majalahsora.com, Kota Bandung – Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, menggelar upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN), yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober.
Berkenaan dengan HSN, mahasiswa dan mahasiswi baru Uninus, mengikuti kegiatan pesantren.
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Rektor Uninus, Prof. Dr. Endang Komara, M.Si., kepada majalahsora.com di ruang kerjanya, Jalan Soekarno Hatta No 530, Kota Bandung, Selasa (22/10/2024).
Pada kesempatan ini Prof. Endang pun mengungkapkan mengenai capaian-capaian Uninus di bawah kepemimpinannya yang belum genap satu tahun.
Paling hangat jumlah mahasiswa baru Uninus pada tahun akademik 2024/2025, meningkat secara signifikan dari tahun sebelumnya. Tercatat tahun ini ada sekitar 2.200 orang mahasiswa baru.
Uninus Bandung, Jalan Soekarno Hatta No 530, Kota Bandung
“Kalau perguruan tinggi yang lain yang ada di Bandung, pada tahun 2024 ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan mahasiswa baru. Alhamdulillah bagi Uninus bisa naik, hampir 150 persen,” kata Prof. Endang.
Bisa naiknya jumlah mahasiswa baru ini, kata dia tidak terlepas dari berbagai kerja sama yang dilakukan. Di antaranya, dengan Asosiasi Komite Satuan Pendidikan Indonesia.
“Saya kebetulan diberikan amanah oleh kawan-kawan, menjadi ketua dewan pakarnya,” kata Prof. Endang.
Di samping itu melakukan kerja sama dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) termasuk Komite SMA/SMK.
“Kami juga melakukan kerja sama dengan Dinas Pendidikan di kabupaten/kota. Di kabupaten Bandung dan Kota Bandung, rata-rata Kepala Cabang Dinasnya merupakan lulusan S3 Uninus,” katanya.
Universitas Islam Nusantara, menuju Kampus Unggul
Lanjutnya Uninus pun melakukan kerja sama lintas sektoral dengan Kepolisian Daerah, Kejaksaan Tinggi Jabar dalam meningkatkan mahasiswa baru di tahun 2024.
Tahun ini pun Uninus memiliki target prestisius, yakni meraih predikat sebagai Kampus Unggul. Dari 26 progam studi, dua akreditasinya unggul, 20 baik sekali, dan sisanya yang baik sedang berproses menuju baik sakali.
Untuk menuju ke arah sana, kata Prof. Endang ada tiga hal yang harus ditempuh.
Pertama dari segi sumber daya manusia (SDM). “Alhamdulillah dari 200 jumlah dosen yang ada, hampir 80 orang memiliki jabatan akademis Lektor Kepala. Sisanya Lektor dan guru besar,” kata Prof. Endang.
“Untuk Guru Besar ada tambahan, dari UIN (Sunan Gunung Djati) satu orang, Prof. Subandi. Kemudian dari LLDIKTI IV ada penambahan, Prof. Hidayat. Sehingga jumlah guru besar di Uninus sekarang berjumlah sebelas,” kata Prof. Endang.
Masjid Al Ikhlas, Universitas Islam Nusantara
Uninus pun saat ini sedang berproses di Dikti, untuk menambah dua orang guru besar, sebelum tahun 2025.
“Saya pastikan dari aspek SDM dosen ada peningkatan, baik dari strata pendidikan maupun dari jabatan akademik dosen,” jelasnya.
Kedua terkait dengan publikasi ilmiah, yang diberlakukan di Uninus selama dua tahun terkahir ini. Bagi mahasiswa jenjang S1 untuk tugas akhirnya tidak wajib menulis skripsi, begitu pun S2 tidak harus tesis, namun didorong pada publikasi jurnal internasional bereputasi, terindeks Scopus.
“Ini salah satu upaya supaya kami bisa meningkat baik dari sisi klasterisasi maupun dari pemeringkatan,” kata Prof. Endang.
Ketiga dari sisi prestasi mahasiswa. Dia mencontohkan Rena Reni, kembar bersaudara yang menjadi juara pertama Akademi Sahur Asia (AKSI) pada bulan April 2024 atau Ramadhan 1445 H.
Mahasiswa Uninus sedang berdiskusi, di area kampus yang nyaman
“Rena Reni mahasiswa kami dari Fakultas Komunikasi dan Penyiaran Islam. Kemudian yang baru, kami baru melepas sekitar delapan mahasiswa, dua kelompok, lolos seleksi untuk program kewirausahaan Indonesia ke Makasar. Didampingi dosen pembimbingnya. Ini tidak mudah dan mahasiswa kami setiap tahun selalu lolos seleksi,” terangnya.
Kegiatan kewirausahaan itu kata Prof. Endang, sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Pasalnya setelah lulus tidak hanya dituntut untuk bekerja, tetapi juga harus bisa menyediakan lapangan kerja sendiri.
Di samping itu, baru-baru ini Uninus bekerja sama dengan pihak OHM lembaga yang bisa meng-hire magang di Jepang.
“Ada sekitar 20 orang mahasiswa, umumnya semester tiga dari Fakultas Pertanian yang akan diberangkatkan ke Jepang pada bulan Januari 2025, sekarang sedang pelatihan bahasa Jepang.”
“Mereka magang bekerja di lapangan golf, untuk merawat rumput, pengairan supaya bersih dengan menggunakan teknologi,” kata Prof. Endang.
Jumlah mahasiswa baru Uninus tahun akademik 2024/2025 melonjak 150 persen dari tahun sebelumnya
Program magang tersebut berlangsung selama enam bulan. Para mahasiswa selama magang akan diberikan uang saku, sebulan Rp 10 juta.
Setelah selesai magang, mereka pun harus kembali lagi ke kampus untuk menyelesaikan kuliahnya (S1).
Mereka pun harus meningkatkan kapasitas berbahasa Jepang yang lebih baik lagi, sehingga bisa kembali bekerja ke “Negeri Sakura” Jepang.
“Nantinya kalau kembali ke Jepang akan mendapatkan gaji sekitar Rp 40 juta dalam sebulan. Ini satu peluang yang harus didorong dan ditingkatkan,” sambung Prof. Endang.
Sedangkan dari sisi prestasi dosen dia mencontohkan, Dr. Oke yang meriah penghargaan Kalpataru. “Di LLDIKTI Wilayah IV hanya Uninus yang meraih itu, mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia,” kata Prof. Endang.
Suasana kampus Uninus, pada hari Selasa 22 Oktober 2024, bertepatan dengan Hari Santri Nasional (HSN)
“Kemudian alhamdulillah dosen-dosen kami, mendapatkan hibah penelitian melalui program pengabdian kepada masyarakat dari Ditmawa (Direktorat Kemahasiswaan),” kata Prof. Endang.
Berikutnya Uninus ditunjuk oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, dipercaya untuk menjalankan program kuliah Rekognisi Pendidikan Lampau (RPL).
“Kami ditunjuk oleh LLDIKTI Wilayah IV, ada tiga perguruan tinggi, Uninus, IKIP Siliwangi dan Universitas Widyatama. Ini tahun kedua,” kata Prof. Endang.
Prof. Endang pun menyinggung terkait, berubahnya pemerintahan, terutama Kemendikbudristek yang dipecah menjadi tiga kementerian, yakni Kementrian Pendidikan Dasar Menengah, Kementrian Pendidikan Tinggi dan Kementerian Kebudayaan, tetap kualitas pendidikan tinggi terus dibenahi dan ditingkatkan.
“Termasuk kami sekarang sedang menyediakan LMS,dengan cara seperti itu kami ada kesetaraan dengan perguruan tinggi yang lain, sehingga Uninus secepatnya bisa meraih akreditasi unggul. Berbagai raihan dan program Allah berikan kemudahan. Mudah-mudahan bisa diterima oleh masyarakat, dan kembali kepada masa kejayaan seperti tahun 1970,” pungkasnya.[SR]***