majalahsora.com, Kota Bandung – Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA, SMK dan SLB di Jawa Barat (Jabar) setiap tahun terus dievaluasi oleh Pemerintah Provinsi Jabar melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar agar memberikan pelayanan yang optimal, berjalan dengan baik dan berkeadilan.
Apalagi saat kick off PPDB Jabar tahun ajaran 2024/2025, ada penandatanganan komitmen bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang terdiri dari Gubernur, Pangdam III/Siliwangi, Kapolda, Kajati, DPRD Jabar dan Kapolda Metro Jaya, di Gedungsate, Kota Bandung.
Kemudian ada penandatanganan pakta integritas dari Kepala Disdik Jabar, Plh KaDisdik Jabar, Kepala Cadiskdik I-XIII, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, operator, panitia PPDB serta pihak terkait lainnya.
Tujuannya agar PPDB 204 yang dimulai tanggal 3-7 Juni 2024 berjalan bersih, objektif, akuntabel, transparan, tidak ada titip menitip dan transaksional.
Hal tersebut ditanggapi positif oleh Kepala SMAN 27 Kota Bandung Dr. Yoyo Wijaya, M.Pd., kata dia pihak sekolah menyambut gembira atas ketegasan aturan yang berlaku terkait PPDB 2024.
Universitas Bale Bandung (UNIBBA) Kampus Berkualitas di Bandung Raya, Lulusannya Mudah Bekerja, dengan Biaya Sangat Terjangkau ini link pendaftaran mahasiswa baru tahun akademik 2024/2025 pmb.unibba.ac.id
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan Lia Maria Ulfah, S.Ag., sebagai Ketua Panitia PPDB 2024
Ketegasan aturan tersebut sudah diharapkan sekolah sejak lama. Pemerintah melalui Disdik Jabar, diharapkan Yoyo dapat istiqomah hingga pengumuman PPDB, baik tahap satu maupun tahap dua nanti.
Dengan sistem pendaftaran secara online, Yoyo optimis akan terciptanya objektivitas yang tinggi dalam proses seleksi.
“Waktu hari pertama memang cukup banyak calon pendaftar datang. Untuk hal yang titip-menitip itu. Saya bilang secara tegas bahwa saya tidak berani menjanjikan apa-apa karena sudah ada pakta integritas. Resikonya adalah jabatan. Saat ini sebaiknya kita kawal bersama-sama bahwa PPDB harus objektif, transparan dan akuntabel sesuai Pergub,” kata Yoyo antusias, Kamis (6/6/2024).
“Terasa sekali perbedaan dari yang datang. Biasanya tamu CPD itu banyak. Mereka memang menginfokan satu sama lain orang tua CPD untuk menitipkan anaknya. Namun alhamdulillah, dengan pakta integritas saya jadi lebih santai. Karena akhirnya masyarakat sekitar SMAN 27 Bandung paham. Apalagi aturan KK tidak bisa izin domisili. Pendaftar jalur zonasi juga jadi tidak sebanyak di tahun sebelumnya. Karena terbentur administrasi bagi mereka yang mau menyiasati,” kata Yoyo menambahkan.
Namun di sisi lain, ada kendala yang dirasa Yoyo cukup menghambat proses PPDB. Yaitu aplikasi yang berubah-ubah atau diperbaharui terus-menerus di tengah berlangsungnya PPDB.
Panitia PPDB SMAN 27 Kota Bandung, siap memberikan pelayanan pada PPDB tahap satu jalur zonasi (kuota 50 persen) dan afirmasi-KETM (15 persen)
“Sekitar dua hari yang lalu, ada teman kita dari daerah Bojongsoang yang mendaftar ke sini dan masih bisa. Kemudian saat akan memperbaiki data yang salah, aplikasi tidak bisa dibuka. Karena seolah-olah peta di aplikasi mengecil. Ini membuat pusing para pendaftar,” ujar Yoyo.
Contoh kasus lainnya, salah satu CPD dengan alamat yang tidak sesuai antara yang tercantum di aplikasi dengan data fisik Disdukcapil. Hal ini berbahaya jika data CPD tersebut dianggap fiktif oleh yang berwenang.
Yoyo berharap seluruh insan pendidikan dan masyarakat dapat komitmen secara sungguh-sungguh atas aturan yang ada. Serta aplikasi yang diperbaiki lebih baik lagi. Sehingga aplikasi harus sudah dipersiapkan, tidak perlu sistem pembaharuan atau perbaikan di tengah jalan.
Pada kesempatan yang sama Lia Maria Ulfah, S.Ag., Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan juga Ketua Panitia PPDB 2024 SMAN 27 Bandung, menyampaikan bahwa PPDB 2024 di sekolahnya berjalan lancar. Katanya ini dampak sosialisasi.
“Sosialisasi PPDB sudah kita laksanakan baik di internal seperti warga sekolah dan tenaga kependidikan, maupun eksternal seperti aparat pemerintah setempat yaitu di Kecamatan. Alhamdulillah itu semua berjalan lancar,” kata Lia.
Yeyet Rusmiati mengantar anaknya mendaftar ke SMAN 27 Kota Bandung, salah satu sekolah top di Bandung Timur
Sosialisasi dihadiri oleh Forum RT, Forum RW dan sekolah-sekolah terdekat.
Masih dijelaskan Lia untuk kuota, di tahap pertama adalah melalui jalur Zonasi dan afirmasi-KETM.
Kuota yang tersedia adalah sebanyak 11 kelas dikalikan 36, dengan jumlah 396 CPD.
Pada jalur zonasi, yang mendaftar sudah mencapai 197 orang dengan daya tampung sebanyak 198. Sedangkan jalur KETM sebanyak 49 orang dengan daya tampung sebanyak 60. Untuk PDBK belum ada dan KETM ekstrim tidak ada.
Kemudian untuk tahun sebelumnya, kuota yang tersedia yaitu sebanyak 12 kelas dikalikan 36 orang.
PPDB Jabar secara online
“Tahun ini kita menjadi 11 kelas, dikarenakan di tahun sebelumnya lab kimia ikut difungsikan sebagai kelas. Sedangkan di tahun ini sudah dikembalikan seperti semula, tidak menjadi kelas lagi,” ujar Lia.
Dia juga menyebutkan bahwa di tahun ini regulasi lebih ketat dari tahun sebelumnya.
Secara sistem memang hampir sama. Namun selain pertukaran jalur, KETM saat ini hanya bisa melampirkan dokumen yang terdata di DTKS. Tidak bisa menggunakan Kartu Indonesia Sehat, Surat Keterangan Tidak Mampu dan surat domisili.
Kemudian Kartu Keluarga atau KK, harus sinkron dengan identitas rapot. Walaupun menggunakan KK wali dari CPD.
Menurut Lia hal ini membuat lebih tertib akan administrasi. Sehingga para warga sekitar sekolah lebih berpeluang besar berkesempatan mendaftar jalur zonasi.
Lia pun berharap sistem PPDB dapat konsisten dengan aturan yang ada.
Agus Wahyudi, orangtua dari Raya Lugna Kaliilah yang berasal dari SMP Tulus Kartika Kota Bandung
Yeyet Rusmiati orangtua pendaftar dari Keisya Aldhita, menyampaikan bahwa pendaftaran PPDB yang dilakukannya berjalan lancar.
“Kalau pendaftaran alhamdulillah lancar tidak ada kendala. Saya dan Keisya ke sekolah untuk verifikasi dan cek perlengkapan persyaratan. Tidak ada keluhan juga. Namun untuk sistem online itu, saya kan gaptek. Disitu saja paling kesulitannya,” ungkap Yeyet.
Keisya yang berasal dari SMPN 54 Bandung memilih SMAN 27 Bandung karena memang dekat dengan rumahnya sesuai zonasi. Hanya berjarak 300 meter.
Agus Wahyudi, orangtua dari Raya Lugna Kaliilah yang berasal dari SMP Tulus Kartika, menyampaikan bahwa pelayanan dari panitia PPDB SMAN 27 Bandung cukup baik.
Adapun alasan memilih SMAN 27, karena dekat dengan rumah berdasarkan titik koordinat zonasi.
Dirinya berharap PPDB ke depannya lebih baik dalam pemerataan penerimaan siswa baru khususnya jalur zonasi. [SR]***