaskan, SMKN 9 Bandung telah menjadi sekolah model untuk peluncuran kolaborasi kurikulum darurat ini.
“Pihak kementerian yang diwakili direktur jenderal bidang vokasi pun rencananya akan meninjau langsung ke sini besok,” kata Dedi.
Anne Sukmawati, Kepala SMKN 9 Kota Bandung
Kadisdik pun sepakat, adanya kurikulum tersebut akan meringankan beban tugas siswa. Sebab, kurikulum ini akan lebih mengedepankan pendidikan karakter.
“Sehingga, ke depan, keseharian siswa di rumah jadi laporan sederhana tentang kebiasaan-kebiasaan mereka di rumah,” tuturnya.
Selain modul kurikulum darurat, SMKN 9 Bandung pun meluncurkan lima program lainnya. Yakni, peluncuran monitoring kesiapan AKB, aplikasi PKL, sekolah pencetak kewirausahaan, produk teaching factory, dan peluncuran kembali restoran Edotel.
Pada kesempatan itu turut hadir Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (PMSK) Disdik Jabar, Deden Saeful Hidayat, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII, Endang Susilastuti, dan lainnya dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. [SR-Disdik Jabar]***