majalahsora.com, Kota Bandung – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, berlangsung sejak tanggal 6 Januari 2025. Namun, pelaksanaannya belum berjalan serentak di seluruh sekolah.
Di “Kota Kembang” Bandung sendiri, SMAN 23 menjadi salah satu sekolah jenjang SMA sederajat yang sudah merasakan manfaat program ini. Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, I Ketut Rizky Adhi Nugraha, S.Sn., menjelaskan bahwa sejak tanggal 11 Januari 2025, SMAN 23 Bandung telah menikmati manfaat dari program MBG. Sebelumnya, sekolah telah membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk wilayah Kecamatan Antapani dan pihak terkait lainnya.
“Untuk kegiatan ini, sasarannya memang pada sekolah yang berlokasi dekat dengan dapur dari tim Badan Gizi. Kebetulan untuk wilayah Antapani, sasarannya adalah sekolah negeri yang ada di Kecamatan Antapani, yaitu SMAN 23 Bandung saja. Kemudian, ada beberapa sekolah SD dan SMP Negeri juga,” ujar Rizky saat diwawancarai di ruang Humas, Jalan Malangbong, Kelurahan Antapani Wetan, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Senin (17/2/2025).
“Jadi, untuk melaksanakan program ini, sesuai dengan MoU, ada tiga pihak yang terlibat. Yaitu pihak sekolah, pihak katering (vendor), dan pihak tim Badan Gizi Nasional. Lalu, menurut saya, dari segi memberikan manfaat untuk siswa, pasti kita dukung. Utamanya untuk mencegah stunting untuk usia dari SD hingga SMA. Ini juga meringankan orangtua yang tidak sempat membuat sarapan di rumah,” kata Rizky.
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, I Ketut Rizky Adhi Nugraha, S.Sn., mewakili Kepala SMAN 23 Kota Bandung, H. Solihin, M.Pd., memaparkan program makan bergizi gratis
Porsi makanan yang didistribusikan sebanyak 1.004 porsi, sesuai dengan jumlah seluruh siswa SMAN 23 Bandung. Pihak sekolah pun membentuk tim kecil yang terdiri dari tata usaha yang diberikan surat tugas untuk mendistribusikan MBG kepada para siswa.
Lebih lanjut, Rizky menjelaskan bahwa program MBG di SMAN 23 Kota Bandung khusus untuk siswa saja. Jika ada siswa yang tidak hadir, jatah porsi sisanya biasanya diberikan kepada petugas tim kecil.
“Sisa porsi yang belum termakan tidak diberikan ke pihak luar atau pihak lain, seperti sekolah lain atau masyarakat. Namun, khusus ke internal sekolah saja,” kata Rizky.
Setiap hari, menunya berbeda-beda, seperti nasi uduk, nasi beserta sayur-sayuran, dan nasi dengan lauk daging (ayam/sapi/ikan) serta telur. Adapun menu tambahannya berupa buah-buahan serta minuman susu yang disajikan satu kali dalam satu minggu.
Pengambilan rantang makan bergizi gratis, di SMAN 23 Kota Bandung
“Kemarin juga sempat ada menu nasi kuning. Pada 10 Januari 2025 kemarin, sempat ada kunjungan dari tim Badan Gizi ke sekolah kami saat apel pagi Senin. Mereka memberikan masukan dan saran kepada siswa terkait menu makanan, porsi, dan segala macam. Siswa juga sempat meminta request untuk menu-menunya, namun tetap dalam batas kandungan gizi yang sudah ditentukan,” kata Rizky.
“Kalau dari segi rasa, mungkin tidak bisa memuaskan lidah semua siswa. Dan makanan ini khususnya tidak menyediakan sambal, pertimbangannya adalah terkait gizi dan kalori. Namun, untuk mendengar pendapat siswa, respons mereka antusias, terutama ketika jam makan siang. Apalagi ketika makanan sudah didrop dari pihak katering,” kata Rizky.
Secara teknis, Rizky menjelaskan bahwa sebelum makanan dikirim, para guru membuat laporan terkait siswa yang tidak hadir dari setiap tingkat hingga tiap kelas terlebih dahulu. Hal ini untuk pendataan dan diberikan kepada tim Badan Gizi Nasional. Namun, untuk pengiriman jumlah porsi makanan tetap sebanyak 1.004 porsi.
Setelah itu, pengiriman makanan dilakukan pukul 10.30 WIB di hari Senin hingga Kamis. Hal tersebut agar ada jeda atau jarak waktu untuk menyiapkan pembagian rantang MBG sesuai jumlah kelas.
Makan bergizi gratis, rona bahagia para siswa merasakan manfaat program ini
Biasanya, pihak katering mengirimkan MBG dengan satu kendaraan saja. Nantinya, tim kecil dari pihak sekolah akan membagikan rantang MBG berdasarkan tiga koordinator, yaitu berdasarkan kelas X, XI, dan XII. Kemudian, petugas yang bertugas di bawah koordinator berjumlah 4-5 orang, masing-masing mengkordinir dua kelas.
Sesudah itu, petugas tim kecil ini akan menginformasikan ketika makanan sudah datang di grup WhatsApp. Yang mengambil makanannya adalah masing-masing ketua kelas (KM) dibantu rekan-rekannya. Pendistribusiannya didata terlebih dahulu sesuai dengan jumlah kelas dan siswa yang hadir. Saat di dalam kelas, makanan lalu dibagikan, diawasi oleh guru mata pelajaran yang kebetulan sedang mengajar.
“Di sini, kami memberikan penekanan pada pendidikan karakter. Yaitu sebelum makan, siswa harus cuci tangan terlebih dahulu dan berdo’a. Kemudian, makan bersama-sama dan tidak mencaci makanan. Jadi, menu apapun yang disediakan dan diterima di hari itu harus tetap disyukuri,” ungkap Rizky.
“Setelah makan, sampah dan bekas makanan tidak dibuang ke lingkungan sekolah. Setelah beres makan, itu ditutup dan disimpan kembali. Nanti, sampah bekas makan dibawa kembali ke dapur umum, kateringnya itu. Sesuai ketentuan Dinas Lingkungan Hidup, sampah harus dipilih, dipilah, dan diangkut kalau tidak salah. Jadi, tidak memberatkan sekolah terkait sampah makanan,” kata Rizky.
Makan bergizi gratis dengan menu berbeda-beda setiap hari
Usai makan siang, para KM menyusun kembali rantang bekas makanan untuk dikembalikan ke petugas tim kecil dengan batas waktu hingga pukul 13.00 WIB. Lalu, tim kecil akan menghitung dan mendata kembali jumlah rantang yang diterima di awal pada saat pengiriman MBG tiba.
Tim kecil selalu mengecek kembali ke kelas-kelas, agar tidak ada satu rantang pun yang tertinggal. Tetap disortir. Kemudian, saat pukul 14.00 WIB, pihak katering akan mengambil kembali rantang-rantang yang sudah selesai digunakan.
Namun, untuk hari Jumat, dengan satu kali istirahat yaitu pukul 10.15 WIB, pengiriman MBG dimajukan menjadi pukul 09.30 WIB. Untuk alur pendistribusiannya masih sama seperti hari lainnya. Yang berbeda adalah pengambilan kembali rantang MBG oleh pihak katering. Untuk hari Jumat, pihak katering mengambil kembali rantangnya pukul 13.00 WIB.
Dari program ini, Rizky berharap para siswa dapat meningkatkan karakter, khususnya dari segi adab. Seperti dapat lebih menghargai makanan, tidak mencaci makanan, bertanggung jawab, dan lebih bisa menabung. Dengan adanya makanan berat secara gratis, siswa perlahan-lahan harus bisa menabung uang jajannya. [SR]***