majalahsora.com, Kabupaten Bogor – Kunjungan balasan pihak Anabuki College Takamatsu Jepang ke SMK Kesehatan Annisa Kabupaten Bogor, dilakukan di sekolah yang berada Jalan Karanggan Muda No.25, Puspasari, Kecamatan Citeureup, pada hari Kamis (7/12/2023).
Mereka melakukan kunjungan balasan pada kegiatan “Program Guru Tamu pada Kelas Percepatan Berangkat ke Jepang siswa SMK Kesehatan Annisa Bogor, jurusan Farmasi dan Tata Kecantikan dari Anabuki College & Anabuki Akademi Indonesia”.
Kata Kepala SMK Kesehatan Annisa, Dr. Four Meiyanti, S.Si., M.Pd., pada tahun 2020 lalu, pihaknya bersama Anabuki College melakukan penandatanganan kerja sama program beasiswa ikatan dinas. Dari pengakuannya sejak tahun 2021 sudah memberangkatkan tiga angkatan lulusan SMK Kesehatan Annisa ke Jepang.
“Jadi anak-anak kuliah di Jepang selama tiga tahun, harus ikatan dinas di Jepang karena mendapatkan beasiswa,” kata Four biasa disapa, kepada perwakilan Forum Wartawan Pendidikan Jabar.
Mereka kuliah di Jepang sebagai tenaga profesional, bekerja dengan gaji sesuai dengan level Bahasa Jepangnya.
Kepala Cadisdik Wilayah I, Dr. Abur Mustikawanto, M.Ed., bangga terhadap program SMK Annisa Kabupaten Bogor
“Kemarin tanggal 3 Oktober, saya diundang sama Pemerintah Jepang, Anabuki, untuk mensupervisi kegiatan ikatan dinas di Jepang seperti apa, tempat tinggalnya bagaimana. Terus kuliahnya kayak gimana melihat langsung,” imbuhnya.
Lebih lanjut dari 80 mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa di Takamatsu, 20 orangnya merupakan lulusan SMK Kesehatan Annisa, atau sekitar 25 persen.
“Saya waktu datang ke sana saya pikir hanya melihat itu. Ternyata oleh Hirai Sensei pemilik industri di Shodosima, disuruh menanyakan ke siswa saya kalau mereka lulus dari kampus, mau nggak tinggal 20-25 tahun di Jepang, ditawari tempat tinggal dikasih tanah untuk memajukan Jepang,” kata Four.
“Remunasi gajinya juga disamakan, saya sampai merinding. Maka munculah, 20 orang siswa yang akan berangkat di bulan Oktober 2024 nanti,” imbuhnya.
Ia pun sempat ditanya oleh Yosuyoshi Ohira COO Senior Managing Director Anabuki College, kapan bisa memberangkatkan lagi lulusan SMK Annisa ke Jepang.
Kepala SMK Annisa Kabupaten Bogor, Dr. Four Meiyanti, S.Si., M.Pd., ingin lulusannya sejahtera, kuliah sambil bekerja di Jepang
Tapi Four sempat kebingungan karena siswa SMK baru lulus di bulan Juni, sedangkan paling cepat berangkat di bulan Maret atau April 2025.
“Makanya membuat program percepatan agar pada bulan Oktober bisa berangkat, 20 anak (kelas XII) ini melalui kelas fast track yang akan berangkat ke Jepang, mereka lulus Juni dan Oktober tahun depan berangkat,” kata Four.
Masih dijelaskan Four ke-20 siswa ini masih akan melakukan ujian sertifikasi bahasa Jepang, di wawancara oleh pemberi beasiswa dan berangkat ke Jepang.
Dikatannya ini merupakan jawaban SMK Annisa, terhadap tawaran dari Anabuki College untuk memberangkatkan siswanya dalam mendapatkan beasiswa kuliah.
Di sana nantinya akan kuliah bahasa Jepang selama satu tahun, dua tahunnya sekolah vokasi sebagai perawat lansia.
Mr. Yosuyoshi Ohira COO Senior Managing Director Anabuki College bersama penerjemah, saat diwawancarai oleh perwakilan Forum Wartawan Pendidikan Jabar
Lanjutnya lulusan SMK Annisa yang sudah mendapatkan beasiswa, sekarang kuliah di Jepang, setelah lulus kuliah akan ditawari tinggal selama 20 atau 25 tahun di Jepang.
“Saya belum kasih tahu mereka, remunasi akan disamakan dengan orang Jepang. Setelah lulus ikatan dinasnya menjadi caregiver. Kalau di Jepang kerjanya pakai sistem jam jadi bisa bekerja di lini yang lain, seperti di toko, tempat pengemasan makanan, minuman dan lainnya,” kata Four.
Sekarang pun sambil kuliah bisa bekerja paruh waktu dengan gaji perbulan antara Rp 14-18 juta, namun kalau sudah lulus kuliah bisa digaji Rp 28-30 juta perbulan. Daerahnya di Takamatsu, Shodosima dan Ehime.
Anabuki sendiri memiliki banyak sekolah dari berbagai jenjang. Di samping itu mengusai berbagai sektor industri di daerah Takamatsu Jepang.
Saat ditanya apakah ada biayanya bagi 20 orang siswa ini? Dari keterangannya, untuk mendapatkan sertifikat bahasa Jepangnya gratis, namun untuk biaya visa, pesawat harus mengeluarkan biaya sendiri, sekitar Rp 20-30 jutaan.
Berfoto bersama Kepala Cadisdik Wilayah I, Pengawas Pembina SMK Annisa, pihak Anabuki College dan SMK Annisa Kabupaten Bogor
“Kakak kelasnya banyak yang sudah berangkat dan ditalangi oleh salah satu bank, karena baru sampai di Jepang sudah memiliki gaji. Dalam satu tahun bisa lunas, dicicil dari gaji,” kata Four.
“Harapan dengan kegiatan ini lulusan dapat mendapatkan beasiswa ikatan dinas dan kerja sama ini berlangsung panjang. Kalau mereka sudah berhasil bisa naik kesejahteraannya,” pungkas Four.
Sementara itu Yosuyoshi Ohira COO Senior Managing Director Anabuki College, memberikan tanggapan mengenai kerja sama dengan SMK Kesehatan Annisa karena memiliki komitmen dalam mengirimkan siswa. Sebelumnya SMK Annisa juga mengirimkan sekitar 10 lulusannya yang sudah belajar dan tinggal di Jepang.
“Dari siswa yang belajar ini, setelah mengunjungi, meninjau mereka, pihaknya sangat senang dengan performa anak-anaknya (lulusan SMK Kesehatan Annisa),” kata Ohira.
Saat ditanya hal penting apa yang harus dimiliki oleh para lulusan yang akan berangkat ke Jepang? Diungkapkan Ohiro harus memiliki minat tinggi terhadap Jepang, untuk belajar lebih tekun, dan harus memahami budaya Jepang ketika terjun ke dunia kerja, agar tidak kultur “shock”.
20 siswa SMK Annisa lulus seleksi akan berangkat ke Jepang Oktober 2024
Dalam kesempatan yang sama Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I, Dr. Abur Mustikawanto, M.Ed., sangat mengapresiasi SMK Kesehatan Annisa Bogor dalam mengirimkan lulusannya ke Jepang untuk mendapatkan beasiswa kuliah sambil kerja.
“Program ini sangat bagus, apalagi yang datangnya dari Jepang langsung dari Anabuki College Takamatsu. Bapak Ohiro hadir langsung bersama para pengajar dari Anabuki College,” kata Abur.
Mudah-mudahan terus berjalan, karena lulusan mendapatkan beasiswa, untuk kuliah dan bekerja ditanggung oleh pemerintah Jepang.
Saat ditanya apakah hal ini akan ditularkan kepada SMK lainnya yang ada di Kabupaten Bogor, kata Abur kerja sama antara Anabuki College dengan sekolah swasta di Kabupaten Bogor di antaranya dengan SMK Meetland School, Cileungsi.
Di samping itu pihak Anabuki College pun mengundang para kepala sekolah mengunjungi Anabuki College di Takamatsu.
Praktek langsung, pada program percepatan berangkat ke Jepang, dalam mendapatkan beasiswa kuliah di Anabuki College dan bekerja di Takamatsu Jepang
“Kebetulan saya sibuk, saya nggak berangkat ke Jepang. Saya juga pernah tinggal di Jepang selama tiga tahun dari tahun 2000 sampai 2002 di Nagoya,” kata Abur.
“Harapan saya ke sekolah yang belum melaksanakan kerja sama seperti ini, bisa mengcopy paste program ini. Saya juga sebagai Kepala Cadisdik Wilayah I, ingin anak-anak di Kabupaten Bogor minimal menguasai satu bahasa asing, baik bahasa Inggris, Jepang, Mandarin dan lainnya,” imbuhnya.
Karena kalau bahasa asing dikuasai akan memudahkan bekerja di luar negeri, dengan kesempatan yang begitu banyak, seperti bekerja di Jepang.
Karena pernah lama tinggal di Jepang, Abur pun ditantang untuk memberikan pesan menggunakan bahasa Jepang.
“Watashi wa Abur desu. Mina-san choogakkou wa jouzu. Iroirona shogako wa nihongo no kaiwa ichiban desu. Ato de ganbatte,” kata Abur, kepada perwakilan Forum Wartawan Pendidikan Jabar.
Artinya “Halo semuanya, anak- anak kita ini pinter-pinter bahasa Jepangnya. Oleh sebab itu bisa jadi nomor satu di sekolahnya. Ayo semangat.” [SR]***