majalahaora.com, Kota Bandung – Jum’at malam (31/5/2014) Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung menggelegar dengan suara tabuhan drum, saat acara rilis album perdana “Panggrantesing Jagad” alias Kesedihan Bumi dari drumer dengan nama panggung Bunga Bangsa.
Hal tersebut menjadi puncak dari rangkaian tiga karya sukses yang dirilis Bunga sejak tahun 2020 hingga 2023.
Dalam album ini ada enam lagu dari drumer yang senang memainkan musik progresif metal. Masing-masing lagu saling terkait dari pertama hingga akhir.
Album yang mengemban visi misi pelestarian budaya Indonesia ini dirilis remaja putri asal Salatiga, Jawa Tengah. Seluruh liriknya menggunakan bahasa Jawa, dengan memadukan ragam musik tradisi dari Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur, sebagai perwujudan visi Bunga dalam melestarikan kebudayaan tradisional di Indonesia.
Melalui album ini Bunga ingin menyampaikan pesan sekaligus mengingatkan tentang kerusakan jagad raya akibat ulah manusia yang rakus mengeskploitasi bumi secara berlebihan. Tidak memikirkan dampak panjang terhadap kelangsungan ekosistem yang bisa membinasakan makhluk hidup.
“Album ini berpesan melalui liriknya untuk kita senantiasa bijaksana jaga Bumi, agar Bumi menjaga kita,” kata Bunga.
Rilis album “Panggrantesing Jagad” dikemas dalam acara yang spektakuler. Dibuka dengan penampilan lima finalis drum kompetisi hasil seleksi dari seluruh Indonesia yang akan dijurikan Bunga Bangsa, Gilang Ramadhan dan Rifki13.
Babak penyisihannya diselenggarakan dua bulan sebelum acara sebagai rangkaian pre launch. Acara tersebut juga diisi penampilan drum keren disertai coaching clinic serta workshop dari Putra Pra Ramadhan (Burgerkill & Strangers) dan Ikmal Tobing.
Puncak perilisan album ditutup dengan pertunjukan drum yang juga menjadi sejarah baru bagi Bunga. Ia menyajikan penampilan berkonsep teatrikal bersama narator, penari kontemporer, special act performer, pemain perkusi dan gamelan, dipadukan dengan efek lighting serta visual LED yang membuat pertunjukan semakin berkesan.
Bunga berharap album tersebut semakin memperkaya khazanah musik di Indonesia. Termasuk menjadi pesan bagi semua pihak untuk selalu menjaga bumi.
“Bumi yang kita tinggali dapat membahayakan hidup kita dan keturunan kita kelak, jika perilaku dan sikap yang kita perbuat terhadap bumi dilakukan secara brutal dan tanpa tanggung jawab,” pungkas Bunga. [SR]***