majalahsora.com, Kota Bandung – Akhir-akhir ini artificial intelegence (AI) atau kecerdasan buatan sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap generasi mau tidak mau akan berhadapan dengan teknologi yang semakin hari semakin berkembang.
Pada kesempatan ini, Yayasan Badan Perguruan Indonesia (BPI) menyelenggarakan kegiatan sosialisasi teknologi khususnya AI dalam dunia pendidikan yang berbentuk seminar.
Ketua Bidang Pendidikan Yayasan Pendidikan BPI, Drs. Iyep Sobari, M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan program dari Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam rangka adaptasi terhadap AI yang sedang tren di kalangan masyarakat.
Universitas Pasundan (UNPAS) Kampus unggul di Kota Bandung ayo daftar sekarang ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Uang Kuliah Bisa Dicicil
https://pmb.unpas.ac.id/
Pakar telematika nasional, Drs, K. R. M. T. Roy Suryo Notodiprojo, M. Sc., akrab disapa Roy Suryo, yang merupakan mantan Menteri Pemuda Olahraga
Kata Iyep, kerja sama antara BPI dengan Disdik Kota Bandung sudah terjalin cukup lama. Dengan visi yang sama, membangun Pendidikan berkualitas, kegiatan ini memiliki manfaat yang besar. Tidak hanya untuk Disdik Kota Bandung, namun juga BPI.
“Pesertanya itu seluruh perwakilan sekolah-sekolah dari Kota Bandung jenjang SMP baik Negeri maupun Swasta. Guru-guru BPI terlibat sebagai peserta. Alhamdulillah dari BPI tidak hanya guru SMP, namun seluruh jenjang (SMA dan SMK). Pesertanya ada sebanyak 190 orang. Kita di sini menyediakan tempat yaitu Aula SMA BPI 1,” kata Iyep, di ruang kerjanya, Jalan Burangrang No 8, Kelurahan Burangrang, Kecamatan Lengkong, Selasa (30/7/2024)
“Saya sangat apresiasi kegiatan ini. Ini sejalan dengan RKJM (Rencana Kerja Jangka Menengah) BPI 2025. Bahwa amanatnya adalah kita harus adaptif terhadap berbagai perubahan. Karena kita paham bahwa Pendidikan merupakan agen pembaharu. Harus mempersiapkan generasi yang lebih hebat di masa mendatang dengan tantangan yang berbeda-beda tentunya,” kata Iyep menambahkan.
Ketua Bidang Pendidikan Yayasan BPI, Drs. Iyep Sobari M.Pd
Kegiatannya sendiri berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 29-31 Juli 2024 dari pukul 08.00-15.00 WIB.
Dalam kegiatan ini mengundang para pakar IT di Kota Bandung, sebagai narasumbernya. Di samping itu menghadirkan salah satu pakar telematika nasional, Drs, K. R. M. T. Roy Suryo Notodiprojo, M. Sc., akrab disapa Roy Suryo, yang merupakan mantan Menteri Pemuda Olahraga.
Iyep berharap kegiatan ini berdampak baik bagi kualitas pendidikan secara nasional. Semangat dalam AI juga terus diimbangi dengan muatan pendidikan karakter.
Suasana seminar yang menghadirkan para ahli di bidangnya
Pasalnya kata Iyep ilmu pengetahuan tentu dapat diakses dimanapun dengan google saat ini. Namun dengan karakter, diharapkan generasi emas 2045 dapat terwujud. Sehingga membangun bangsa Indonesia lebih maju dan berkualitas.
“Tantangannya berat kalau kita tidak memberikan batasan siswa dalam mengakses internet, teknologi, hingga AI. Dikhawatirkan mereka terperosot atau terjebak dengan informasi yang tidak sejalan dengan cita-cita 2045 yang akan datang,” kata Iyep.
“Yang jelas saya berterima kasih kepada media yang meliput kegiatan ini. Di antaranya TVRI, majalahsora.com dan sebagainya. Peran media penting dalam rangka mencerdaskan dan membangun sebuah generasi. Mudah-mudahan menjadi penyemangat kita semua. Bahwa kemajuan pendidikan tingkat Kota Bandung dan seterusnya dapat menjadi inspirasi bagi lembaga-lembaga pendidikan untuk kita lebih giat lagi mempersiapkan generasi yang lebih baik di masa mendatang,” tandasnya.
Kegiatannya diikuti sekitar 190 orang peserta
Pada kesempatan yang sama, Roy Suryo, menyampaikan bahwa dirinya menyampaikan tiga topik dalam seminar tersebut.
Pertama, mengenai etika dalam bersosial media. Seperti melontarkan komentar di Instagram ataupun memposting foto atau video pribadi dalam batasannya. Kedua, mengenai cara mengamankan data dan menjaga kerahasiaan di dunia maya. Dan ketiga, mengenai pemanfaatan AI untuk dunia Pendidikan. Yang kesemuanya itu saling berkaitan.
Roy pun berpendapat bahwa teknologi adalah hal yang dapat dimanfaatkan tanpa terlepas dari bagaimana cara menggunakannya, cara beretika dalam memanfaatkannya dan cara mengamankan data-datanya.
Roy menekankan juga bahwa tujuan akhirnya adalah menciptakan generasi muda Indonesia agar menjadi generasi emas 2045.
Roy Suryo saat memaparkan materi teknologi digital, di antaranya mengenai AI
“Di kegiatan ini tentu yang saya paparkan utamanya adalah untuk guru dan tenaga pendidik. Karena ada kekhawatiran bahwa dengan canggihnya teknologi, guru-guru sedikit tertinggal dibanding putra-putrinya. Saya memotivasi mereka, jangan sampai kalah. Karena yang namanya belajar tidak kenal waktu dan usia,” kata Roy Suryo.
Di awal dirinya menjelaskan kepada peserta tentang sebuah teori, bahwa setiap generasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Para guru harus bersemangat dalam memberikan materi ajar yang bagus kepada peserta didiknya. Karena mau tidak mau, generasi saat ini harus menyerahkan kepada generasi berikutnya demi kelanjutan bangsa.
Begitu pun teknologi, tentu ada sisi positif dan negatifnya. Contoh dari sisi negatif yaitu orang yang menyalahgunakan atau menyalahartikan teknologi. Seperti seseorang yang menjawab sesuatu tanpa menggunakan hasil pola pikirnya sendiri, yaitu menggunakan Chat GPT.
Hal tersebut dapat membuat ketergantungan dan membuat tidak percaya diri atas pilihan sendiri. Secara mendasar, Roy berpendapat bahwa teknologi adalah sebuah keniscayaan. Dengan adanya teknologi, tentu wajib dimanfaatkan. Karena siapa lagi yang akan menggunakannya jika bukan manusia, terlebih dari jaman ke jaman selalu berkembang.
Antusias para peserta saat mengikuti kegiatan
“Mau tidak mau, suka tidak suka, teknologi itu akan mempengaruhi dan mencapai kita. Seperti dulu ada generasi 3.0 lalu 4.0. Sekarang sudah mencapai Society 5.0. Orang harus hidup dengan teknologi. Kalau kita tidak mengikuti dan menggunakan teknologi, kita akan dilindas oleh teknologi,” kata Roy.
Kehadiran AI mempermudah segala sesuatu yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh dugaan manusia. AI hadir dalam bentuk mesin pada umumnya, misalnya seolah-olah dapat melakukan sebuah aktifitas atau berpikir layaknya manusia.
Contoh AI yang Roy paparkan yaitu peragaan busana yang diperagakan dengan wajah presiden-presiden atau tokoh terkenal. Dirinya memberikan contoh agar orang lain dapat membedakan antara karya asli dengan buatan AI.
Dalam pendidikan, ini menjadi akselerasi bagi pengajar maupun yang diajar dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Contohnya dalam menerangkan sebuah reproduksi atau proses kelahiran seseorang, hukum newton, tata galaksi, rumus-rumus yang sulit dibayangkan dan lainnya.
Ekskul Jurnalistik SMA BPI 1 Kota Bandung saat mewawancarai Roy Suryo
“Sekarang di perguruan tinggi, dengan mudahnya seseorang bisa memperoleh gelar kesarjanaan baik dari tingkat doktor hingga professor. Untuk AI kita ada cara ceknya yaitu turmiting. Tapi bahayanya itu kalau yang mainnya sama-sama AI,” ujar Roy.
Sehingga ketika ditanya seberapa penting AI saat ini, AI sangat penting menurut Roy. Dirinya berharap ilmu yang disampaikannya bermanfaat bagi para guru. Karena gunanya pendidiikan adalah ketika kita dapat menggunakannya untuk kemaslahatan orang lain.
“Jika secara teknologi kita bisa gunakan dengan bagus, secara etika bisa kita gunakan dengan baik hingga secara data bisa kita ramu dengan benar dan baik, maka saya yakin Indonesia dalam bidang teknologi tidak hanya menjadi user. Namun bisa menjadi produser atau pembuat,” tandasnya. [SR]***