majalahsora.com, Kota Bandung – Lembaga Kursus dan Pelatihan Revi Model & Akting (LKP RMA), mengadakan kegiatan Final Exam Modelling, unjuk kabisa bagi 70 siswanya. Dengan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.
Pesertanya mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Dinilai oleh para juri berpengalaman di dunia modelling dan fashion.
Dihelat di Piset Mall, Jalan Pelajar Pejuang No 45, Kota Bandung, Minggu (28/3/2021) siang, bertepatan dengan hari jadi Revi Lantika Kepala LKP RMA, ke-53 tahun.
Revi Lantika Kepala LKP RMA
Di atas catwalk, para peserta jalan berlenggak-lenggok, bak seorang model profesional. Mempraktekkan ilmu yang telah diterima selama belajar di LKP RMA.
Levi Lantika, mantan model kawakan asal “Kota Kembang” Bandung dan telah malang melintang di dunia modelling mengatakan, kegiatan tersebut merupakan implementasi dari ilmu yang diperoleh oleh siswanya selama ini.
“Sebelumnya kami sampaikan materinya secara daring. Kurang lebih selama enam bulan. Setelah ikut kegiatan ini, para peserta akan mendapat sertifikat resmi dari Dinas Pendidikan Kota Bandung,” kata Revi, saat melakukan jumpa media.
Lebih lanjut ia mengatakan, ke depan pihaknya akan menyelenggarakan lagi kegiatan serupa. Jumlah siswanya kini ada sekitar 300 orang (kelas modelling dan akting) dan dibagi ke beberapa kelas.
Agar diketahui, LKP RMA pada bulan Februari 2020 telah memiliki sertifikasi resmi bernomor 421.10/132-Disdik dan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN), dengan kode K9990258 dari Dinas Pendidikan Kota Bandung (bukan agensi).
Didukung oleh pengajar yang ahli di bidangnya, baik kelas model maupun kelas akting. Hadir untuk melahirkan siswa yang memiliki attitude yang baik.
“Satu-satunya di Kota Bandung, LKP modelling dan akting yang telah mengantungi ijin dan memiliki kurikulum. Pendidikan model sangat penting, karena bukan cantik fisik saja, tapi punya talenta dan karakter yang kuat untuk menjadi model profesional,” kata Revi.
“Saya ingin remaja punya bakat dan berprestasi bersama LKP RMA. Termasuk pengembangan karakter memahami tentang model, kepribadian, smart dan paham akan budayanya (Sunda). Karena profesi model dan artis cukup baik (menjanjikan),” imbuhnya.
Adapun di dalam kurikulumnya, diajarkan ilmu standarisasi model, catwalk, akting, menggunakan sinjang, samping, untuk pria memakai iket, public speaking dan lainnya. Di samping itu turut membantu mengembangkan kebudayaan dan kearifan lokal.
Abdul Gaos, M.Pd., Kabid Paud Dikmas, Disdik Kota Bandung (kanan)
Pada kesempatan itu, hadir juga Abdul Gaos, Kepala Bidang PAUD dan Dikmas, Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Menurutnya LKP RMA merupakan salah satu wadah yang baik bagi generasi muda di Kota Bandung yang memiliki talenta. Karena menurut Gaos, pendidikan itu diperoleh tidak secara formal saja di sekolah, tetapi juga bisa di tempat seperti LKP RMA, pendidikan non formal.
“Saling melengkapi, karena minat dari peserta didik antara pendidikan formal dan non formal saling melengkapi atau menggantikan. Contoh kursus bahasa Inggris, karena pembelajaran bahasa Inggris di sekolah tidak cukup atau tidak relevan, mereka melengkapi di tempat kursus, saling melengkapi menunjang,” ungkap Gaos.
Adilla, Ambassador LKP RMA, tahun 2021
Sementara itu Adilla, ambassador LKP RMA tahun 2021, mengatakan, bahwa ilmu yang didapatnya selama ini sangat banyak, baik itu mengenai teori, praktek dan aplikasinya.
Adilla lebih lanjut menjelaskan, ilmu dasar yang didapat di LKP RMA, yaitu cara jalan, pose saat dipoto, manajemen waktu, public speaking, akting keberanian tampil di hadapan umum dan lainnya.
“Sekolah di sini sangat asyik. Bisa meningkatkan kepercayaan diri, banyak latihan dan ilmu,” kata remaja yang lulus dari SMKN 9 Kota Bandung, tahun 2020. [SR]***