Boy Taga, Wakil Ketua Komite Sekolah SMPN 28 Bandung (kanan) secara simbolis menyerahkan bantuan unify kepada Dr. Hadi, Kabid SMP Dinas Pendidikan Kota Bandung
majalahsora.com, Kota Bandung – Dua tahun sudah, Nunung Kuraesin, memimpin SMPN 28 Kota Bandung. Berbagai program pun telah digulirkan. Di antaranya meningkatkan budaya literasi dan pembelajaran IT. “Alhamdulillah, kami melangkah sesuai dengan visi yang sudah dijalankan oleh kepala sekolah terdahulu, seperti budaya lingkungan dengan raihan Adiwiyata Nasional. Di tambah dengan visi kepemimpinan saya sekarang, yaitu budaya literasi dan sekolah berbasis IT,” kata Nunung, Selasa (15/5/2018) siang, di kampusnya Jl. Solontongan No.2, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong.
Ia menambahkan, bahwa SMPN 28 ingin melangkah secara teratur dengan program-program yang telah dicanangkan, sehingga fokus dalam pencapaiannya.
Hal itu terbukti dengan kegiatan UNBK mandiri di sekolahnya, yang berlangsung secara lancar. Apabila berkaca pada fasilitas yang dimiliki, memang masih memerlukan beberapa penambahan. Namun dengan semangat dan itikad yang kuat, perlahan tapi pasti SMPN 28 terus realisasikan impiannya.
Komite dan mitra kelas SMPN 28 Kota Bandung, terdepan dalam mendukung kemajuan sekolahnya. Salah satunya menjadi sekolah unggul berbasis IT
“Alhamdulillah kita terus berupaya agar SMPN 28 menjadi sekolah unggul berbasis IT. Tahun pertama (2017) penyelenggaraan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) kita masih bergabung di SMKN 3 Bandung, tahun kedua (2018) UNBK mandiri. Semua tidak terlepas dari peran dan dukungan teman-teman guru, tata usaha, karyawan yang hebat. Tidak terkecuali sokongan dari mitra kelas dan komite sekolah, yang luar biasa berperan aktif memberikan bantuan, baik moril dan meteril,” jelas Nunung, yang penah memimpin SMPN 31 Kota Bandung.
Terbaru SMPN 28 Kota Bandung akan melaksanakan PAT (Penilaian Akhir Tahun) secara daring (dalam jaringan). Pelaksanaannya tanggal 21-25 Mei 2018 mendatang, untuk semua pelajaran yang diajarkan, seperti Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda, PKN, matematika, IPA, IPS, dan lainnya.
Sementara itu, Boy Taga selaku Wakil Komite SMPN 28 Kota Bandung, mengatakan pihaknya ingin berupaya dan berperan aktif meningkatkan kemajuan sekolahnya, yang tahun 2018 ini konsentrasi pada peningkatan IT.
Nunung Kuraesin, M.M.Pd., Kepala SMPN 28 Kota Bandung (baju putih), memuji peran aktif Komite SMPN 28 serta mitra kelas sekolahnya, dalam membantu kemajuan SMPN 28
“Kami dorong terus, mudah-mudahan Visi SMPN 28 menjadi sekolah unggul berbasis IT bisa terwujud secepatnya dan berkelanjutan, serta bisa meraih impian-impian lainnya,” katanya di kampus SMPN 28.
Berkaitan dengan pelaksanaan PAT daring yang akan diikuti oleh 626 siswa kelas VII dan VIII, komite SMPN 28, bersama mitra kelas telah memberikan bantuan, berupa 18 unit unify, yang secara simbolis diserahkan langsung kepada Dr Hadi, Kabid SMP Disdik Kota Bandung, Selasa 15 Mei 2018 .
Unify sendiri merupakan alat yang berfungsi sebagai acces point (seperti wifi) di tiap-tiap kelas, agar guru dan siswa bisa mengakses soal dari server edubox. Sehingga penyebaran soal bisa langsung ke 626 komputer klien.
“Sebetulnya Disdik Kota Bandung telah memberikan bantuan, yaitu sembilan edubox dan laptop sebanyak 109 unit. Namun untuk pelaksanaan PAT daring dalam satu sesi masih ada kendala. Dan itu menjadi trigger buat kami, dalam upaya membantu memenuhi kekurangan fasilitas SMPN 28, untuk melaksanakan ujian dalam jaringan internet, bagi anak-anak kami,” kata Boy Taga.
Bantuan tersebut diberikan secara sukarela, tidak ada unsur pemaksaan, dan semua atas kesadaran partisipasi para orang tua/wali murid. “Kami selalu berkomunikasi dengan pihak sekolah, terhadap hal -hal yang perlu didukung, akan diupayakan oleh pengurus komite sekolah dan mitra kelas. Kami pun dengan mitra kelas selalu bermusyawarah, dan menjabarkan informasi se-transparan mungkin, seperti dalam pengadaan unify ini. Kami mengadakannya secara rereongan, dari dukungan seluruh pengurus mitra kelas. Alhamdulillah, banyak yang memberikan bantuan dan dukungan. Apabila yang secara ekonomi tidak memungkinkan, kami tidak pernah memaksakannya, karena hal ini merupakan bersifat sumbangan, dengan prinsip saling gotong royong. Adapun dana yang terkumpul, bersama-sama dibelikan unify, sesuai dengan spesifikasi barang kebutuhan sekolah,” jelas Boy Taga.
Saat musyawarah, kami jelaskan manfaat unify sendiri, yang nantinya, tidak hanya terbatas untuk ujian PAT saja, tapi bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran dan ujian dalam jaringan bahkan UNBK. “Manfaatnya sangat banyak bisa dipakai hingga kelas IX nanti, dan dipasang di kelas masing-masing,” sambungnya.
Dirinya pun menjelaskan, ke depan UNBK di SMPN 28 akan dilaksanakan satu sesi. Melihat itu, komite sekolah mempersiapkan segala sesuatunya sejak dini, termasuk siswanya. “Dengan adanya faslitas IT yang ada, sejak kelas VII, siswa kami dibiasakan untuk mengenal dan memahami mengenai pembelajaran dan ujian secara IT,” ujar Boy Taga.
Masih kata Wakil Komite SMPN 28, bahwa dengan rasa optimis, manjadda wajadda, serta bersungguh-sungguh, segala sesuatunya bisa terlealisasi.
“Harapan kami, SMPN 28, ke depan bisa menjadi sekolah unggulan berbasis IT. Selain itu siswa-siswi kami terbiasa menggunakan IT secara bijak, serta mengoptimalkan kemajuan teknologi, dengan memiliki kepribadian dan ahlaq yang terpuji,” pungkasnya. [SR]***