majalahsora.com, Kota Bandung – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung yang dilaksanakan di 26 desa, di empat kecamatan, yang berada di Kabupaten Bandung Barat, akan berakhir.
Selama satu bulan lamanya, 314 orang mahasiswa KKN ISBI Bandung dari Program Studi (Prodi) Seni Karawitan, Teater, Tari, Seni Murni dan Antropologi Budaya, memberikan kontribusi keilmuannya. Salah satu bentuk tri dharma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. Di antaranya dengan memberikan pelatihan, membuat icon di setiap desa yang menjadi tempat KKN, seperti membuat mars desa atau karatagan serta tarian khas.t
Hal ini merupakan tujuan KKN mahasiswa ISBI Bandung, dituntut bisa membuat icon disetiap desa sekaligus upaya dalam mendukung objek pemajuan kebudayaan, di KBB.
Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum., saat memberikan sambutan
Hasil dari KKN tersebut ditampilkan pada kegiatan evaluasi KKN, seperti yang dilangsungkan di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah, Selasa (20/8/2024).
Ibu-ibu Desa Bojongkoneng, menyanyikan mars ciptakan mahasiswa ISBI Bandung. Di samping itu dua remaja putri setempat menampilkan “Rengkak Bojong” tari khas Desa Bojongkoneng, ciptaan mahasiswa KKN ISBI Bandung.
Tampilan seni lainnya, seperti tari “Goyang Karawang”, pencak silat Padepokan Gapura, teater kaulinan barudak dari siswa SDN Panaruban serta rampak sekar dari SDN Warung Awi.
Acara evaluasi KKN mahasiswa ISBI Bandung, di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah, dilaksanakan dari sore hingga malam hari
Acaranya dihadiri oleh Rektor ISBI Bandung, Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar KBB, Camat Ngamprah, Kepala Desa Bojongkoneng, tokoh masyarakat dan banyak lagi.
Kepala Desa Bojongkoneng Tarmaya, S.Pd., kepada Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jabar yang diundang pada kegiatan merasa terharu.
Masih dikatakan Tarmaya tanggapan dari masyarakat luar biasa, meskipun hanya dilaksanakan dalam satu bulan, tetapi dampak kemajuan seni budaya di Desa Bojongkoneng sangat luar biasa.
Ibu-ibu Desa Bojongkoneng, sedang membawakan karatagan atau mars Desa Bojongkoneng, buah karya mahasiswa KKN ISBI Bandung
“Kolaborasi KKN mahasiswa ISBI Bandung, dengan masyarakat yang sudah biasa dengan kebudayaannya (aktif di bidang seni budaya), lebih maju lagi,” kata Tarmaya.
Saat disinggung terkait rencana hadirnya Kampus II ISBI Bandung, di wilayah Desa Bojongkoneng, pihaknya antusias mendukungnya.
“Pembangunannya lebih cepat lebih baik. Sebagai kepala desa dan warga masyarakat sangat menantikan sekali,” imbuhnya.
Mahasiswa KKN ISBI Bandung di Desa Bojongkoneng, Kacamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat
Ke depan dengan hadirnya Kampus II ISBI Bandung, kata Tarmaya seni budaya yang ada di Bojongkoneng, bisa lebih terkenal dan go internasional.
Pada kesempatan yang sama Camat Kecamatan Ngamprah, Agnes Virganty, S.H., S.STP., M.Si., mewakili Pj Bupati Bandung Barat menyampaikan salam hormat kepada keluarga besar ISBI Bandung.
“Hari ini merupakan wujud kolaborasi pentahelix di bidang objek pemajuan kebudayaan. Bagaimana tadi kami rasakan sinergitas, tidak hanya mahasiswa, tetapi juga memberdayakan masyarakat bersama-sama ngaraksa (memelihara) seni budaya yang ada,” kata Agnes.
Tampilan tari “Rengkak Bojong” tari khas Desa’ Bojongkoneng ciptaan mahasiswa KKN ISBI Bandung memukau penonton
Masih dikatakan wanita berjilbab ini, dampak dari KKN mahasiswa ISBI Bandung, sangat dirasakan. “Ketika kemarin 17 Agustus (memperingati HUT RI ke-79) dirayakan ditingkat kecamatan (Ngamprah), Desa Bojongkoneng menjadi desa favorit, desa terbaik untuk helaran. Ini hasil kolaborasi dari mahasiswa ISBI Bandung,” kata Agnes.
“Ke depan Bojongkoneng ini bisa menjadi icon wisata di Kabupaten Bandung Barat,” imbuhnya.
Berkenaan dukungan terhadap kehadiran Kampus II ISBI Bandung, di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah, akan memfasilitasinya.
Berfoto bersama di Aula Desa Bojongkoneng
“Karena ini untuk kemajuan indeks manusia, tidak hanya di bidang kesehatan, ekonomi saja tetapi juga pendidikan. Alhamdulillah nanti lulusan SMA sederajat bisa melanjutkan ke ISBI Bandung yang ada di Bandung Barat,” kata Agnes.
Kepala bidang Kebudayaan Disbudpar KBB, Hernandi Tismara, S.Sos., M.Si., mengatakan bahwa KKN mahasiswa ISBI Bandung ini membantu Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam menginventarisir dan pendataan kebudayaan yang ada di KBB.
“Karya budaya tercipta dari seni, tradisi lisan, dimana terciptanya 26 lagu karatagan atau mars dan penciptaan tari di masing-masing desa. Dan tata gending yang berkaitan dengan kapasitas seniman di sini terhadap kebudayaan yang ada di KBB,” kata Hernandi.
Kepala bidang Kebudayaan Disbudpar KBB, Hernandi Tismara, S.Sos., M.Si
“Pelatihan ini sangat penting, karena para mahasiswa memberikan potensi baru atau daya dorong baru terkait dengan tata gending, titi larasnya yang lebih mumpuni.”
“Karena dalam beberapa hal penulisan tulisan notasi lagu sangat bermanfaat. Salah satu syarat untuk pemajuan kebudayaan di Kabupaten Bandung Barat,” kata Hernandi.
Sedangkan Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum., menuturkan bahwa pelaksanaan KKN sengaja diadakan di Kabupaten Bandung Barat, dikarenakan bahwa ISBI Bandung sudah memiliki tanah di KBB selama 10 tahun, tetapi belum ada kinerja yang nyata, bahwa pihaknya melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Camat Kecamatan Ngamprah, Agnes Virganty, S.H., S.STP., M.Si
“Jadi di tahun ini kami berupaya mendekati masyarakat di KBB. Agar masyarakat merasakan dengan hadirnya ISBI Bandung,” kata Retno.
Ketika ISBI Bandung berkontribusi langsung ke KBB, masyarakat jadi sadar pentingnya kehadiran ISBI Bandung.
“Misalkan untuk peningkatan IPM (indeks pembangunan manusia), dengan peningkatan masyarakat KBB menjadi lebih kuat dan ISBI berkontribusi besar untuk itu,” kata Retno.
Kepala Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Tarmaya, S.Pd., siap mendukung pembangunan Kampus II ISBI Bandung di daerahnya
Berkenaan dengan kegiatan KKN yang hanya satu bulan dan masyarakat ingin agar pelaksanaannya lebih lama, kata Retno bisa ditindaklanjuti kemudian, melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Kalau masyarakat menginginkan mahasiswa kami lebih lama di sini, kami bisa menyiapkan mahasiswa untuk satu semester, apa di setiap desa atau satu kecamatan,” kata Retno.
“Meskipun KKN ini hanya satu bulan, tetapi kedekatan mahasiswa ISBI dengan masyarakat jauh lebih dekat,” imbuhnya.
Masyarakat yang diberi penghargaan, kolaborasi ISBI Bandung dengan masyarakat, sekolah serta padepokan di Desa Bojongkoneng
Berkaitan dengan kegiatan evaluasi KKN di Desa Bojongkoneng, para mahasiswa dibantu dosen pembimbing melakukan penelusuran terkait ulang tahun Desa Bojongkoneng.
“Ya dari beberapa catatan dan referensi Desa Bojongkoneng sudah berusia lebih dari seratus tahun. ISBI Bandung berkontribusi untuk melihat catatan, kira-kira milad desa Bojongkoneng itu tanggal berapa. Akhirnya ditemukan pada tanggal 28 Agustus ini,” kata Retno.
ISBI Bandung akan bersinergi lagi dengan Kepala Desa Bojongkoneng, mengadakan hari jadi Desa Bojongkoneng. Kemudian pada tanggal 31 Agustus, akan mengadakan pertunjukan bersama masyarakat di empat kecamatan dan Desa Bojongkoneng. Mengenalkan ISBI Bandung, di tanah Kampus II ISBI Bandung, dengan nama even “Buah Kamuning Batu Cimeta”.
“Untuk menandai ISBI Bandung ada di Cikamuning atau Desa Bojongkoneng,” pungkas Retno. [SR]***