majalahsora.com, Kabupaten Indramayu – Takjub kesan pertama, saat perwakilan Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jabar melihat bangunan SMK PGRI Jatibarang Kabupaten Indramayu pada hari Kamis (12/10/2023).
Ketika masuk gerbang, pagar sekolah dibuka menggunakan remot kontrol diiringi instrumen lagu Sunda dan ucapan selamat datang.
Apalagi saat diterima di ruang kerja Kepala SMK PGRI Jatibarang, Hj. Entin Suhartini, S.Sos., MA., banyak piala yang dipajang.
Bengkel Teknik Kendaraan Ringan sudah standar industri kerjasama dengan Daihatsu dan sudah menerima service berkala untuk semua merek
Kepada perwakilan FWP Jabar Entin menjelaskan mengenai keunggulan-keunggulan sekolah yang dipimpinnya.
“Alhamdulillah kami masih dipercaya oleh masyarakat. Kami berdiri dari tahun 1978,” kata Entin di ruang kerjanya, Jalan Mayor Dasuki No.159.
Dari penjelasan Entin bisa dipercaya selama itu oleh masyarakat tidak lain karena SMK PGRI Jatibarang memegang komitmen dalam mendidik siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan yakni mempunyai karakter yang kuat.
Siswa SMK PGRI Jatibarang ditanamkan nilai kedisiplinan karakter dan hafal Al Qur’an
“Kami mengutamakan pembentukan karakter siswa, di antaranya disiplin. Dari potongan rambut (untuk siswa laki-laki) maksimal panjangnya 1,5 cm. Kemudian dari segi baju (mengenakan seragam sekolah) harus rapih dan lengkap atributnya,” kata Entin.
Tak kalah penting dari segi fasilitas, memiliki alat praktek siswa dan bengkel yang sudah mengikuti standar industri.
“Seperti jurusan TKR (Teknik Kendaraan Ringan) bekerja sama dengan Daihatsu (di Kota Bandung). Satu-satunya SMK di Kabupaten Indramayu yang bekerja sama dengan Daihatsu itu SMK PGRI Jatibarang,” kata Entin.
Bengkel Teknik Permesinan dengan alat moderen
Sedangkan untuk jurusan Teknik Komputer Jaringan sudah bekerja sama dengan PT Telkom, ada laboratorium fiber optik. Kemudian Teknik Sepeda motor dengan Yamaha.
“Ada enam jurusan semua mempunyai mitra industri yang betul-betul kompeten di bidangnya. Kami juga sudah bekerja sama dalam pelaksanaan PKL (Praktek Kerja Siswa), magang guru, dengan industri-industri besar di Cikarang,” kata Entin.
“Bahkan kami juga sudah bekerja sama dalam rekruitmen menyalurkan lulusan ke dunia usaha dunia industri,” imbuhnya.
Suasana pembelajaran di Teknik Elektronika Industri
Di dalam negeri SMK PGRI Jatibarang sudah melakukan kerja sama dengan banyak perusahaan dalam memfasilitasi lulusannya mendapatkan pekerjaan.
Bahkan lulusan tahun 2023 ini, ada sekitar 18 orang yang akan berangkat ke mancanegara yakni ke Jepang, melalui Bursa Kerja Khusus (BKK), SMK PGRI Jatibarang. Lulusan yang bekerja di Jepang sudah berjalan sejak 2012.
“Itu siswa yang akan berangkat ke Jepang melalui BKK kami, tidak dipungut biaya sama sekali. Tapi dengan sistem dibiayai dari perusahaan atau dipinjamkan. Baru setelah mereka bekerja di Jepang dipotong gaji. Itu pun maskimal dipotongnya cuma Rp 25 juta (dalam setahun),” kata Entin.
Bengkel Teknik Bisnis Sepeda Motor bekerjasama dengan Yamaha
Di samping ke Jepang, juga ada lima lulusan SMK PGRI Jatibarang yang kuliah sambil bekerja di Jerman, bekerja sama dengan Habibie Education Youth.
“Sekolah juga tidak memungut bayaran (lulusan yang ke Jerman).”
Di samping lulusan yang bekerja, pihaknya juga berupaya memfasilitasi lulusannya yang ingin melanjutkan kuliah, seperti ke perguruan tinggi negeri.
Saat perwakilan Forum Wartawan Pendidikan Jabar melihat motor matic listrik buatan guru dan siswa SMK PGRI Jatibarang Indramayu
Masih berkaitan dengan program pembentukan karakter siswa, SMK PGRI Jatibarang pun memberikan wadah untuk aktualisasi diri siswa, melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti pencak silat, futsal, voli, hadroh, Paskibra dan banyak lagi.
“Ekskulnya hampir sudah berprestasi semua, bahkan sampai tingkat internasional seperti pencak silat sudah tingkat Asia bahkan Eropa. Paskibra (Brajabara) sudah tingkat nasional, marching band sudah tingkat nasional, Pramuka juga sudah tingkat nasional. Bahkan pernah mengirimkan (perlombaan) paling jauh ke Surabaya (Jawa Timur),” kata Entin.
“Insya Allah di bulan November kami akan mengadakan lomba marching band tingkat Provinsi Jawa Barat untuk jenjang SD SMP memperebutkan Piala KCD Wilayah IX,” ia menambahkan.
Suasana pembelajaran di jurusan Teknik Komputer dan Jaringan
Entin pun menjelaskan mengenai kurikulum yang digunakan di SMK PGRI Jatibarang yang sudah tersinkronisasi dengan industri, sesuai jurusan yang ada dan diajarkan sejak kelas X.
“Seperti membuat bengkel (TKR) sesuai standar PT Daihatsu, begitu juga membangun bengkel TKJ dengan PT Telkom dengan biaya yang lumayan besar. Dananya swadaya dan dari dana BOS,” Entin menjelaskan.
Saat ditanya program ke depan yang ingin diwujudkan? Kata Entin ingin lebih memaksimalkan apa yang sudah dicapai dan terus ditingkatkan, termasuk mempererat dan menambah kerja sama yang ada.
Ruang Guru SMK PGRI Jatibarang, sinkronisasi kurikulum dengan industri didukung para guru yang kompeten
Di samping itu meningkatkan keterserapan lulusan serta menumbuhkan banyak pengusaha muda atau “start up” sebagai sekolah pencetak wirausaha.
“Tujuan SMK kini bukan hanya menyiapkan siswa untuk bekerja saja tetapi lebih meningkatkan yang berwirausaha juga,” kata Entin.
Dengan memegang komitmen ini SMK PGRI Jatibarang Indramayu, memiliki jumlah siswa sebanyak 1.700 orang. Tiap tingkat memiliki 16 rombongan belajar (rombel).
Jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga
Padahal kata Entin SMK PGRI Jatibarang dikelilingi banyak sekolah, baik negeri maupun swasta.
“Sekolah kami ada di tengah sekolah negeri, seperti SMKN Jatibarang, SMKN Widasari, SMAN Jatibarang, SMAN Sleman. Swasta juga banyak. Jadi kami dikelilingi sekitar sepuluh sekolah negeri dan swasta,” kata Entin.
“Tapi alhamdulillah, sebelum negeri membuka PPDB kami sudah penuh. Maret (2023) PPDB dibuka, di bulan April kami sudah penuh siswanya,” imbuhnya.
Luas lahan SMK PGRI Jatibarang Indramayu, sekitar 1,5 hektar
Masuknya pun tidak begitu saja, siswa yang diterima sudah melalui tes tulis dan tes fisik.
“Yang ada tindik atau tato tidak akan kami terima, karena sesuai permintaan industri. Industri tidak mau memiliki calon karyawan yang ditindik atau ditato,” Entin menegaskan.
Tidak kalah penting, bagi siswa beraga Islam yang buta huruf Al Qur’an, sejak kelas X diajar iqro sampai bisa membaca Al Qur’an, gurunya khusus mendatang Ustadz. Lalu kala mereka duduk di bangku kelas XII, wajib hafal juzz 30.
Diketahui di SMK PGRI Jatibarang, memiliki jurusan Teknik Pemesinan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Bisnis Sepeda Motor, Teknik Komputer dan Jaringan, Teknik Elektronika Industri dan Akuntansi Keuangan Lembaga. [SR] ***