majalahsora.com, Kota Bandung – Kepala SMA BPI Kota Bandung, Kiki Aryani, M.Pd., memberikan keterangan pers kepada awak media yang tergabung dalam Forum Wartawan Pendidikan Jabar, terkait pemberitaan di salah satu media online, yang memojokan SMA BPI Kota Bandung, mengenai dugaan penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk pembelian buku.
Dalam narasi pemberitaan yang dimuat di media tersebut Kamis (18/7/2024), diolah berdasarkan laporan yang diterima redaksi dari salah satu orangtua siswa, yang menyatakan pihak SMA BPI membeli buku baru untuk kelas XI namun buku itu merupakan buku yang dibeli pada tahun 2023.
Ditulis dalam pemberitaannya bahwa pihak sekolah hanya mengganti sampul buku agar terlihat seperti membeli buku baru yang dibeli di tahun 2024, padahal buku tersebut dibeli menggunakan dana BOS di tahun 2023. Jadi pada dasarnya Pembelian buku pelajaran di tahun 2024 itu hanyalah fiktif alias tidak ada, hanya menggunakan buku yang dibeli pada tahun 2023.
Narasi lainnya, mengatakan bahwa jumlah buku yang dimaksud sangat besar, mengingat jumlah siswa di SMA BPI 1 Bandung juga sangat banyak.
Bilamana terdapat 14 Buku dimana masing-masing buku harganya sekitar Rp100.000 dan hal ini dilakukan ke 14 mata pelajaran yang ada untuk sekitar kurang lebih jumlah siswa sekitar 300 orang di kelas XI maka bisa dikatakan bila SMA BPI 1 melakukan penggelapan uang dana BOS dengan motif membeli buku (padahal buku tersebut fiktif dan merupakan buku yang sama yang sudah dibeli menggunakan dana BOS tahun 2023) dengan jumlah nominal Rupiah kurang lebih sebesar Rp 420.000.000.
Masih dari narasi di dalam berita disebut, bila dilakukan di semua tingkat kelas dan bukan hanya di kelas XI, maka bisa dikatakan dilakukan kepada sejumlah 900 anak didik. Dengan begitu bisa dikatakan bila SMA BPI 1 melakukan penggelapan uang dana BOS dengan motif membeli buku (padahal buku tersebut fiktif dan merupakan buku yang sama yang sudah dibeli menggunakan dana BOS tahun 2023) dengan jumlah nominal rupiah kurang lebih sebesar Rp1.260.000.000.
Universitas Bale Bandung (UNIBBA) Kampus Berkualitas di Bandung Raya, Lulusannya Mudah Bekerja, dengan Biaya Sangat Terjangkau ini link pendaftaran mahasiswa baru tahun akademik 2024/2025 pmb.unibba.ac.id
Ketua Yayasan BPI, Boyke Djunardi S.H
Atas dasar pemberitaan itu Kepala SMA BPI Kota Bandung, memberikan hak jawabnya mengundang awak media yang tergabung dalam Forum Wartawan Pendidikan Jabar, termasuk media yang menulis berita tersebut namun tidak bisa hadir, karena sesuatu hal, Senin (22/7/2024).
Kiki menjelaskan bahwa pemberitaan itu tidak benar adanya. “Saya tidak mau menjudge bahwa itu orangtua atau orang luar. Yang saya ingin jelaskan ini, bahwa pemberitaan ini tidak benar. Hak sekolah memberitahukan bahwa ini bukan alur dari penggunaan dananya,” kata Kiki.
Lanjutnya pengadaan buku pelajaran di SMA BPI sesuai alur belanja, melalui Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS).
Pihak vendor (Penerbit Erlangga) menawarkan, lalu sekolah memilih hingga mengecek kualitas buku yang akan disebarkan ke siswa dan guru.
“Lalu kami memesan buku itu bertahap, artinya tidak semua item buku yang ditawarkan vendor kita ambil, hanya beberapa yang diambil berdasarkan anggaran pembelanjaan,” jelasnya
“Arti bertahap itu, adalah buku yang kita pesan itu bertahap itemya, bukan pembayaran yang bertahap, mungkin si vendor yang menganggap pembayaran yang bertahap, padahal bukan itu. Ini ada komunikasi yang terputus antara vendor dengan staf sekolah,” imbuhnya.
Lanjut Kiki, vendor meminta pembayaran atas semua buku yang dikirimkan, namun permintaan itu tidak dipenuhi oleh sekolah, karena tidak ada SPK dan penawaran. Sehingga sekolah membayar berdasarkan pesanan.
Ketua Bidang Pendidikan Drs. Iyep Sobari M.Pd., (tengah), bersama Ketua Yayasan, Kepala SMA BPI dan jajarannya saat memberikan keterangan pers kepada awak media yang tergabung dalam FWP Jabar
Setelah menjelaskan panjang lebar Kiki pun minta diklarifikasi oleh media yang memberitakan.
“Mohon dimuat kembali pemberitaan yang tidak benar ini (diklarifikasi). Mudah-mudahan ke depan menjadi catatan buat sekolah, karena dari yayasan juga sudah sangat baik dalam pengelolaan. Ada audit interen dan bekerja sama dengan inspektorat,” imbuhnya.
Terkait dirinya dianggap tidak merespon saat dihubungi oleh pihak tersebut kata Kiki, saat itu kondisinya benar-benar sedang ada kesibukan, ada kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Dan kata dia kalau ada hal seperti itu bisa langsung datang ke sekolah.
Dirinya juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak alergi kepada awak media, malah siap melakukan kerja sama, seperti dengan Forum Wartawan Pendidikan Jabar. “Kami sangat welcome, pihak yayasan juga sangat welcome,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Yayasan BPI, Boyke Djunardi S.H., dan Ketua Bidang Pendidikan Drs. Iyep Sobari M.Pd., menambahkan bahwa SMA BPI yang berada di bawah naungan Yayasan BPI merupakan sekolah yang menjadi percontohan dalam pelaporan dana bantuan dari pemerintah. Sehingga kalau ada tuduhan adanya korupsi pengadaan buku, itu tidak benar.
“Pihak Yayasan menyayangkan dengan adanya informasi yang beredar meluas, tanpa klarifikasi terlebih dahulu kepada pihak yayasan atau kepala sekolah,” kata Boyke. [SR]***