majalahsora.com, Kota Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memiliki perhatian yang tinggi terhadap dunia pendidikan, seperti memberikan bantuan sosial (bansos) dan bantuan keuangan untuk ribuan warganya, yaitu siswa rawan melanjutkan pendidikan (RMP) yang bersekolah di satuan pendidikan swasta. Termasuk mahasiswa RMP di perguruan tinggi.
Dananya disalurkan ke sekolah penerima. Salahsatu sekolah penerima bantuannya yaitu SMK Bumi Siliwangi yang berada di Jalan Rancabolang No.48 B, Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung. Dananya disalurkan ke sekolah penerima tanggal 31 Desember 2020.
Leily Eldina Kepala SMK Bumi Siliwangi mengaku senang sekolahnya mendapat bankeu dari Pemkot Bandung.
Menurutnya ada 64 siswa RMP kelas X, XI, XII dari jurusan farmasi, multimedia dan akuntansi yang mendapat bankeu.
Persiswa Rp 2 juta. Tahun depan mengajukan 84 siswa.
Uangnya dialokasikan sesuai dengan bimbingan teknik dan aturan yang berlaku. Kini hampir seluruh sekolah penerima sedang melakukan proses membuat laporannya.
Di samping warga Kota Bandung, tidak sedikit warga Kabupaten Bandung yang sekolah di SMK Bumi Siliwangi, masuk kategori siswa RMP.
Sebetulnya bantuan di tahun 2020 nilainya menurun dibanding tahun 2018, saat itu persiswa mendapat bantuan sekitar Rp 5 jutaan.
“Saya ucapkan terima kasih untuk Pemerintah Kota Bandung, akhirnya mencairkan juga bantuan untuk siswa tidak mampu. Karena biar bagaimana pun mereka adalah warga Kota Bandung, kami sebagai sekolah swasta harus menerimanya. Sekolah juga tergantung kepada subsidi masyarakat. Dilematis disaat posisi kami butuh subsidi dari masyarakat namun kondisi (banyak yang terkena imbas akibat pandemi). Cairnya ini (bankeu) alhamdulilah sangat membantu, ke depan tidak menjadi polemik terutama dengan regulasi,” kata Leily di SMK Bumi Siliwangi, Selasa (26/1/2021).
Harapan terhadap bantuan RMP, Leily mengatakan tidak hanya sampai di sini namun berkelanjutan, jangan terhenti seperti di tahun 2019 yang tidak cair. Kemudian juga prosesnya tidak sesulit sebelumnya.
“Karena saya juga pengurus Musyarawah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) memang agak sulit terutama segi regulasi, karena SMK sudah ditarik ke Provinsi Jabar, bukan lagi di bawah kota, tapi warganya warga Kota Bandung,” bebernya.
Saat ditanya iuran bulanan atau SPP di sekolah yang dipimpinnya, dirinya memaparkan bahwa SPP-nya berbeda-beda kisaran Rp 250 ribu sampai Rp 400 ribu.
Sedangkan untuk uang kegiatan setahun, nilainya juga tidak sama kisaran Rp 4 juta sampai Rp 5 juta.
Pada kondisi pandemi saat ini, menurut pengakuan Leily dana dari masyarakat yang masuk paling 30%. Apabila sebelum pandemi bisa mencapai 85%.
Leily pun memiliki harapan agar bansos dan bankeu bukan untuk siswa saja tetapi juga bagi para guru. Seperti yang diberlakukan kepada guru SD dan SMP di Kota Bandung. Namun semenjak ditarik ke provinsi sama sekali tidak ada bantuan serupa.
Agar diketahui jumlah guru di SMK Bumi Siliwangi ada 30 orang dan tenaga tata usaha 10 orang.
Dipenghujung wawancara Leily memaparkan untuk nilai bantuan di tahun 2021, menginginkan nilainya meningkat.
“Namun kalau saya pribadi kalau dikasih rezeki berapapun bantuannya untuk anak-anak bersyukur alhamdulilah,” katanya.
“Mudah-mudahan masih bisa ada bantuan lainnya, tidak hanya dalam bentuk ini saja, terutama untuk siswa tidak mampu. Mudah-mudahan di tahun 2021 pencairannya tidak di akhir tahun dan lancar. Karena menjadi beban buat kami. Agak berat sekolah, terutama dalam membuat laporan. Karena pada saat akhir tahun ada libur akhir tahun tetapi satu sisi kita mempersiapkan laporan,” pungkasnya. [SR]***