majalahsora.com, Kota Bandung – Obrolan santai penuh makna Kepala Dinas Pendidikan (KaDisdik) Kota Bandung Hikmat Ginanjar usai menghadiri hari jadi SMPN 28 Kota Bandung ke-40 tahun sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Ahmad Mualif, awak media majalahsora.com yang juga Ketua Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jawa Barat (Jabar), Yusuf Haryasa, Pengawas Pembina dan Yuli Nurhayati Kepala SMPN 28 Kota Bandung, begitu cair dan mengalir, Rabu (12/10/2022).
Dalam kesempatan itu Hikmat biasa disapa, berbagi pengalaman dan hal positif yang ia lakukan selama ini.
Di antaranya mengenai kebiasaan dirinya, yakni ba’da shalat Isya dan sebelum tidur, Hikmat selalu menyempatkan diri, beristighfar memohon ampunan.
Menurutnya, hal itu dilakukan karena sebagai seorang manusia biasa, ia tidak luput dari khilaf dan dosa.
Di samping itu, mendo’akan keluarga besar Dinas Pendidikan Kota Bandung agar selalu ada dalam keselamatan dan lindungan yang Maha Kuasa, Allah SWT.
“Saya selalu melakukan evaluasi dan mengingat dengan siapa hari ini bertemu. Apa yang telah saya lakukan. Takut ada salah sikap dan ucap maka saat berd’oa memohon ampunan atas diri sendiri orangtua, keluarga dan orang yang tadi bertemu tanpa kecuali. Sehingga kala aktivitas di esok harinya kembali fresh,” kata Hikmat, di ruang Kepala SMPN 28 Kota Bandung, Jalan Solontongan III.
Lanjutnya kebiasaan itu ia lakukan jauh sebelum menjadi KaDisdik Kota Bandung.
Hal positif lainnya yakni, tidur sebelum lewat pukul 22.00.
“Ya tidur tidak terlalu larut, karena bangun juga lebih awal. Jadi bisa melakukan shalat malam. Mematikan hp juga,” kata Hikmat.
“Karena kalau hp nyala pasti akan membuka pesan WA (aplikasi WhatsApp) dan tidurnya bisa larut pukul 01.00,” imbuhnya.
Saat bangun malam yang ia lakukan biasanya langsung mandi.
“Sekitar pukul 03.00 saya mandi malam agar segar ke badan. Itu juga untuk meregenerasi sel kulit yang mati,” kata Hikmat.
“Setelah mandi malam, dilanjutkan shalat tahajud dengan memakai wewangian dan pakaian terbaik,” kata Hikmat.
Kebiasaan lainnya, saat bertemu dan berbincang dengan siapapun, Hikmat berupaya tidak mengucapkan hal yang bisa menyakiti hati seseorang.
Dirinya juga berupaya tidak melakukan “gesekan” dengan siapapun.
Saat ditanya kenapa ia melakukan itu, karena kata Hikmat dirinya condong ingin memperkuat tali silaturahmi bukan sebaliknya dan mencari solusi.
Ia pun dengan segala keterbatasannya berupaya mengayomi jajaran dan keluarga besar Dinas Pendidikan Kota Bandung agar berbuat yang terbaik.
Adapun prinsip yang ia pegang yakni ANB kepanjangan dari aman, nyaman dan bermanfaat.
Hal tersebut pun diamini oleh Yusuf dan Yuli. [SR]***