majalahsora.com, Kota Bandung – Perundungan atau bullying merupakan perilaku agresif yang tidak diinginkan di antara anak-anak khususnya di kalangan usia sekolah, yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban.
Melihat hal tersebut, SMAN 18 Bandung menggelar kegiatan Sosialisasi dan Pelantikan Agen Perubahan Program Roots Indonesia, dengan tema “Bersama Hentikan Perundungan Bersatu Wujudkan Sekolah Aman dan Nyaman”, Senin (11/10/2021).
Ada 30 siswa SMAN 18 Bandung, perwakilan dari semua jenjang yang mengikuti acara tersebut. Nantinya, mereka akan menjadi agen perubahan kepada sesama siswa yang ada di sekolah tersebut.
30 siswa SMAN 18, sebagai agen perubahan, sekolah penggerak
Selain siswa, saat acara pelantikan dihadiri oleh, Kepala SMAN 18 Bandung Nani Mulyani, Kepala Cabang Dinas (KCD) Wilayah VII Arief Subakty dan lainnya.
Arief Subakty mengatakan, pihaknya mendukung SMAN 18 sebagai sekolah penggerak yang didalamnnya juga ada sekolah anti perundungan. Menurutnya siswa harus menjadi agen perubahan dan mempunyai karakter yang bagus.
“Jadi dengan adanya tatap muka, kegiatan pembinaan karakter di sekolah bisa berjalan kembali. Kalau pembelajaran daring kan, anak-anak tidak melaksanakan kegiatan sosialisasi dengan teman sebaya, adik kelas dan kakak kelas, malah guru,” kata Arief Subakty, saat ditemui di SMAN 18 Bandung, Jalan Madesa, Senin (11/10/2021).
Nani Mulyani, S.Pd., M.P.Mat., Kepala SMAN 18 Kota Bandung
Di sekolah, kata Arief Subakty, anak-anak terbentuk dalam kegiatan sehari-hari, untuk meningkatkan kecakapan dalam bermasyarakat dan sosialisasi.
“Saya berikan aperesiasi, mudah-mudahan kegiatan ini dapat berjalan lancar, sehingga pendidikan di Jabar ini terwujud untuk menjadi Jabar Juara,” jelasnya.
Sedangkan, Nani Mulyani mengatakan, nantinya mereka akan dilatih selama tiga bulan, dari Oktober sampai Desember 2021.
Drs. Wika Muslihadi, M.M., Wakasek Kesiswaan SMAN 18 Kota Bandung sekaligus Ketua Pelaksana Kegiatan
Pertemuannya dibagi menjadi 10 sesi, dengan narasumber yang berbeda-beda. Kemudian, siswa yang mengikuti kegiatan ini akan memberikan penyuluhan kepada teman sejawat atau siswa lainnya.
“Hari ini SMAN 18 Bandung membuka sosialisasi dan pelantikan agen perubahan dari program rutin Roots Indonesia, merupakan satu bagian dari program sekolah penggerak, karena SMAN 18 Bandung satu dari tujuh sekolah penggerak di Kota Bandung dan satu dari 2.500 di Indonesia. Kegiatan ini akan dilaksanakan sampai Desember 2021,” kata Nani Mulyani,
Dia berharap, semua siswa yang mengikuti kegiatan ini bisa menyebarkan informasi tentang pencengahan perundungan, tetutama di sekolah SMAN 18 Bandung, kemudian mereka dapat memfasilitasi untuk teman-temannya untuk dapat saling bekerjasama dalam hal positif.
Dea Putri Ananda, salah satu peserta yang menjadi agen perubahan mengatakan bahwa hal ini menjadi salah satu semangat untuk berbagi ilmu dan mendapatkan ilmu baru terkait perundungan.
“Lumayan seru untuk mencari pengalaman, bagaimana sih pencegahan perundungan itu, dan perundungannya seperti apa. Jadi jenis-jenisnya kita tahu, bila ada teman kita seperti itu (perundungan),” kata Dea Putri Ananda.
Menurut Dea, di SMAN 18 Bandung memang ada perundungan sesama siswa, tapi sifatnya kecil dan berlaku sesaat. Kendati begitu, tetap saja perundungan itu tidak boleh dan dilarang.
Dea, salah satu siswa SMAN 18 yang mengikuti kegiatan agen perubahan
“Tentunya ada (perundungan), cuma kita tidak tahu jenisnya seperti apa, kita harus mengetahui juga. Misalnya ada hal yang meledek orangtua, tapi apapun itu masuknya perundungan,” ujar Dea Putri Ananda.
Sebagai agen perubahan, Dea Putri Ananda, nantinya memiliki tugas untuk memberi penyuluhan dan informasi perundungan itu. Misalnya, dampak, jenisnya dan membuat orang tidak sukses.
“Jadi kita itu tidak boleh asal membully kita harus melihat dulu kondisinya seperti apa, dan membully sangat tidak diperbolehkan, sebenarnya boleh saja bercanda, tapi bercandanya harus dimimalisir,” pungkas Dea Putri Ananda. [SR]***