majalahsora.com, Kota Bandung – SMPN 42 Kota Bandung, sedang membangun masjid sekolah yang bisa menampung sekitar 1.000 orang untuk memfasilitasi siswa muslim melakukan shalat berjamaah.
Al-Fatih nama masjid SMPN 42 Kota Bandung yang berada di Jalan Manjahlega No 1, Kelurahan Margasari, Kacamatan Buahbatu. Bangunan masjid dua lantai ini, memiliki luas 14×17 m². Selama dua tahun pembangunannya fakum karena Covid.
Ernayenti, S.Pd., M.Pd., Kepala SMPN 42 Kota Bandung menjelaskan bahwa, saat pertama kali ia menginjakkan kakinya di SMPN 42, pandangan pertama Erna langsung melihat ke posisi masjid.
“Ini menjadi sebuah potensi yang harus dikembangkan di SMPN 42 Kota Bandung bagi peserta didik yang mayoritas beragama Islam,” kata Erna, di ruang kerjanya, Selasa (19/9/2023).
Kepala SMPN 42 Kota Bandung, Ernayenti, S.Pd., M.Pd
“Sebelum saya ke sini pembangunannya sudah mencapai 30 persen, kini sudah mencapai 65 persen. Dan apabila sudah jadi ini akan menjadi masjid SMP negeri terluas dan terbesar di Kota Bandung,” imbuh Erna.
Masih dikatakan Erna, yang sudah memimpin SMPN 42 Kota Bandung lebih dari satu tahun, tepatnya dari bulan Mei 2022, ingin menjadikan sekolah yang dipimpinnya sebagai sekolah religius. Mendukung program Kurikulum Merdeka untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Oleh sebab itu masjid Al-Fatih SMPN 42 Kota Bandung akan dijadikan tempat pembentukan karakter siswa, guru dan tenaga kependidikan yang religius juga berakhlak mulia.
Makanya kata Erna munculah ide-ide cara mengembangkan ke arah religius. Di antaranya mengembangkan kesenian yang Islami seperti hadroh.
Wakasek Humas, Heti Lasmanawati, S.Pd
Kegiatan keseharian siswa SMPN 42 juga diawali dengan kegiatan religius yang perlu di dukung warga sekolah.
“Alhamdulillah rekan-rekan di SMPN 42 ini sangat mendukung. Makanya setelah pembangunan masjid yang sempat fakum selama dua tahun, bagaimana caranya agar pembangunan bisa berlanjut,” kata Erna.
“Ketika belum terbentuk kubah, atapnya masih menggunakan terpal. Tapi sudah bisa digunakan untuk kegiatan shalat berjamaah, sarana wudhu sederhana, tapi alhamdulillah siswa ngaleut (berbondong-bondong) shalat berjamaah,” kata Erna.
Pihaknya pun melakukan penguatan dalam pembiasaan, yakni meluangkan waktu di jam pertama, pukul 07.00-07.40, dari hari Senin sampai Jum’at.
Wakasek Kurikulum, Panca Setia Purnama, M.M.Pd
“Hari Senin pembiasaan upacara bendera, mengenai kedisiplinan siswa, menanamkan rasa nasionalisme. Hari Selasa pembiasaan literasi numerasi. Hari Rabu shalat Dhuha. Sedangkan hari Kamis membaca atau hafalan Al Qur’an khusus juz 30,” kata Erna.
“Kemudian untuk hari Jum’at beragam, ada senam, Jum’at bersih dan membaca surat Al Waqiah, dilakukan setiap minggunya pada hari Jum’at bergantian,” kata Erna.
Dari semua kegiatan tersebut, dan menuju SMPN 42 sebagai sekolah religi, semua kegiatan diawali dengan membaca Shalawat Nabi Muhammad SAW dan Asmaul Husna.
“Sebelum upacara membaca shalawat dan Asmaul Husna, sebelum literasi numerasi membaca shalawat, Rabu, Kamis dan pada hari Jum’at juga sama.”
Wakasek Sapras, Anwar Sadat, S.Ag
“Pada hari Rabu, pembiasaan shalat Dhuha yang memimpinnya siswa, dari mulai memimpin Asmaul Husna, ceramah pendek setelah shalat Dhuha, begitu juga dengan berdo’a dilakukan oleh siswa. Bergiliran setiap kelas seperti kegiatan upacara bendera,” kata Erna.
Lanjutnya hal tersebut menjadi pembiasaan bagi para siswa yang berjumlah 1.020 orang, yang tersebar di 32 rombongan belajar (rombel).
Tujuan lain program religius ini, siswa SMPN 42 Kota Bandung, akan lebih sadar, di mana setiap gerak gerik mereka diawasi oleh, Allah SWT, Tuhan YME.
“Jadi ketika akan berbuat yang kurang baik takut bukan karena guru tetapi takut kepada Allah SWT, itu yang menjadi keinginan kami,” kata Erna.
Masih berkaitan dengan pembangunan masjid Al-Fatih, secara pembiayaan akan menghabiskan dana sekitar Rp 1,7 miliar. Selama ini dana pembangunannya terkumpul dari infak sedekah para guru, siswa dan orangtua siswa SMPN 42.
Ruangan Wakasek SMPN 42 Kota Bandung
“Dananya betul-betul swadaya, dari kami guru-guru, tu, siswa dan orangtua. Belum melibatkan pihak-pihak luar. Sekarang sedang merintis ke pihak luar menyebarkan proposal ke BUMN seperti Bank BJB dan lainnya,” kata Erna.
Para siswa SMPN 42 Kota Bandung, dibiasakan untuk berinfak menyisihkan uang jajannya.
“Mereka berinfak seridonya setiap hari di jam pertama. Uangnya dikumpulkan di bendahara pembangunan masjid.”
“Alhamdulillah kegiatan harian ini bisa terkumpul sampai Rp 2 juta, umumnya diangka Rp 1 juta. Ada juga donatur dari guru kami sekitar Rp 300 juta. Dari orangtua yang menyisihkan rezekina saat pengambilan raport juga,” imbuhnya.
Erna pun menargetkan Masjid Al-Fatih SMPN 42 Kota Bandung bisa selesai di tahun 2023 ini.
“Bahan-bahan untuk lantai granit sudah ada dari donatur tinggal dipasangkan,” pungkasnya. [SR]***