majalahsora.com, Kota Cimahi – Pada hari Selasa, tanggal 10 Desember 2024, SMAN 3 Cimahi melaksanakan tiga kegiatan penting dalam satu hari, yaitu gelar karya Projek Penguatan Pelajar Profil Pancasila (P5), perayaan ulang tahun sekolah ke-39, serta edu fair.
SMAN 3 Cimahi merayakan ulang tahunnya yang ke-39, sebuah usia yang menandakan kedewasaan dan kematangan institusi pendidikan ini. Acaranya diibalut dengan kegiatan gelar karya P5 berjudul “Kataji,” yang merupakan singkatan dari Kreativitas Tanami Jati Diri.
Ini menjadi yang kelima kalinya SMAN 3 Cimahi menyelenggarakan tiga acara sekaligus dalam satu rangkaian kegiatan.
Tagline dari Kataji adalah “Genggam dan Raihlah Mimpimu,” yang menjadikan acara ini sebagai pembeda antara SMAN 3 Cimahi dengan sekolah lainnya. Konsep Kataji telah menjadi budaya di sekolah dan dikenal oleh masyarakat, yang menjadi ciri khas SMAN 3 Cimahi.
Plt. Kepala SMAN 3 Kota Cimahi, Wawan Rahwan, S.Pd., M.Pd., saat memberikan sambutan
Kegiatan dilaksanakan di lapangan SMAN 3 Cimahi, yang berlokasi di Jalan Pesantren No 161, Kota Cimahi, dimulai dari pukul 08.00 hingga 15.30 WIB. Acaranya dihadiri oleh Kasubag TU Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) dan Dewan Pengawas Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII.
Kasubag TU Cadisdik Wilayah VII, Andre Ahmad Prakarsa, S.H., M.M., dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa kegiatan gelar karya P5 di SMAN 3 Cimahi sangat kreatif.
“Kegiatan ini berjalan lancar dan menjadi ajang kreativitas bagi siswa-siswi di sini. Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap dapat terus dilaksanakan setiap tahun,” ungkap Andre.
Dengan melihat langsung kegiatan ini, Andre mengungkapkan, bahwa kreativitas siswa sudah tergali, dan tinggal bagaimana mereka mengeksplorasi dasar-dasar yang sudah dibangun agar lebih bermanfaat bagi diri mereka.
Kasubag TU Cadisdik Wilayah VII, Andre Ahmad Prakarsa, S.H., M.M., saat memukul gong membuka HUT SMAN 3 Kota Cimahi ke-39, gelar karya dan Edu Fair
Pada kesempatan yang sama Plt. Kepala SMAN 3 Kota Cimahi, Wawan Rahwan, S.Pd., M.Pd., juga memberikan tanggapan positif mengenai gelar karya P5 yang didasarkan pada kreativitas masing-masing siswa.
“Secara keseluruhan, dari awal hingga saya berkeliling dengan Pak Kasubag, alhamdulillah, karya siswa sangat memuaskan,” ujarnya.
Senada dengan pernyataan Andre, Wawan berupaya agar kegiatan semacam ini dapat diadakan setiap tahun, meskipun ia mengakui bahwa perlu dukungan biaya yang tidak sedikit dari orangtua siswa dan kerjasama dengan dunia usaha dan industri.
“SMAN 3 Cimahi memiliki alat yang lengkap, seperti alat kesundaan di sektor jaipong, calung, dan angklung. Kita bisa mengkolaborasikan itu dengan bantuan guru seni agar kreativitas siswa terus berkembang,” lanjut Wawan.
Muryawan, S.T., Ketua Pelaksana Kegiatan yang menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, saat memberikan laporan kegiatan
Ia pun yakin bahwa sekecil apapun kegiatan yang terlaksana akan bermanfaat bagi siswa-siswinya, mengingat masing-masing siswa memiliki kemampuan dan kompetensi yang berbeda-beda.
Penjelasan Ketua Pelaksana Kegiatan
Sedangkan Muryawan, S.T., Ketua Pelaksana Kegiatan yang menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengakhiri semester ganjil tahun ajaran baru 2024-2025.
“Kurikulum Merdeka sudah berjalan selama tiga tahun bagi kelas XII. Untuk mengapresiasi bakat, minat, dan kreativitas para siswa, kami menyelenggarakan acara ini dalam rangka memperingati ulang tahun SMAN 3 Cimahi yang ke-39 serta menghargai kreasi siswa dari kelas X hingga XII melalui gelar karya dan inisiatif dari BK,” jelas Muryawan.
Muryawan menambahkan bahwa inisiatif BK (kegiatan edu fair) ini ditujukan kepada siswa kelas XII yang membutuhkan informasi untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi atau Kedinasan. “Kami mengadakan kegiatan ini menjadi satu paket. Alhamdulillah, semuanya berjalan optimal,” tambahnya.
Kasubag TU Cadisdik Wilayah VII, Andre Ahmad Prakarsa, S.H., M.M., saat mencoba lampu dengan sensor tepuk tangan karya siswa
Dalam kegiatan edu fair, pihak sekolah mengundang 13 Perguruan Tinggi Swasta, 12 Perguruan Tinggi Negeri, dan Kedinasan dari Ajendam III Siliwangi untuk memberikan promosi kepada para siswa. Edu fair bertujuan memberikan gambaran bagi siswa kelas XII, mengenai pilihan jenjang pendidikan setelah lulus dari SMAN 3 Cimahi.
Lanjutnya untuk gelar karya P5 diperuntukkan bagi siswa kelas X hingga XII dengan total peserta sebanyak 1.200 siswa, di mana setiap kelas dibagi menjadi enam kelompok. Puncak gelar karya kelas X dan XI diadakan pada tanggal 10 Desember 2024, sedangkan untuk kelas XII pada tanggal 29 November 2024.
Masih dari keterangan Muryawan bahwa kegiatan P5 menggunakan sistem blok yang dilaksanakan selama dua minggu, di mana setiap tingkatan mengusung tema yang berbeda.
“Setiap kenaikan kelas, temanya akan berbeda. Kita tidak tahu secara pasti kreativitas siswa di masa depan, maka hari ini kita membibitkan untuk bekal jangka panjang,” jelasnya.
Kania Adelia Yaris, siswi kelas XI B1, bersama kelompoknya membuat game untuk melatih motorik anak
Tema untuk Kelas X yakni ‘Kearifan Lokal’. Siswa sangat antusias, mereka diajak untuk membahas budaya nusantara yang mencakup 12 suku, seperti dari Minahasa, Papua, Asmat, dan Bugis, dengan penekanan tidak pada suku Sunda yang sudah umum di Jawa Barat. Setiap kelompok mencari kekhasan dari suku masing-masing, meliputi bahasa, pakaian adat, makanan, permainan, dan adat budaya yang berlaku.
Kemudian ada penampilan utama, atraksi seni tari dan budaya setempat. “Misalnya, jika ada penampilan dari suku Bugis, maka yang ditampilkan adalah tari Bugis dan permainan khas anak-anak Bugis. Setiap kelompok membahas satu topik tertentu, seperti makanan,” ungkap Muryawan.
Para siswa melaksanakan diskusi, membaca buku, dan melakukan pencarian di internet sebagai bahan referensi dalam mengembangkan tema mereka. Penting untuk membedah dengan teliti agar tidak terjadi salah paham dalam presentasi. Jika ada kelompok yang menampilkan barang atau alat adat, mereka dapat membuat miniatur yang mirip, meskipun mengandalkan level kemiripan yang mendekati aslinya.
Di kelas XI, tema yang diangkat adalah ‘Berekayasa dan Berteknologi’. Setiap siswa diharuskan menciptakan karya baik yang berkaitan dengan teknologi. “Contohnya, ada siswa yang membuat lampu dengan sensor tepuk tangan, dan ada juga yang menciptakan alat penyedot debu serta dispenser dari air limbah,” papar Muryawan.
Muhammad Raka Sopandi, siswa kelas XI E3, bersama kelompoknya membuat sebuah game edukasi
Kemudian, tema P5 di kelas XII adalah ‘Kewirausahaan’. “Secara sederhana, kegiatan ini telah dilaksanakan saat pameran kewirausahaan, dan sekarang fokusnya adalah pada informasi mengenai perguruan tinggi, mengingat mereka akan segera lulus,” tutur Muryawan.
Dalam tema kewirausahaan, siswa kelas XII belajar tentang pengolahan makanan dan minuman dari berbagai benua.
Muryawan juga menyatakan bahwa ada perbedaan dibandingkan penyelengaraan tahun sebelumnya terkait pertukaran siswa. Setiap tema memiliki ciri khas masing-masing, dan setiap siswa yang naik kelas akan mengusung tema yang berbeda, sehingga tidak akan ada yang sama setiap tahunnya bagi siswa setelah naik kelas.
Berdasarkan Kurikulum Merdeka, setiap siswa dari kelas X hingga XII pasti akan melalui tujuh tema yang diusung dalam P5. Muryawan berharap kegiatan serupa dapat terus ditingkatkan di masa mendatang dan yakin bahwa siapapun yang memimpin SMAN 3 Cimahi tidak akan menghilangkan tradisi ini.
Edu Fair SMAN 3 Kota Cimahi
Pandangan Siswa SMAN 3 Kota Cimahi, Terkait P5
Muhammad Raka Sopandi, siswa kelas XI E3, menjelaskan tentang karya yang dihasilkan oleh kelompoknya. “Kami membuat sebuah game menggunakan web scratch yang ditujukan untuk meningkatkan wawasan siswa SD mengenai Negara ASEAN. Tujuannya agar materi lebih mudah diterima oleh anak SD yang cenderung menyukai permainan,” kata Raka.
Menurut Raka, ilmu yang didapat dari kegiatan ini mencakup eksplorasi website scratch. Ia merasa lebih mengenal scratch serta menyadari pentingnya gotong royong dan kerjasama dalam kelompok untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat.
Sementara itu, Kania Adelia Yaris, siswi kelas XI B1, menjelaskan tentang karyanya yang berupa media pembelajaran berbasis QR dan permainan jenis electric touch maze. “Media berbasis QR berisi tantangan dan materi belajar, sedangkan electric touch maze adalah permainan yang bertujuan melatih motorik anak,” kata Kania.
Pengalaman yang didapat Kania berkaitan dengan pengembangan pengetahuan tentang kelistrikan dan dimensi P5 yang menekankan sisi kreatif serta berpikir kritis. Ia berharap dapat memanfaatkan teknologi di masa modern ini dengan bijak. [SR]***