majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Tahun ini, muncul wacana menarik dari pemerintah terkait kemungkinan libur sekolah selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan.
Wacana libur sebulan penuh untuk siswa sekolah yang disampaikan oleh Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafi’i, langsung mengundang perbincangan hangat baik di kalangan masyarakat, siswa, maupun tenaga pendidik.
Menanggapi hal tersebut, Kepala SMAN 1 Margaasih, H. Toteng Suhara, S.Pd., M.M.Pd., menjelaskan bahwa selama bulan Ramadhan, pihaknya akan mengisi waktu siswa dengan kegiatan pesantren Ramadhan bagi siswa-siswi yang beragama Islam, dan bagi siswa non-Muslim akan melaksanakan kegiatan bimbingan rohani atau aktivitas keagamaan sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
“Dasar hukumnya adalah Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri. Jadi, jika mengacu ke sana, maka tidak ada istilah libur, karena pada 27 Februari – 5 Maret kegiatan keagamaan akan dilaksanakan di rumah dan masyarakat. Kemudian dari 6 Maret – 25 Maret, kegiatan keagamaan akan dilaksanakan di sekolah,” kata Toteng kepada wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jabar, Rabu (22/1/2025).
Setelah itu, jelas Toteng, siswa akan libur sekolah terkait Idul Fitri dan cuti bersama dari 26 Maret hingga 8 April 2025. Kegiatan pembelajaran siswa di sekolah akan dilaksanakan kembali pada tanggal 9 April 2025.
Toteng juga menjelaskan bahwa untuk kegiatan keagamaan di SMAN 1 Margaasih, pesantren Ramadhan ini akan melibatkan semua guru. Khusus di bulan Ramadhan nanti, semua guru mata pelajaran akan mengajar tentang agama, dengan materi yang disiapkan oleh MGMP PAI.
“MGMP PAI akan menyediakan materi tentang Akhlak, Muamalah, dan Sejarah Islam. Materi tersebut akan diteruskan kepada para guru, sedangkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan hukum Islam akan diajarkan oleh Guru PAI,” tuturnya.
Sejalan dengan Visi Sekolah
Toteng menyatakan bahwa kegiatan pesantren Ramadhan ini tidak lepas dari visi SMAN 1 Margaasih yang dirangkum menjadi “Magnificient, Good, Amazing” (MGA) dan akhirnya menjadi moto sekolah.
“Magnificient berarti harapannya para siswa unggul dari segi akademik sehingga alumni yang melanjutkan ke perguruan tinggi akan terus meningkat. Good menandakan bahwa siswa memiliki karakter yang baik, salah satunya melalui pembiasaan dan pesantren Ramadhan ini, sedangkan Amazing mencerminkan capaian prestasi siswa,” ujarnya.
Dari aspek “Amazing” ini, SMAN 1 Margaasih memiliki raihan prestasi yang patut dibanggakan, baik dalam bidang paskibra, olahraga, maupun olimpiade.
“Tinggal sekarang tantangannya di Magnificient, yaitu bagaimana meningkatkan jumlah alumni dari SMAN 1 Margaasih yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta,” tambahnya.
Namun, diketahui bahwa pemerintah akhirnya membatalkan rencana untuk menetapkan libur sekolah selama satu bulan penuh pada Ramadhan 2025, sebagaimana diusulkan sebelumnya oleh Menteri Agama.
Kepastian pembatalan tersebut usai terbitnya Surat Edaran Bersama tiga menteri yaitu Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2025, Nomor 2 Tahun 2025, Nomor 400.1/320/BJ Tentang Pembelajaran di Bulan Ramadan Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi yang diteken Senin, 20 Januari 2025.
Dalam SEB tiga menteri tersebut, diatur tentang aturan berkaitan dengan pembelajaran selama bulan Ramadhan 2025, termasuk skema pembelajarannya, sehingga wacana libur sebulan penuh untuk siswa sekolah tidak dapat dilaksanakan. [SR]***