majalahsora.com, Kota Bandung – Kondisi korban ambruknya atap bangunan SMP Pasundan 1 dan SMP Pasundan 2 Kota Bandung berangsur membaik.
Seluruh siswa yang sebelumnya dirawat di RSUD Bandung Kiwari kini sudah dipulangkan dan menjalani rawat jalan, setelah mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan.
Sementara satu siswa yang mengalami patah tulang dan satu siswa lainnya masih menunggu hasil rontgen.
Peristiwa bangunan ambruk itu terjadi Senin, 3 November 2025 sekitar pukul 11.00 WIB, tepat saat ruang kelas tidak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Kepala Disdik Kota Bandung Asep Saeful Gufron, saat memberikan keterangan pers terkait ambruknya bangunan SMP Pasundan 1 dan SMP Pasundan 2 Kota Bandung (foto istimewa)
Saat kejadian, para siswa tengah berada di laboratorium komputer, namun beberapa siswa di sekitar bangunan sempat terkena material reruntuhan.
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung bergerak cepat memeriksa lokasi dan memastikan penanganan korban berjalan baik.
Kepala Disdik Kota Bandung Asep Saeful Gufron, didampingi Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Pertama (PPSMP) Yanuar Teguh Epsa, langsung meninjau tempat kejadian.
“Kami Dinas Pendidikan Kota Bandung turut prihatin atas kejadian ini. Tentunya ini jadi fokus kami untuk mengoptimalkan evaluasi kelayakan gedung, baik di sekolah negeri maupun swasta, agar tidak terjadi lagi hal-hal membahayakan seperti ini,” ujar Asep, Senin (3/11/2025).
Kondisi siswa akibat ambruknya bangunan SMP Pasundan 1 dan SMP Pasundan 2 Kota Bandung, di Jalan Pasundan No 32, Kelurahan Balonggede, Kecamatan Regol (foto istinewa)
Ia menegaskan, pihak sekolah akan bertanggung jawab penuh terhadap biaya pengobatan korban, dan seluruh bangunan akan dikosongkan sementara sampai hasil analisis kelayakan keluar.
“Saya juga sudah meminta Kepala Sekolah dan Ketua Yayasan untuk tidak menggunakan bangunan tersebut untuk KBM hingga hasil analisa selesai,” paparnya.
Disdik Kota Bandung juga mengingatkan seluruh kepala sekolah agar rutin memeriksa kondisi bangunan, terutama di tengah cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi yang melanda Kota Bandung.
“Jika sudah terlihat tanda-tanda membahayakan, segera diantisipasi,” tegas Asep.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMP Pasundan 1 dan SMP Pasundan 2 Kota Bandung, Sukmana (foto istimewa)
Menindaklanjuti insiden ini, Disdik menyarankan agar pihak sekolah berkoordinasi dengan yayasan untuk memanfaatkan bangunan terdekat sebagai alternatif ruang kelas, sehingga kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Pasundan 1 dan SMP Pasundan 2, Sukmana, menjelaskan pihak sekolah segera menyesuaikan proses belajar.
“Bangunan yang sedang direhab tidak akan digunakan dulu. Anak-anak kelas VII kemungkinan besar akan kami rolling dan alihkan ke kegiatan BDS atau pembelajaran jarak jauh (PJJ),” jelasnya.
Ia menambahkan, area bawah bangunan sebenarnya tidak terdampak. Namun, karena proses pembangunan masih berlangsung di bagian atas, sekolah memutuskan untuk mengosongkan area tersebut demi keselamatan.
Terbaring korban ambruknya bangunan SMP Pasundan 1 dan SMP Pasundan 2 Kota Bandung
“Mulai besok area itu akan kami kosongkan, dan kelas yang menempati area itu akan dialihkan ke PJJ,” katanya.
Sukmana juga memastikan, sekolah telah berkoordinasi dengan Disdik Kota Bandung dan mengikuti seluruh arahan agar kegiatan belajar tetap aman.
“Bangunan ini sedang kami usulkan untuk mendapatkan bantuan rehab cepat di tahun 2026, karena bantuan yang kami terima saat ini baru untuk tahun 2025,” ujarnya.
“Alhamdulillah, kondisi siswa yang sempat menjadi korban kini cukup baik. Mereka sudah dibawa pulang dan menjalani rawat jalan atas permintaan orang tua, karena tidak terlalu mengkhawatirkan,” pungkasnya. [SR–Humas Kota Bandung]***









